Home

Media Informasi Seputar Arsitektur

Monday, May 2, 2016

Skripsi Apartemen Hijau BAB II



BAB II
TINJAUAN APARTEMEN HIJAU

A.   Tinjauan Umum Apartemen

1.    Pengertian dan kelayakan Apartemen

a.    Pengertian Apartemen
Awalnya, apartemen lebih dikenal sebagai tempat tinggal bagi orang asing, orang kaya, atau mereka yang telah terbiasa tinggal di luar negeri. Namun, sekarang ini, tinggal di apartemen sudah menjadi gaya hidup, terutama bagi eksekutif muda yang ingin hidup serba nyaman, aman, praktis, dan efisien. Apartemen memiliki kekhususan jika dibanding dengan hunian biasa (landed house), aturan membeli, memiliki, dan meninggali apartemen pun tentu berbeda.
Harga tanah dipusat kota yang sudah terlalu mahal tidak memungkinkan bagi pengembang membangun perumahan / real estate. Maka, solusi terbaik adalah membangun tempat tinggal secara vertical dalam jumlah yang cukup banyak agar dapat dinikmati oleh banyak orang. Karena itulah umumnya di pusat kota dan tempat – tempat strategis, seperti dekat pintu tol, pusat bisnis, atau pusat kegiatan lainnya, apartemen dibangun.
Ada beberapa batasan pengertian apartemen, dikatakan bahwa apartemen adalah :
1).   Apartemen adalah suatu ruangan atau kumpulan ruang – ruang yang digunakan sebagai unit rumah tangga yang sifatnya dapat digunakan secara pribadi ataupun disewakan ( New International Dictionary of English Languange USA )

2).   Apartemen juga sebagai jenis unit tempat tinggal keluarga (  multi family dwelling units ) kecuali sebuah rumah tinggal yang berdiri sendiri bagi satu keluarga        ( Time Saver Standarts for Building Type, New York Mc GrawHill, 1966 )
3). Apartemen adalah merupakan rumah flat atau rumah petak bertingkat ( kamus Inggris – Indonesia, Jhon M Echols & Hasan Sadily )
4). Apartemen juga seperti sebuah rumah, merupakan suatu  wadah serangkaian hubungan emosional. Apartemen adalah tempat bersantai atau melepaskan diri dari ketegangan kehidupan, keributan, dan kekuatiran. Oleh karena itu apartemen harus menyediakan kenyamanan, keindahan, keamanan, dan privacy bagi keluarga yang tinggal didalamnya. ( Paul, 1978 )
Di Amerika Serikat dikenal istilah ‘Apartemen House’ , sedangkan di Inggris, bangunan ini dikenal dengan istilah Flats. Pada umumnya bangunan ini bertingkat banyak      ( High Rise Building ).
Berikut terdapat tabel motivasi masyarakat untuk tinggal di apartemen (rumah susun) walaupun masih banyak juga kalangan yang belum terbiasa tinggal pada hunian dengan konsep serba praktis ini.









Motivasi dan solusi dari apartemen
Motivasi
Solusi
Ingin mendekatkan tempat tinggal dengan tempat bekerja
Letaknya yang di tengah kota mengurangi keruwetan kota dan meringankan biaya transportasi.
Enggan mengurus rumah yang besar dengan halaman yang luas saat usia pension
Banyak apartemen dibangun menganut paham praktis dan efisien dalam tata ruang dan arsitekturnya.
Untuk investasi
Nilai jualnya selalu meningkat karena mengikuti perkembangan kemajuan kota. Ketika disewakan pun, nilainya akan tinggi sehingga modal pembelian segera kembali.
Sebagai rumah kedua
Suasana dan lingkungan yang berbeda dapat menjadi alternative tempat berlibut.
Ingin tinggal dengan suasana tenang, menikmati segala fasilitas tanpa repot mengurusnya
Fasilitas di apartemen umumnya lengkap, memenuhi semua kebutuhan penghuni, keamanan pun terjaga.
       Sumber : Majalah Rumah Edisi Special, Apartemen, 2006

b.     Kelayakan Apartemen
Sebagai tempat tinggal, apartemen harus menyediakan berbagai wadah kegiatan sehari – hari, yang terdiri dari :
1). Tempat tinggal – makan
2). Tidur/ istirahat
3). Memasak
Kegiatan ini umumnya diwadahi oleh ruang tamu, ruang keluarga, ruang tidur, ruang makan, dapur, dan dilengkapi dengan ruang pelayanan seperti kamar mandi, wc, ruang cuci, serta ruang pembantu. Ruang – ruang tersebut harus mampu memberikan layanan privasi yaitu bebas melakukan kegiatan tanpa gangguan orang lain, layanan kesehatan, kebersihan, keamanan, serta layanan untuk interaksi social disusul kebutuhan akan identitas diri dan status sosial.

