Home

Media Informasi Seputar Arsitektur

Wednesday, April 20, 2016

FENOMENOLOGI ARSITEKTUR


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
B.       Tujuan dan Sasaran Pembahasan
C.      Lingkup Pembahasan
D.      Metode Penulisan

BAB II
TINJAUAN UMUM
A.    Ruang Secara Umum
1.      Pengertian Dasar Ruang
Ruang pada dasarnya sudah ada sejak awal. Ruang tidak dibuat oleh manusia tetapi manusia dapat merasakannya. Seseorang akan dapat merasakan adanya ruang di alam bebas, dengan mengibaratkan awan sebagai langit-langit, pegunungan atau lembah sebagai dinding, dan tanah tempat berpijak sebagai lantai, walaupun ruang-ruang yang dirasakan itu kadang-kadang tidak dapat dirasakan orang lain.
Menurut Lao Tzu Ruang adalah ” kekosongan ” yang ada di sekitar kita maupun disekitar obtek atau benda. Ruang yang ada di dalamnya lebih hakiki ketimbang materialnya/masannya. Kekosongan yang terbingkaikan adalah sebagai transisi yang memisahkan arsitektur dengan fundamental, ada Tiga Tahapan hirarki ruang :
1. ruang adalah hasil serangkaian secara tektonik
2. ruang yang dilingkupi bentuk
3. ruang peralihan yang membentuk suatu hubungan antara dunia di dalam dan
dunia di luar.
Menurut Plato, ruang adalah sesuatu yang dapat terlihat dan terab, mejadi teraba karena memiki karakter yang jelas berbeda dengan semua unsur lainnya. Plato menginginkan : kini, segala sesuatunya harus berwadaq, kasat mata, dan
teraba.


2.      Fungsi Ruang

3.      Struktur Pembentuk Ruang
     Pembentukan ruang dapat diartikan sebagai suatu proses perencanaan. Suatu program yang dipindahkan dari alam khayal menjadi organisasi ruang, dan terwujud dalam suatu "bentuk" (form) atau kesatuan ruang.
     Paham fungsionalisme didasarkan pada pelayanan kepada pemakai, berkaitan dengan reaksi psikologis pikiran-pikiran manusia, sama halnya dengan kegiatan fisik dan mekanik tubuh manusia. Proses psikologis manusia merupakan faktor utama, kepuasan bekerja atau dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dan dalam kehidupan, lebih sering bersumber dari ini, dibanding dengan kerja fisik semata.
     Idealismenya perencanaan yang efisien menuntut penyajian yang imajinatif dari fungsi pengembangan berbagai macam ruang. Bahkan melebihi persyaratan yang biasanya dijelaskan dalam sebuah program, agar berbagai macam aktivitas dimengerti secara mendalam.
     Ruang berhubungan erat dengan ukuran-ukuran manusia, kegiatan yang dilakukan dan dengan kebutuhan mental. Batasan ruang sangat relatif, dan berbeda satu dengan yang lain. Volume ruang dapat dianggap memuaskan oleh seorang tetapi belum tentu dapat diterima oleh orang lain.
     Ruang sempit akan memberi tekanan psikis, sedang ruang yang luas akan memberi keleluasaan dan kebebasan. Seorang perancang tidak boleh segan-segan mengadakan wawancara dengan calon penghuni, mengenai luas-luas ruang yang dikehendaki, unsur pewarnaan, pencahayaan, dan penyusunan perlengkapan. Kesemua data yang diperoleh perlu diperhitungkan agar ruang berkesan atau terasa luas.
3.      Unsur-Unsur Pembentuk Ruang
Ruang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia, baik secara Psikologi, emosional, dan dimensional. Manusia berada dalam ruang, bergerak, menghayati, berfikir dan juga menciptakan dan menyatakan bentuknya.
Secara umum, ruang di bentuk oleh tiga pembentuk elemen ruangan yaitu :
1. Bidang Alas/Lantai ( The base Plane ). Oleh karena lantai Merupakan pendukung segala aktifitas kita di dalam ruangan.
2. Bidang Dinding/pembatas ( The vertical Space Devider ). Sebagai unsur perancangan bidang dinding dapat menyatu dengan bidang lantai atau sebagai bidang yang terpisah.
3. bidang atap/langit-langi ( The Overhead Plane ). Bidang atap adalah unsure pelindung utama dari suatu bangunan dan pelindung terhadap pengaruh iklim.
4.      Hubungan antara faktor-faktor penentu ruangan dengan kualitas ruang

Adapun faktor-faktornya, antara lain:
-          Penentu keterangkuman
-          Kualitas ruangan
-          Dimensi
-          Proporsi
-          Skala
-          Wujud
-          Konfigurasi Bentuk
-          Definisi
-          Permukaan
-          Sisi-sisi
-          Warna
-          Tekstur
-          Pola
-          Bukaan Tingkat ketertutupan
-          Cahaya
-          Pandangan
5.      JENIS-JENIS RUANG
Ruang dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a.       Ruang Fisik
Pengertian ruang fisik adalah ruang yang terwujud secara fisik
b.      Ruang Psikologis
Pengertian ruang psikologis yaitu ruang yang hanya dapat dirasakan keberadaannya
c.       Ruang Sosiopetal
Cenderung untuk menyatukan individu-individu sehingga tercipta interaksi sosial.


B.     Ruang Berkumpul

BAB III
TINJAUAN KHUSUS
A.    Ruang Tertutup
1.      Ruang Perkuliahan 207
Data ruang:
2.      Ruang Perkuliahan 208
Data ruang:

3.      Ruang Studio Dasar
Data ruang:
4.      Koridor/selasar Ruang Perkuliahan Arsitektur
Data ruang:
5.      Tangga
Data ruang:
6.      Perpustakaan Umum
Data ruang:
7.      Lobby Kampus II
Data ruang:

B.     Ruang Terbuka
1.      Teras kampus II
Data ruang:
2.      Parkiran Belakang Kampus II
Data ruang:

BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran




No comments:

Post a Comment

Semoga Artikell Kami Bermanfaat,,,,,,,,,, Jagan Lupa Langganan dan Membagikan,,,,,,,,,!