GREEN BUILDING AT MAKASSAR (ECO-MALL)
KONSEP
RANCANGAN
Salah satu bangunan yang landasan
konseptualnya adalah juga penghematan energi, adalah Eco Mall di Singapore yang
merupakan Mall pertama yang di rancang dengan konsep Eco Architecture. Energi
panas yang tersimpan oleh panel Surya ini diubah menjadi energi listrik yang
selanjutnya dapat digunakan untuk menyalakan alatalat elektrikal, pencahayaan
buatan dan penghawaan buatan terutama pada penggunaan malam hari. Pada siang
hari sistim penghawaan dan pencahayaan lebih difokuskan pada pendekatan alami (natural
cooling and lighting). Permasalahannya adalah pengadaan panel surya ini
juga tidak murah. Namun untuk jangka panjang Panel Surya ini sangat efektif
untuk penghematan energi. Sedangkan pencayaan bisa dikombinasikan antara pencahayaan
alami dengan pemasangan kaca yang juga dapat mereduksi panas, pencahayaan
buatan, menggunakan lampu-lampu hemat energy dapat dipertimbangan untuk
pengurangan energi.
Lampu hemat energi adalah penggunaan
lampu-lampu yang mempunyai tingkat
efikasi
tinggi, artinya mempunyai tingkat Illuminasi cahaya tinggi (Lux)/ watt. Oleh karena
itu penggunaan lampu jenis SL dengan wattage rendah (8 – 11 watt) tetapi mempunyai
tingkat illuminasi 560 – 770 Lux sangat disarankan. Tingkat illuminasi sebesar
itu sangat mencukupi untuk kegiatan sehari-hari yang berkisar 150 – 400 lux. Keuntungan
dari dari pemakaian lampu hemat energi adalah tidak menimbulkan efek panas pada
ruang. Penerangan buatan juga dapat di hasilkan dari lamapu LED, yang memiliki
terang cahaya cukup kuat, dengan pemakaian daya yang rendah. Disisi lain pertimbangan
teknologi juga dimanfaatkan pada sistim penghawaan buata, ( Air Condition
), penghawaan buatan ini menjadi sangat vital manakala yang dibicarakan adalah
bangunan – bangunan tinggi, ataupun bangunan bentang lebar, yang tidak akan
mampu
menggunakan penghawaan alami. Permasalahannya adalah kontradiktif dengan masalah
pencahayaan. Secara teknologi hal ini di dalam bangunan tinggi dipakai cell tenaga
surya.
PROSES
PERANCANGAN
Dalam bagian pembahasan ini, akan dihadirkan
beberapa proses perancangan dengan konsep Eco Architecture dan juga mengacu
pada Smart Building. Analisa Rancangan Tapak, untuk mendapatkan sisitim
pencahayaan & penghawaan yang optimal, yang dikombinasikan dengan sisitim
tata udara dan tata cahaya yang direncankan seefisien mungkin, sehingga konsep
Smart Building dan Eco Architecturenya dapat di capai.
Berikut gambaran perancangan yang akan
diterapkan dalam bangunan:
- Posisi
bangunan terhadap pergerakan matahari yang berada pada bangunan nantinya adalah
bangunan Headquarters Of Energy Commission, yang juga memanfaatkan cell surya
untuk mengatasi efisiensi energi dalam bangunan, dibawah ini rancangan tapak
terhadap kawasan yang ada. Analisa pengaruh energi terhadap design bangunan,
untuk mencapai optimalisasi penggunaan energi dalam bangunan, akan tetapi masih
dapat mempertahankan sisi design bangunan serta aspek kenyamanan dan fungsinya
dapat terpenuhi.
-
Pemanfaatan cell surya,
selain untuk tampilan design arsitekturnya, juga memiliki fungsi yang sangat
besar dalam menyumbangkan energi yang digunakan, sehingga menghasilkan
keterpaduan yang sempurna untuk menciptakan Smart Building dan Eco
Architecture.
-
Karena lahan perkotaan telah
telanjur disesaki bangunan, maka sasaran perolehan sel - sel hijau daun beralih
pada hamparan atap datar gedung-gedung yang justru lebih banyak dibanjiri
cahaya matahari. Atap hijau jenis ini
ditandai struktur atap beton konvensional dengan biaya dan perawatan taman
relatif murah karena penghijauan atap hanya mengandalkan tanaman perdu dengan
lapisan tanah tipis. Manfaat atap hijau bukan hanya sebatas peningkatan nilai
estetika dan penghematan energi, pengurangan gas rumah kaca, peningkatan
kesehatan, pemanfaatan air hujan, serta penurunan insulasi panas, suara dan
getaran, tetapi juga penyediaan wahana titik temu arsitektur dengan jaringan
biotop lokal. Perannya sebagai "batu loncatan" menjembatani bangunan
dengan habitat alam yang lebih luas seperti taman kota atau area hijau kota lainnya.
- Secara
umum perletakan jendela harus memperhatikan garis edar matahari, sisi utara dan
selatan adalah tempat potensi untuk perletakan jendela (bukaan), guna
mendapatkan cahaya alami.
- penghawaan
alami dengan metode mengalirkan udara yang terencana dengan baik. Untuk
Indonesia yang terletak di sekitar khatulistiwa dengan kondisi iklim tropis
lembab. System penghawaan yang baik adalah melalui ventilasi silang baik secra
horizontal maupun vertical, sehingga akumulasi panas dan lembab di dalam ruang
dapat dikendalikan.
No comments:
Post a Comment
Semoga Artikell Kami Bermanfaat,,,,,,,,,, Jagan Lupa Langganan dan Membagikan,,,,,,,,,!