2.    Jenis apartemen

a.    Berdasarkan sistem pelayanan:
1)    Fully service and fully furnished
Apartemen yang menyediakan semua pelayanan dari penyediaan perabotan, pemberesan ruang, laundry dan pembantu rumah tangga.
2)    Fully furnished
Apartemen hanya menyediakan perabotan rumah tangga, tanpa pelayanan untuk perawatan ruang yang disewa.
b.    Berdasarkan ketinggian:
1)    Bertingkat rendah (low rise)
Bangunan dengan ketinggian sampai 6 (enam) lantai termasuk row house, maisonette dan walk up apartment.
2)    Bertingkat sedang (medium rise)
Bangunan dengan ketinggian 5 (lima) sampai 8 (delapan) lantai.
3)    Bertingkat banyak (high rise)
Bangunan dengan ketinggian di atas 9 (sembilan) lantai.
c.    Berdasarkan bentuk massa
1)    Tower





Gambar 1. Sistem Tower
Sumber : Joseph De Chiara, 1975
2)    Slab






                     Gambar 2. Sistem Slab
           Sumber : Joseph De Chiara, 1975

3)    Variant






                         
                     Gambar  3. Variant
           Sumber : Joseph De Chiara, 1975

d.    Berdasarkan sistem pelayanan koridor:
1)    Sistem slab block
a)    Koridor satu sisi di tepi bangunan
(Single loaded corridor)






              Gambar 4. Single Loaded Corridor
             Sumber : Joseph De Chiara, 1975
b)    Koridor di tengah bangunan
(Double loaded corridor)







                                                 Gambar 5. Double Loaded Corridor
           Sumber : Joseph De Chiara, 1984

c)    Koridor pada dua sisi di tepi bangunan






       Gambar 6. Koridor pada Dua Sisi Tepi Bangunan
                  Sumber : Joseph De Chiara, 1984

2)    Sistem tower
Koridor terpusat (point block/tower)
Koridor terpusat di tengah-tengah bangunan pada sistem tower.





                                                  
       Gambar 7. Koridor Terpusat (Point Block/Tower)
                  Sumber : Joseph De Chiara, 1984
e.    Berdasarkan sistem penyusunan lantai
1)    Simplex
Satu unit hunian keluarga dilayani dalam satu lantai.


1 unit dalam 1 lantai
 






                            Gambar 8. Simpleks
                        Sumber : Pujantara, 2002

2)    Duplex
Satu unit hunian keluarga dilayani dalam dua lantai.



1 unit dalam 2 lantai
 





                                                            Gambar 9. Duplex
           Sumber : Joseph De Chiara, 1984

3)    Triplex
Satu unit hunian keluarga dilayani dalam tiga lantai.



1 unit dalam 3 lantai
 





                            Gambar 10. Tripleks
        Sumber : Joseph De Chiara, 1984

3.    Sistematika kepemilikan, pelayanan & pengelolaan

a.   Sistem kepemilikan
Pemilikan apartemen merupakan pemilikan yang dapat dimiliki secara individu dan meliputi hak bersama, hak atas tanah bersama yang kesemuanya merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Yang menjadi bagian penghuni adalah ruang yang terletak di dalam hunian ( rumah ) sedangkan ruang yang terletak di luar hunian merupakan fasilitas bersama seperti lift penumpang, tangga, tempat parkir, sarana olah raga dan rekreasi.
Sistem pemilikan bangunan oleh pihak penghuni yang direncanakan terbagi atas :
                   1).   Sistem kondominium
Sistem ini adalah sistem sewa beli dengan cara mengangsur perbulan, sebagai bukti pemilikan diberi sertifikat hak milik atas satuan unit rumah susun.
2).   Sistem sewa kontrak
Yaitu sistem sewa dengan waktu yang mengikat jangka waktu minimum satu tahun. Sistem sewa kontrak biasa digunakan karena dianggap tidak semua calon penghuni ingin menetap untuk selamanya. Sebahagian hanya memerlukan tempat tinggal sementara.

            b.    Sistem pelayanan
Meningkatnya pembangunan rumah flat maisonette diiringi yang kemudian melahirkan sistem penjualan lepas (strata title), yang sekarang lebih di sukai oleh para developer. Bagi developer sistem ini menguntungkan karena pengembalian investasi akan lebih cepat, dan modal awal yang dibutuhkan relatif kecil karena disubsidi dari pembayaran uang muka bagi calon penghuni. Disini konsumen menjadi bagian financing.
Di lain pihak, konsumen juga memerlukan bantuan kredit untuk dapat memiliki satuan apartemen. Melihat perkembangan ini, bank berusaha memberikan kemudahan dengan penurunan kredit konstruksi dan upaya pemberian bantuan Kredit Kepemilikan Apartemen ( KPA ). Upaya ini bertujuan untuk dapat membantu masyarakat yang tidak dapat membeli satuan apartemen dengan tunai.
Dalam pelaksanaan, kerja sama antara bank dan developer biasanya sudah dilakukan sejak konstruksi, setelah konstruksi selesai dan apartemen sudah dianggap layak huni, baru dilakukan pemberian izin KPA.  

