BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Tujuan
dan Sasaran Pembahasan
D.
Metode
Penulisan
BAB
II
TINJAUAN
UMUM
A.
Ruang
Secara Umum
1.
Pengertian
Dasar Ruang
Ruang
pada dasarnya sudah ada sejak awal. Ruang tidak dibuat oleh manusia tetapi
manusia dapat merasakannya. Seseorang akan dapat merasakan adanya ruang di alam
bebas, dengan mengibaratkan awan sebagai langit-langit, pegunungan atau lembah
sebagai dinding, dan tanah tempat berpijak sebagai lantai, walaupun ruang-ruang
yang dirasakan itu kadang-kadang tidak dapat dirasakan orang lain.
Menurut Lao Tzu Ruang adalah ” kekosongan ” yang ada di sekitar kita maupun
disekitar obtek atau benda. Ruang yang ada di dalamnya lebih hakiki ketimbang
materialnya/masannya. Kekosongan yang terbingkaikan adalah sebagai transisi
yang memisahkan arsitektur dengan fundamental, ada Tiga Tahapan hirarki ruang :
1. ruang adalah hasil serangkaian
secara tektonik
2. ruang yang dilingkupi bentuk
3. ruang peralihan yang membentuk
suatu hubungan antara dunia di dalam dan
dunia di luar.
Menurut Plato, ruang adalah sesuatu yang dapat terlihat dan terab, mejadi
teraba karena memiki karakter yang jelas berbeda dengan semua unsur lainnya.
Plato menginginkan : kini, segala sesuatunya harus berwadaq, kasat mata, dan
teraba.
2. Fungsi
Ruang
3. Struktur
Pembentuk Ruang
Pembentukan ruang dapat diartikan sebagai suatu proses perencanaan.
Suatu program yang dipindahkan dari alam khayal menjadi organisasi ruang, dan
terwujud dalam suatu "bentuk" (form) atau kesatuan ruang.
Paham fungsionalisme didasarkan pada pelayanan kepada pemakai, berkaitan
dengan reaksi psikologis pikiran-pikiran manusia, sama halnya dengan kegiatan
fisik dan mekanik tubuh manusia. Proses psikologis manusia merupakan faktor
utama, kepuasan bekerja atau dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dan dalam
kehidupan, lebih sering bersumber dari ini, dibanding dengan kerja fisik
semata.
Idealismenya perencanaan yang efisien menuntut penyajian yang imajinatif
dari fungsi pengembangan berbagai macam ruang. Bahkan melebihi persyaratan yang
biasanya dijelaskan dalam sebuah program, agar berbagai macam aktivitas
dimengerti secara mendalam.
Ruang berhubungan erat dengan ukuran-ukuran manusia, kegiatan yang
dilakukan dan dengan kebutuhan mental. Batasan ruang sangat relatif, dan
berbeda satu dengan yang lain. Volume ruang dapat dianggap memuaskan oleh
seorang tetapi belum tentu dapat diterima oleh orang lain.
Ruang sempit akan memberi tekanan psikis, sedang ruang yang luas akan
memberi keleluasaan dan kebebasan. Seorang perancang tidak boleh segan-segan
mengadakan wawancara dengan calon penghuni, mengenai luas-luas ruang yang
dikehendaki, unsur pewarnaan, pencahayaan, dan penyusunan perlengkapan. Kesemua
data yang diperoleh perlu diperhitungkan agar ruang berkesan atau terasa luas.
3.
Unsur-Unsur
Pembentuk Ruang
Ruang tidak dapat di pisahkan dari
kehidupan manusia, baik secara Psikologi, emosional, dan dimensional. Manusia
berada dalam ruang, bergerak, menghayati, berfikir dan juga menciptakan dan
menyatakan bentuknya.
Secara umum, ruang di bentuk oleh
tiga pembentuk elemen ruangan yaitu :
1. Bidang Alas/Lantai ( The base Plane ). Oleh karena lantai Merupakan pendukung segala aktifitas kita di dalam ruangan.
2. Bidang Dinding/pembatas ( The vertical Space Devider ). Sebagai unsur perancangan bidang dinding dapat menyatu dengan bidang lantai atau sebagai bidang yang terpisah.
3. bidang atap/langit-langi ( The Overhead Plane ). Bidang atap adalah unsure pelindung utama dari suatu bangunan dan pelindung terhadap pengaruh iklim.
1. Bidang Alas/Lantai ( The base Plane ). Oleh karena lantai Merupakan pendukung segala aktifitas kita di dalam ruangan.
2. Bidang Dinding/pembatas ( The vertical Space Devider ). Sebagai unsur perancangan bidang dinding dapat menyatu dengan bidang lantai atau sebagai bidang yang terpisah.
3. bidang atap/langit-langi ( The Overhead Plane ). Bidang atap adalah unsure pelindung utama dari suatu bangunan dan pelindung terhadap pengaruh iklim.
4.
Hubungan
antara faktor-faktor penentu ruangan dengan kualitas ruang
Adapun faktor-faktornya, antara
lain:
-
Penentu
keterangkuman
-
Kualitas
ruangan
-
Dimensi
-
Proporsi
-
Skala
-
Wujud
-
Konfigurasi
Bentuk
-
Definisi
-
Permukaan
-
Sisi-sisi
-
Warna
-
Tekstur
-
Pola
-
Bukaan
Tingkat ketertutupan
-
Cahaya
-
Pandangan
5. JENIS-JENIS
RUANG
Ruang dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Ruang
Fisik
Pengertian ruang fisik adalah ruang yang terwujud
secara fisik
b. Ruang
Psikologis
Pengertian ruang psikologis yaitu ruang yang hanya
dapat dirasakan keberadaannya
c. Ruang
Sosiopetal
Cenderung untuk menyatukan individu-individu
sehingga tercipta interaksi sosial.
B.
Ruang
Berkumpul
BAB
III
TINJAUAN
KHUSUS
A. Ruang Tertutup
1.
Ruang
Perkuliahan 207
Data ruang:
2.
Ruang
Perkuliahan 208
Data ruang:
3.
Ruang
Studio Dasar
Data ruang:
4.
Koridor/selasar
Ruang Perkuliahan Arsitektur
Data ruang:
5.
Tangga
Data ruang:
6.
Perpustakaan
Umum
Data ruang:
7.
Lobby
Kampus II
Data ruang:
B. Ruang Terbuka
1.
Teras
kampus II
Data ruang:
2.
Parkiran
Belakang Kampus II
Data ruang:
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
No comments:
Post a Comment
Semoga Artikell Kami Bermanfaat,,,,,,,,,, Jagan Lupa Langganan dan Membagikan,,,,,,,,,!