Home

Media Informasi Seputar Arsitektur

Saturday, March 25, 2017

TESIS KEBERADAAN DAN OPTIMASI RUANG TERBUKA HIJAU BAGI KEHIDUPAN KOTA MAKASSAR



BAB I
PENDAHULUAN
A.    PENDAHULUAN
Perkembangan kota Makassar sebagai kota industri, perdagangan, maritim dan pendidikan sesuai dengan arah yang tertuang dalam Master Plan Makassar. Pembangunan di sekitar industri dan perdagangan ditunjang dengan pengembangan pelabuhan samudra, akan menciptakan percepatan pertumbuhan kota Makassar semakin tinggi. Peningkatan semua aspek kegiatan dengan diikuti pertambahan pendudukan kota yang cukup besar, pertambahan segala bentuk dan jenis gangunan, semakin padatnya kendaraan bermotor di jalan kota, semuanya sangat mempengaruhi tingkat klimatologi lingkungan kota.
Berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, setiap wilayah kota harus menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
sebesar 30% dari luas wilayah. Selain itu, kebutuhan akan Ruang Terbuka Hijau
pada suatu wilayah juga dapat ditentukan melalui berbagai indikator seperti
jumlah penduduk, kebutuhan oksigen, dan kebutuhan air bersih.
Kuantitas RTH yang semakin berkurang diiringi dengan kualitas yang
rendah menyebabkan keseimbangan daya dukung ekologis lingkungan kota tidak
terjaga pada akhirnya dapat menimbukan kerusakan lingkungan pusat kota berupa
rob, banjir, dan polusi (Hijraie, 2009). Dan Benston, et al. (2003) menyebut bahwa adanya keterlibatan masyarakat bersama pemerintah baik dalam proses perencanaan maupun pada pelaksanaan kebijakan terkait RTH merupakan sebuah landasan yang efektif dalam pengelolaan pertumbuhan sebuah kawasan perkotaan.
Kota Makassar yang saat ini berpenduduk sangat padat dan terkonsentrasi terutama di kawasan pusat kota, menjadikan tingkat kenyamanan penghuni lingkungan kota menurun. Dengan semakin padatnya lingkungan kota dan akibat pengotoran udara, akan mempengaruhi suhu udara, radiasi matahari, kelembaban udara serta aliran kecepatan angin lokal. Dampak dari keadaan yang demikian tersebut akan menjadikan keseimbangan lingkungan kota berubah. Oleh karena itu keberadaan dan optimasi ruang terbuka hijau kota sangat dibutuhkan oleh warga kota Makassar, Maka diperlukan pengelolaan yang baik dengan penghijauan yang terencana serta alami sesuai fungsi dan estetika kota akan sangat berpengaruh dalam mewujudkan lingkungan kota yang berkelanjutan.
Sementara pihak menilai ruang luar dan ruang terbuka hijau kurang begitu penting, bahkan sering dianggap sebagai “lahan nganggur”. Pemahaman tentang pentingnya lapangan-lapangan terbuka bagi masyarakat umum kurang disadari atau sementara pihak memang hanya melihat sisi bisnisnya saja, dengan alasan nilai ekonomi lahan tersebut. Nilai sosial, budaya, pendidikan, kejiwaan dan sebagainya kurang mendapatkan porsi yang sewajarnya. Hal itu terlihat dari pengalaman yang terjadi di kota-kota besar selama ini, banyak lapangan-lapangan terbuka yang strategis lokasinya diubah menjadi fungsi lain, yang dianggap lebih produktif.
Ruang terbuka hijau memiliki beberapa manfaat penting bagi sebuah kota dan merupakan unsur alamiah maupun binaan yang sangat berperan dalam mewujudkan kota yang berwawasan lingkungan (Brahmantyo, dkk. 2012). Keberadaan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan memiliki tujuan untuk menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan, mewujudkan keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan serta meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah dan nyaman (Mukafi, 2013). Pembentukan sistem ruang terbuka hijau kota merupakan respon terhadap kebutuhan ruang terbuka hijau suatu wilayah perkotaan yang meliputi kebutuhan dari aspek ekologis, sosial, dan ekonomi wilayah tersebut (Rahmy, dkk. 2012).
Untuk menciptakan kondisi runag terbuka hijau sesuai dengan harapan tersebut, tidak hanya menjadi tugas maupun tanggung jawab Pemerintah Daerah, tetapi juga memerlukan partisipasi atau dukungan dari seluruh masyarakat kota Makassar.
Keberadaan ruang terbuka hijau kota yang sangat dibutuhkan warga kota disamping fungsinya sebagai areal perlindungan ; sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian dan keindahan lingkungan ; sarana untuk memperbaiki iklim mikro dan pengaturan tata air dan perkotaan, akhir-akhir ini cukup banyak menghadapi masalah. Bahkan seringkali terjadi konflik penggunaan lahan yang menyangkut keberadaan ruang terbuka hijau di kawasa padat penduduk.
Permasalahan dihadapi dalam mengelola ruang terbuka hijau antara lain sebagai berikut :