c.    Sistem pengelolaan

Pengelolaan apartemen mengacu pada pelayanan yang selalu diarahkan pada tingkat hubungan dengan tamu / penghuni apartemen.
Segala jenis kegiatan membutuhkan sistem pelayanan yang terpadu agar kegiatan yang dilakukan akan menjadi lebih mudah, lebih praktis lebih aman, sehingga kepuasan dalam melakukan aktivitas dapat tercapai.
Sistem pelayanan yang direncanakan pada apartemen hijau, mempertimbangkan faktor-faktor:
1)  Kebutuhan tamu/penghuni, kenyaman, keamanan dengan tetap memperhatikan privacy.
2)  Karakteristik tamu/penghuni.
3)  Memberikan kebebasan yang terkoordinir pada tamu/ penghuni untuk menggunakan service/pelayanan yang di sediakan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pengelolaan apartemen juga berpedoman pada service untuk penghuni/tamu selama menginap di apartemen seperti halnya sistem pengelolaan pada hotel, tetapi tamu/penghuni diberi kebebasan untuk menggunakan sistem pelayanan/service yang ditawarkan, hal ini mengingat apartemen merupakan sarana akomodasi dengan jangka waktu menengah dengan penyediaan kamar hunian. Pengelola itu terdiri atas beberapa bagian, yaitu :

PIMPINAN
MANAGER + SEKERTARIS
WAKIL MANAGER
ADMINISTRASI
PENERANGAN KEAMANAN
MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PELAYANAN SERVICE
   











Gambar 11. Skema Struktur Organisasi Pengelola Apartemen


a)  Kantor Depan (Front Office)

Fungsi utama bagian kantor depan apartemen (front office) adalah menjual kamar dan bagian tersebut memiliki beberapa sub bagian:
(1)   Pelayanan pemesanan kamar (reservation service) mempunyai fungsi menerima pesanan-pesanan kamar yang dibuat oleh tamu.
(2)   Pelayanan penanganan barang-barang tamu (porter atau bell captain, desk service) mempunyai tugas mengurusi barang-barang bawaan milik tamu pada waktu check in dan check out.
(3)   Pelayanan informasi (information service) memberikan informasi yang dibutuhkan oleh tamu selama menginap di apartemen hijau.
(4)   Pelayanan check in dan check out tamu (reception atau front desk) mempunyai fungsi menangani tamu-tamu yang check in dan check out.
(5)   Kasir kantor depan apartemen hijau (front office cashier) mempunyai fungsi menangani pembayaran seluruh transaksi yang dibuat oleh tamu di dalam apartemen hijau selama menginap.

b)  Bagian Tata Graha Apartemen Hijau (Housekeeping)

Bagian tata graha adalah salah satu bagian yang terdapat dalam organisasi apartemen yang mempunyai peranan memberikan pelayanan, kenyamanan dan kebersihan apartemen. Tanggung jawab bagian tata graha dapat dikatakan dimulai dari pengurusan bahan-bahan yang terbuat dari kain seperti taplak meja (table cloth), sprei, sarung bantal, gorden dan sebagainya. Kemudian tanggung jawab berikutnya adalah menjaga kerapihan dan kebersihan ruangan serta perlengkapannya dan sampai pada program pengadaan/penggantian serta pemeliharaan ruangan apartemen beserta perlengkapannya. Melihat ruang lingkup tanggung jawab bagian tata graha atas ruangan apartemen, maka ruangan apartemen terdiri dari unit kamar tamu, ruang rapat, ruangan umum seperti lobby, corridor, restoran, dimana semuanya disebut front of the house. Disamping itu juga bertanggung jawab atas kebersihan dapur, ruang makan karyawan, ruang ganti pakaian karyawan, ruang kantor dan sebagainya, disebut back of the house.
Bagian tata graha dipimpin oleh seorang executive housekeeper, yang membawahi beberapa sub bagian seperti:
(1)   Bagian kamar tamu (room supervisor) mempunyai tanggung jawab untuk menjaga kebersihan, kerapihan dan kelengkapan kamar-kamar tamu.
(2)   Bagian ruangan umum (public area supervisor) mempunyai tanggung jawab menjaga atau memelihara kebersihan, kerapihan dan kelengkapan ruangan umum.
(3)   Bagian linen (linen supervisor) mempunyai tanggung jawab atas penyimpanan, penyediaan, kelengkapan, kebersihan dan kerapihan seluruh jenis linen yang dibutuhkan untuk keperluan operasional apartemen hijau.
(4)   Bagian binatu (laundry supervisor) mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan pemeliharaan seluruh jenis linen yang dipergunakan oleh operasional apartemen hijau.

4.      Fasilitas apartemen

Fasilitas pendukung dari suatu apartemen adalah fasilitas tambahan yang diberikan oleh pihak pengelola untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penyewa atau penghuni, baik secara membayar ataupun tanpa dipungut dipungut biaya tambahan untuk fasilitas yang digunakan tersebut.

