RUMAH ADAT MALUKU UTARA
Di Maluku Utara, tepatnya dikecamatan sahu Kabupaten Halmahera barat
terdapat rumah adat yang dikenal dengan "sasadu". "sasadu" merupakan
"artefak"kebudayaan yang hingga kini masih kokoh dengan keaslian dan
kekhasaan konstruksi "sasadu"nya. di Tempat sasadu ini umunya dikenal
masyarakat sebagai tempat melaksanakan ritual-ritual adat istiadat
masyarakat sahu, dan juga digunakan sebagai tempat peretemuan masyarakat
atau desa setempat. Dari sekian banyakdesa dikecamatan sahu, hanya
terdapat beberapa desa saja yang hingga kini masih tetap menjaga
kelestarian rumah adat "sasadu", dianataranya desa poroniti, bukumatiti,
toboso, gamtala,idamdehe, akediri, awer, aketola, gamsungi, ngaon,
balisoang, golo, worat-worat, tacici, taraudu, tosoa, gamomeng,
loce,idam gamlamo. Menurut tradisi masyarakat setempat, "rumah sasadu"
ini sering digunakan masyarakat dimasing-masing desa tersebut ketika
selesai kegiatan panen raya masyarakat setempat sebagai ungkapan rasa
syukur terhadap yang maha kuasa. Berbagai macam makanan adat, seperti
halnya, jaha kam ( nasi yang dikukus didalam bambu dengan bungkusan daun
pisang), bira dada, (nasi kuning/tumpeng), dan makanan adat lainnya,
tak ketinggalan juga dalam acara panen raya yang dilaksanakn ritualnya
di rumah adat sasadu, para undangan disuguhkan minuman Cap tikus ,
lahang, atau tuak/arak( minuman lokal yang beralkohol yang hasilkan dari
tetesan air pohon enau). Kegiatan dimaksud dilaksanakan selama
seminggu, dengan iringan beduk, bunyian gong, nyanyian moro-moro dan
ungkapan dolabololo yang sepertinya mempunyai tafsiran filosofis untuk
mengungkapkan rasa syukur kepada sang kuasa atas nikmat yang telah
diberikan kepada mereka. Uniknya dalam kegiatan ini, bunyian beduk,
bunyian gong serta nyanyian moro-moro dan dolabolo tak pernah henti
selama seminggu. selama seminggu dalam acara itupula tidak pernah
berhenti disuguhkan minuman beralkohol sepertihalnya captikus dan lahang
oleh masyarakat yang mengikuti kegiatan dimaksud. Tapi anehnya selama
seminggu, mereka tidak pernah mabuk, bahkan tidak membuat kacau suasana
ritual adat tersebut. Disamping sebagai tempat melaksanakan upacara adat
istiadat pada masyarakat sahu, "sasadu" sering juga digunakan sebagai
tempat pertemuan masyarakat setempat.
No comments:
Post a Comment
Semoga Artikell Kami Bermanfaat,,,,,,,,,, Jagan Lupa Langganan dan Membagikan,,,,,,,,,!