  1. Beberapa wilayah tanah kosong berubah fungsi menjadi tempat untuk menumpuk barang-barang hasil pemulung atau menimbun barang bekas. Juga digunakan oleh masyarakat miskin sebagai tempat tinggal.
  2. Penggunaan taman sebagai tempat untuk melakukan kegiatan asusila, sehingga menyimpang dari tujuan pembangunan taman tersebut.
Ruang terbuka hijau adalah faktor determinan dalam menentukan kualitas lingkungan kota, maka ruang terbuka hijau itu sendiri harus berada dalam keadaan terbaiknya.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana mengidentifikasi keberadaan fungsi ruang terbuka hijau di Kota Makassar?
2.      Bagaimana mengidentifikasi optimasi fungsi ruang terbuka hijau di Kota Makassar?
C.    TUJUAN
1.      Mengidentifikasi keberadaan fungsi ruang terbuka hijau di Kota Makassar.
2.      Mengidentifikasi optimasi fungsi ruang terbuka hijau di Kota Makassar.
D.    MANFAAT PENELITIAN
1.      Dapat menciptakan suasana kota yang lebih nyaman dan dapat menambah nilai estetika kota.
2.      Menciptakan ruang terbuka hijau kota yang seimbang dengan kondisi kota yang dapat menjadi “nafas kota”, sehingga dapat mengurangi polusi udara yang berlebihan.
3.      Menyediakan sarana dan prasarana ruang terbuka hijau kota untuk kepentingan warga kota sehingga dapat berfungsi sebagai mana fungsi RTH.
E.     LINGKUP PENELITIAN
1.      Meninjau permasalahan yang timbul dibidang lingkungan khususnya RTH dalam usaha memenuhui kebutuhan masyarakat.
2.      Meninjau hal-hal spesifik dari RTH yang meliputi:
a.       Kegiatan yang akan diwadahi.
b.      Fasilitas yang akan disediakan untuk menunjang kegiatan RTH
3.      Memberikan ulasan atau solusi dalam penataan lingkungan khususnya penyediaan RTH Publik.
F.     METODE PENELITIAN
Pada penyusunan penulisan ini menggunakan metode deskriptif, dengan membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu, kemudian mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan yang sedang berlangsung untuk melakukan representasi obyektif tentang gejala-gejala yang terdapat di dalam masalah kemudian membuat komparasi dan evaluasi.
Kawasan amatan adalah kota Makassar, dengan penentuan sampel dengan cara pemilihan sampel representatif kemudian dilakukan pengambilan sampel secara random proporsional. Data yang ingin dikumpulkan data primer berupa survey dengan melakukan observasi untuk mengumpulkan data fisik serta melakukan wawancara pada warga masyarakat dan data sekunder dengan mengumpulkan data dari pemerintah kota Makassar yang terkait dan melakukan telaah pustaka yang berkaitan dengan ruang terbuka hijau kota.
Data kualitatif yang diperoleh akan dianalisa dengan interpretasi atau penafsiran. Proses analisa data dilakukan setelah proses pengumpulan dan pendeskripsian data dilaksanakan.
G.    SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah:
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang latar belakang, pokok permasalahan, tujuan penulisan signifikansi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini peneliti menjabarkan tentang tinjauan pustaka yang terdiri dari penelitian rujukan yang pernah dilakukan sebelumnya serta teori yang relevan dengan penelitian. Dalam bab ini juga dijabarkan operasionalisasi konsep yang dijabarkan dari teori yang digunakan.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini akan membahas mengenai metodologi penelitian yang digunakan yang kemudian dijabarkan pada pendekatan dan jenis penelitian, metode pengumpulan dan analisis data, narasumber/informan, lokasi dan waktu penelitian dan keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian.
BAB IV Gambaran Umum Kota Makassar
Bab ini akan membahas tentang gambaran umum Kota Makassar yang terdiri dari Letak Geografis dan Wilayah Administrasi, Klimatologi, Hidrologi, Vegetasi/Flora, Penggunaan Lahan, Pemukiman dan Perumahan, Demografi, Kondisi Udara, Sistem Transportasi dan Manajemen Lalu Lintas Kota Makassar.
BAB V Arah, Strategi dan Potensi Pengembangan RTH di Kota Makassar
Bab ini menjelaskan tentang arah dan strategi pengembangan RTH Kota Makassar dan potensi ketersediaan RTH tersebut berdasarkan pada gambaran perilaku masyarakat.
BAB VI Penutup
Pada bab ini, peneliti berusaha memberi kesimpulan berupa jawaban secara ringkas atas pertanyaan penelitian yang diajukan dalam pokok  kajian rancangan permasalahan, serta memberikan saran/masukan yang bersifat praktis dan teoritis bagi permasalahan penelitian.