Secara umum, fasilitas pendukung dari sutau apartemen dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a.  Fasilitas Olahraga dan Rekreasi
Fasilitas olahraga dan rekreasi yang biasa terdapat pada apartemen dengan standar internasional adalah:
1).   Out door        :    Kolam renang, tennis court, jogging       track, taman bermain dan lain-lain.
2)    In door           :    Fitness dan health center, squash dan lain-lain.
b.  Fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan lebih merupakan sarana untuk pertolongan pertama, seperti: klinik dan apotik.
c.   Fasilitas perbelanjaan
Selain berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penghuni, fasilitas perbelanjaan juga mempunyai fungsi dalam interaksi sosial penghuni. Fasilitas tersebut biasanya berupa minimarket.
d.  Fasilitas restoran
Fasilitas ini disesuaikan dengan calon penyewa yang akan dituju.
e.  Fasilitas ruang serbaguna
Fasilitas ini digunakan untuk kepentingan tertentu penghuni, pihak pengelolapun dapat menggunakannya dalam acara insidental yang juga berfungsi sebagai sarana interaksi sosial antar penghuni dan pengelola.
f.    Fasilitas laundry
Di dalam apartemen penghuni dapat mencuci sendiri jika disediakan ruang laundry pada masing-masing unit hunian, tetapi dapat pula menyerahkannya kepada pihak laundry yang disediakan pengelola dengan memberikan biaya tambahan.
g.  Fasilitas parkir
Fasilitas ini terbagi menjadi tiga peruntukan, yaitu parkir untuk tamu, penghuni dan pengelola.
Fasilitas-fasiltas penunjang di atas dapat ditambah sesuai dengan potensi pasar untuk calon penghuni atau penyewa.

5.    Karakteristik penghuni

Sasaran penghuni apartemen adalah golongan ekonomi menengah ke atas yaitu :
a.  Pengusaha
     Umumnya memiliki prestise tinggi. Maksud kunjungan umumnya dalam rangka melaksanakan kegiatan bisnis.
b.  Pejabat pemerintah
     Memiliki prestise tinggi, cenderung menggunakan fasilitas sesuai dengan jabatannya. Maksud kunjungan umumnya dalam rangka melaksanakan kegiatan dinas.
c.  Para profesional
     Memiliki pretise yang tinggi, memiliki corak kehidupan yang lebih maju. Maksud kunjungan umumnya dalam rangka urusan pekerjaan ataupun bisnis.
                             Sebagai masyarakat golongan menengah ke atas, mereka cenderung menuntut segala fasilitas untuk kemudahan selama melaksanakan kegiatan. Secara umum karakteristik golongan masyarakat ini adalah:
1)  Corak kehidupan mereka lebih maju.
2)  Mempunyai sikap individualis yang tinggi, sehingga mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
3)  Pada umumnya jenis pekerjaan sebagai pedagang atau karyawan perusahaan swasta dan memiliki status ekonomi menengah ke atas.
4)  Mempunyai kebutuhan akan privacy yang cukup tinggi, sehingga kadang-kadang mengisolasi diri.
5)  Lebih dapat menerima perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
6)  Pada umumnya sudah terbiasa hidup dalam bangunan tinggi.
7)  Masyarakat golongan ini merupakan keluarga kecil ataupun bujangan yang menuntut kelengkapan fasilitas untuk kebutuhan mereka.
8)  Menyukai ketenangan dan kedisiplinan waktu.
9)  Masyarakat berpenghasilan menengah ke atas memprioritaskan pada identitas diri dan hunian maupun akomodasi yang mempunyai standar modern. Dengan demikian hunian bagi mereka tidak lagi hanya sekedar tempat berteduh untuk mempertahankan hidup, tetapi hunian telah menjadi suatu pengejawantahan jati diri penghuninya, merupakan suatu status simbol sosial sebagai identitas bagi penghuninya dan pencerminan tata nilai serta selera penghuninya.

6.    Kebutuhan penghuni

Sarana kebutuhan yang berkaitan dengan penghuni, di pertimbangkan terhadap tiga faktor yaitu:
a.    Tingkat pendapatan
b.    Kebutuhan dasar
c.    Kebutuhan sarana hunian yang merupakan faktor yang bersifat  spesifik dan individualistik.
Ketiga faktor tersebut mempunyai skala prioritas tertentu dan berlainan, tergantung pada tingkat pendapatan masing-masing individu. Oleh karenanya apa dan bagaimana yang menjadi prioritas bagi masyarakat berpenghasilan rendah belum tentu sama dengan apa dan bagaimana yang menjadi prioritas bagi masyarakat berpenghasilan tinggi.
Perencanaan apartemen harus memperhatikan kehidupan individual dan kolektif, yang merupakan rangkaian macam-macam aktifitas baik yang bersifat rutin maupun yang insidentil. Apartemen membutuhkan ruang-ruang dengan skala yang manusiawi dengan privacy dan keamanan yang terjamin untuk kenyamanan penghuni pada tempat tinggalnya sendiri.

a.    Privacy
Privacy adalah suatu kondisi yang memberikan kebebasan bagi seseorang tanpa terganggu atau tanpa campur tangan pihak lain, baik berupa pandangan maupun suara.
Menurut jenisnya privacy dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1).   Internal Privacy      : Kebebasan melakukan aktivitas tertentu didalam unit hunian tanpa gangguan dari pihak lain, baik secara visual ataupun suara.
2).   External Privacy : Kebebasan menggunakan ruang luar sesuai dengan fungsinya tanpa diganggu pihak atau

Individual Private
Public Private







         Gambar 12. Individual dan Public Private
                                                Sumber : Joseph De Chiara, 1984


Mengadakan privacy tidak selalu berarti menyembunyikan diri. Bila seseorang menyembunyikan diri, yang diutamakan adalah fisiknya dari dunia di luar dirinya. Sedangkan pada pengadaan privacy, yang dipentingkan justru pemisahan pribadi secara mental.
Dalam apartemen, pengadaan atau pengaturan privacy penghuni dimaksudkan pada keadaan kesendirian dan keintiman dengan tidak melupakan segi interaksi sosial. Dengan pengaturan fisik atau lingkungan tertentu, dapat ditentukan jenis dan intensitas interaksi sosial sesuai dengan keinginan penghuni. Sebagai contoh:
1)    Pengaturan lingkungan fisik yang bersifat membatasi akan menunjang terbentuknya privacy, seperti ukuran terbuka dan tertutupnya pintu, jendela, tirai, pengaturan partisi yang permanen atau yang sementara serta penggunaan perabot lain untuk memisahkan ruang yang satu dengan yang lain.
2)    Lingkungan fisik dapat digunakan sebagai alat untuk mengadakan negosiasi penggunaan tempat dengan orang lain. Sebagai contoh entrance yang lebih terang cahayanya akan lebih banyak dikunjungi orang daripada tempat-tempat yang penerangannya lebih suram, padahal berada di geudng atau lingkungan yang sama.
3)    Pengaturan kontak sosial juga dapat diatur melalui pengaturan lingkungan fisik. Hal ini tidak selalu dilakukan melalui pembatas-pembatas ruang. Seperti dikemukakan di atas bahwa privacy tidak selalu berarti kesendirian, jadi bila hendak menciptakan situasi keintiman dalam keadaan tertentu, maka pengaturan lingkungan justru dilakukan dengan cara memojokkan, mempersempit dan mengatur cahaya sehingga orang yang berada dalam lingkungan tersebut merasa berada di dalam lingkungan dengan privacy yang tinggi, walaupun tidak ada pembatas yang jelas.
4)    Penentuan privacy juga dapat dilakukan dengan menetukan posisi orang tertentu, melalui pengaturan lingkungan fisiknya. Misalnya meja di restoran yang dimaksudkan untuk membangkitkan suasana akrab, tidak perlu dibuat dalam ukuran yang terlalu besar, tetapi perlu dipisahkan dengan jarak yang cukup besar antara satu meja dengan meja yang lain.

Pengamanan
Sehari-Hari
Saat Bencana
Kenyamanan Tinggal
Keselamatan Pemakai
b.   Keamanan
                       
                       






Gambar 13. Skema Aktifitas Pengamanan Penghuni

Secara umum, keamanan pada suatu apartemen mempunyai arti sebagai perlindungan terhadap penghuni apartemen dari gangguan atau bahaya baik dari dalam maupun dari luar lingkungan apartemen itu sendiri. Selain dari asalnya, gangguan dapat pula dibedakan dari tempat terjadinya yaitu:
1)   Gangguan perilaku manusia dari dalam apartemen
Gangguan pelilaku manusia dari dalam apartemen itu sendiri mempunyai arti gangguan yang disebabkan dari penghuni yang lain. Gangguan tersebut bias berupa aktivitas tertentu yang membahayakan atau mengganggu penghuni yang lain. Biasanya dasar tindakan pengelola apartemen adalah peraturan yang telah disepakati ketika penghuni akan menyewa apaertemen.
      2)  Gangguan perilaku manusia dari luar apartemen
Gangguan keamanan ini berasal dari luar apartemen. Di dalamnya termasuk pencurian, perampokan atau tindak kekerasan lain yang mungkin terjadi seperti hal pada perumahan biasa. Biasanya diatasi dengan merancang sistem keamanan yang terdiri dari beberapa bagian meliputi sistem pengorganisasian ruang, penggunaan alat-alat keamanan (CCTV atau video kontrol) dan aparat keamanan yang bertugas selama 24 jam secara bergantian.
      3)  Gangguan teknis dari dalam apartemen
Gangguan ini berasal dari keadaan fisik apartemen yang tidak atau kurang memenuhi persyaratan standard yang telah ditetapkan. Misalnya gangguan atau bahaya kebakaran. Cara untuk mengatasi gangguan ini terdiri atas dua bagian. Pertama langkah untuk menyelamatkan penghuniyaitu dengan tangga darurat, koridor yang bebas dari asap ataupun dengan kantong plastik penyelamat. Kedua adalah untuk memadamkan kebakaran itu sendiri dengan alat pendeteksi dan pemadam kebakaran.


c.   Kenyamanan

Kenyamanan dalam suatu apartemen adalah suatu keadaan yang menimbulkan perasaan senang dan tenang, termasuk juga tersedianya fasilitas-fasilitas pendukung yang memadai.
Faktor-faktor yang diperhatikan untuk kenyamanan dalam suatu apartemen adalah:
1)    Suhu udara
Suhu udara akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu:
a)    Adanya sinar matahari yang langsung masuk dalam ruang atau radiasinya
b)    Pemancaran panas dari elemen-elemen di dalam ataupun di luar ruang
c)    Adanya pamanasan global
d)    Kurangnya ruang terbuka hijau
e)    Kecepatan pergantian udara dan besarnya ventilasi
f)     Panas tubuh manusia dalam ruang
2)    Kelembaban udara
Karena kelembaban udara di Indonesia cukup tinggi, maka perlu diusahakan untuk menciptakan kelembaban udara yang ideal dengan memperhatikan faktor-faktor :
a)    Pemilihan bahan bangunan yang tidak mudah lapuk dan tidak berjamur
b)    Ruang luar hunian, perlu adanya tempat-tempat penampungan air seperti kolam karena hal ini dapat mempengaruhi kelembaban udara
c)    Alat-alat dalam hunian yang mengeluarkan asap.
3)    Aliran udara
Besarnya aliran udara tergantung dari letak dan dimensi bukaan, dengan aliran udara yang baik yaitu 0.1 – 0.5 m/det. Lebih atau kurang dari batas tersebut akan mengganggu kesehatan.
Kecepatan aliran udara ini juga tergantung pada ketinggian bangunan. Semakin tinggi bangunan maka kecepatan angin akan semakin besar. Prosentase aliran udara adalah sebagai berikut :









                     Gambar 14. Prosentase Aliran Udara
                                           Sumber : Joseph De Chiara, 1984
 


4)    Pencahayaan
Dalam perancangan suatu ruang, cahaya merupakan unsur yang sangat penting karena pengaruhnya yang sangat besar dan efek-efek tertentu yang dapat ditimbulkan oleh cahaya tersebut.
Menurut sumbernya, pencahayaan dibedakan menjadi dua, yaitu :
a)  Pencahayaan alami       :            Pencahayaan yang berasal dari                           sinar matahari.
b)  Pencahayaan buatan    : Pencahayaan yang berasal dari
Benda-benda buatan manusia, seperti lampu, lilin dan sebagainnya.                     


B.   Tinjauan Hijau

       1.  Pengertian hijau

            Secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air dan energi.

Dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan yang efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada, mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam mengembangkan produktivitas penghuninya, penataan tata ruang dengan lebih banyak penghawaan silang sehingga kelak memimalkan kerja pengkondisi udara atau kipas angin, penataan ruang dengan pertimbangan pencahayaan alami yang lebih banyak dengan kaca atau glassblock ecara tepat, misalnya menghadap ke arah yang selatan atau timur dan skylight didalam ruangan. Arah hadap jendela, pintu dan fasade lainnya, teritisan atap yang lebih panjang sehingga dapat meneduhkan pemakai bangunan, atap yang lebih tinggi untuk kondensasi panas, pemakaian bahan-bahan bangunan yang mudah didapat (disekitar lingkungan) kita sehingga beban transportasi yang lebih sedikit.
Dengan kata lain hijau dapat memberi keseimbangan antara ruang bangunan dengan landscape terbuka untuk tanaman. Outdoor-nya banyak diselingi penanaman pepohonan sehingga bisa membuat lingkungan tersebut hijau, namun juga menjaga kelestarian alam yang sejuk dan bisa mencegah banjir karena adanya tanaman.

2.  Manfaat tanaman pada bangunan

                        Penghijauan pada bangunan mempunyai arti luas adalah segala upaya untuk memulihkan, memelihara,dan meningkatkan kondidsi lahan, dinding dan atap agar dapat di manfaatkan secara optimal. Tumbuhan yang daunnya hijau dalam ekosistem berperan sebagai produsen yang mengubah energy surya menjadi energy potensialuntuk mahluk lainnya, dan mengubah CO2 Menjadi O2 dalam prosesfotosintesis.
                        Dengan meningkatkan penghijauan di perkotaan berarti dapat mengurangi CO2 atau polutan lain yang berperan dalam terjadinya efek rumah kaca atau gangguan iklim (Pengetahuan lingkungan-manusia-bangunan 6. Oleh Hendry feriadi & Heynz Frick)
                        Beberapa manfaat lain tanaman pada bangunan adalah sebagai berikut :
a.  Pengurangan karbon dioksida dan peningkatan pertukaran oksigen.
Tanaman dapat menyerap karbon dioksida dan melepas oksigen keudara dalam proses fotosintesis. Oleh karna itu, kestabilan dari komposisi udara (oksigen, nitrogen, argon karbondioksida, uap air, dan komponan lainnya). Tanaman dapat pula melindungi tanah dari terik matahari sehingga tidak terlalu cepat kering dan berdebu. Penghijauan tanah sebagai rumput-rumputan dapat di manfaatkan sebagai taman, sedangkan tanaman berdaun yang menjalar seperti berbagai macam suru dan sebagainya menhijaukan dengan berbagai warna hijau. Tanaman yang menghasilkan kesuburan tanah adalah mimosa (putrid malu), pacar tembok, lidah ayam, sukelent, kacang tanah dan lain-lain.

b.  Mengurangi kebisingan
Fungsi tanaman pada bangunan dapat mengurangi tingkat kebisingan hingga 50 dB. Lapisan tanah setebal 12-20 cm dapat menguragni tingkat kebisingan hingga 40-46 dB. Lapisan tanah cenderung untuk meredam frekuensi rendah sedangkan tanaman meredam frekuensi yang tinggi dengan absobsi (mengubah energy bising kedalam energy kinetis dan kalor), refleksi dan defleksi (penyebaran). Semua jenis tanaman dapat mengurangi kebisingan misalkan tanaman semak belukar adalah tumbuhan perdu yang mepunyai cabang kayu yang kecil dan rendah. Semak belukar dapat dimanfaatkan sebagai penghijauan rendahyang dapat di bentuk dangan memotong tangkainyaatau sebagai pagar hijau. (Pengetahuan lingkungan-manusia- bangunan 6. Oleh Hendri Feriadi & Heinz Frick)
            c.  Dapat menurunkan suhu udara pada bangunan
                                        Permukaan pada bangunan biasanya terbuat dari material yang keras dan gelap dengan nilai albedo yang rendah (nilai pemantul/reflektivitas yang rendah), hal ini tentunya menyebabkan pada efek pemanasan perkotaan di mana suhu udara di kota semakin tinggi di banding dengan daerah pinggiran. Akibat dari naiknya suhu udara di perkotaan adalah pemanasan global, tingginya tingkat polusi udara dan pemakaian polusi udara yang lebih boros.

d.  Memperbaiki kualitas udara     
                                        Daerah bangunan yang terpanasi secara langsung menyebabkan udara keatas  (vartikal), dimana aliran udara ini juga akan membawa sebagian debu yang berterbangan di dekat permukaan tanah. Tanaman pada bangunan dapat memperbaiki kualitas udara secara langsung dengan cara menurunkan suhu permukaan (dengan efek baying-bayangannya) sehingga mengurangi pergerakan udara kearah vertical, tanaman dapat pula menyaring partikel yang berterbangan di udara dengan daun  dan dahannya. Ciri tanaman yang dapat memperbaiki kualitas udara haruslah mempunyai daun yang rimbun yang mempunyai banyak dahan adalah : cemara, akasia, jati, gebang,lamtoro,akar pulurun, dan lain-lain.
e.  Memperbaiki penyerapan air hujan
Kemampuan tanaman untuk menyimpan air hujan sering kali di pandang sebagai cara praktis untuk mengendalikan air limpahan (run off)dari bangunan. Dari aspek lingkungan, hal ini berarti berpengaruh positif seperti berkurangnya kontaminasi permukaan air hujan, mengurangi erosi tanah, meningkatkan kehidupan tanaman, mengurangi beban pada saluran air hujan serta mencegah datangnya banjir. Ciri dari tanaman ini haruslah mempunyai akar yang kuat sehingga dapat menanam struktur tanah, misalkan tanaman jati, palem,Rumput gajah, gebang, pinus dan lain-lain.
f.   Meningkatkan daya tarik pada bangunan (estetika)           
Tanaman sering dipakai untuk meningkatkan keindahan dari lingkungan. Tanaman yang rindang menawarkan pemandangan visual yang kontras (berbeda) dan member kesegaran tersendiri dari lingkungan yang begitu padat. Tanaman dalam lanskap yang baik dapat memperbaiki estetika banguna secara keseluruhan, bahkan seringkali menutupi keburukan desain suatu bangunan. (pengetahuan lingkungan – manusia - bangunan 6. Oleh Hendry Feriadi & Heinz Frick).
       3. Fungsi ruang terbuka hijau
            Kegiatan-kegiatan manusia yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan hijau mengakibatkan perubahan pada lingkungan yang akhirnya akan menurunkan kualitas lingkungan perkotaan. Kesadaran menjaga kelestarian lingkungan hijau pasti akan lebih baik jika setiap orang mengetahui fungsi ruang terbuka hijau bagi lingkungan perkotaan. fungsi dari ruang terbuka hijau bagi kota yaitu untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan dalam kota dengan sasaran untuk memaksimum kesejahteraan warga kota dengan menciptakan lingkungan yang lebih baik dan sehat seperti pada gambar di bawah ini.
                                                                                                           
           







Gambar 15. Taman Insulindepark
  Sumber : htt//.1.b.blokspot.com

            Berdasarkan fungsinya menurut Rencana Pengembangan Ruang terbuka hijau tahun 1989 yaitu :
a. Ruang terbuka hijau berfungsi sebagai tempat rekreasi dimana penduduk dapat melaksanakan kegiatan berbentuk rekreasi, berupa kegiatan rekreasi aktif seperti lapangan olahraga,rekreasi pasif seperti taman.
b. Ruang terbuka yang berfungsi sebagai tempat berkarya, yaitu tempat penduduk bermata pencaharian dari sektor pemanfaatan tanah secara langsung seperti pertanian pangan, kebun bunga dan usaha tanaman hias.
c. Ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai ruang pemeliharaan yaitu ruang yang memungkinkan pengelola kota melakukan pemeliharaan unusur-unsur perkotaan seperti jalur pemeliharaan sepanjang sungai dan selokan sebagai koridor kota.
d. Ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai ruang pengaman, yaitu untuk melindungi suatu objek vital atau untuk mengamankan manusia dari suatu unsur yang dapat membahayakan seperti jalur hijau disepanjang jaringan listrik tegangan tinggi, jalur sekeliling instalasi militer atau pembangkit tenaga atau wilayah penyangga.
e. Ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai ruang untuk menunjang pelestarian dan pengamanan lingkungan alam, yaitu sebagai wilayah konservasi atau preservasi alam untuk mengamankan kemungkinan terjadinya erosi dan longsoran pengamanan tepi sungai, pelestarian wilayah resapan air.
f.  Ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai cadangan pengembangan wilayah terbangun kota di masa mendatang.
            Sangat penting untuk diingat bahwa tumbuhan merupakan kehidupan pelopor yang menyediakan bahan makanan dan perlindungan kepada hewan maupun manusia. Sementara untuk kota di luar negeri taman identik dengan peradaban suatu bangsa, sehingga mereka sangat memperhatikan masalah pembanguan fungsi.
            Fungsi ruang terbuka hijau kota secara langsung dan tidak langsung, sebagian besar di hasilkan dari adanya fungsi ekologis, atau kondisi ’alami’ ini dapat dipertimbangkan sebagai pembentuk berbagai faktor. Berlangsungnya fungsi ekologis alami dalam lingkungan perkotaan secara seimbang dan lestari akan membentuk kota yang sehat dan manusiawi seperti pada gambar di bawah ini.

 
















Gambar 16. Lahan Terbuka Kota Bandung
                                               Sumber : htt//.1.b.blokspot.com

C.   Studi Banding Pada Bangunan Hijau
1.  Bangunan ramah lingkungan
Skala bangunan dan proporsi ruang terbuka harus memerhatikan koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien dasar hijau (KDH) yang berkisar 40-70 persen ruang terbangun berbanding 30-60 persen untuk ruang hijau untuk bernapas dan menyerap air. Keseluruhan atau sebagian atap bangunan dikembalikan sebagai ruang hijau pengganti lahan yang dipakai massa bangunan di bagian bawahnya. Atap-atap bangunan dikembangkan menjadi taman atap (roof garden) dan dinding dijalari tanaman rambat (green wall) agar suhu udara di luar dan dalam turun, pencemaran berkurang, dan ruang hijau bertambah, lihat pada gambar di bawah ini.       
      





 













       Gambar 17. Gedung ramah lingkungan   

Hijau mengoptimalkan lahan bangunan sebagai ruang hijau kota. Bangunan dengan fungsi hijau merupakan reinterpretasi sosial budaya masyarakat terhadap alam dan kehidupan tempat tinggalnya. (http://ciptakarya.pu.go.id/index.php)
Bangunan dan taman mensyaratkan hemat bahan efisien, praktis, ringan, tapi kokoh dan berteknologi tinggi, tanpa mengurangi kualitas bangunan. Bentuk geometris dan proporsional tetap sangat menonjolkan bentuk dasar arsitektur yang tegas. Hijau mensyaratkan dekorasi dan perabotan tidak perlu berlebihan, saniter lebih baik, dapur bersih, desain hemat energi, kemudahan air bersih, luas dan jumlah ruang sesuai kebutuhan, bahan bangunan berkualitas dan konstruksi lebih kuat, serta saluran air bersih. keterbukaan ruang-ruang dalam bangunan yang mengalir dinamis. Keterbatasan Bangunan mensyaratkan teras-teras lebar (depan, samping, belakang), ketinggian lantai yang cenderung rata sejajar, distribusi void-void, pintu dan jendela tinggi lebar dari plafon hingga lantai dilengkapi jalusi (krepyak), dinding transparan (kaca, glassblock, fiberglass, kerawang, batang pohon), atap hijau (rumput) disertai skylight, penempatan jendela, pintu, dan skylight bertujuan memasukkan cahaya dan udara secara tepat, bersilangan, dan optimal pada seluruh ruangan,seperti pada gambar di bawah ini.
 










                  
         Gambar 18. Bangunan hijau di Montreal
           Sumber : http//s301.photobacket.com

Dinding bangunan atau dinding pagar dapat pula ditumbuhi tanaman rambat sebagai kulit hijau bangunan yang berfungsi sebagai penghambat radiasi sinar matahari dan menjaga kestabilan suhu permukaan dinding serta menyejukkan visual sekitar. Bagi lahan yang sempit, taman dapat diletakkan di tengah-tengah rumah yang berfungsi sebagai pengikat semua unsur bangunan. Kamar tidur, ruang tamu/keluarga, dan dapur diarahkan mengelilingi menghadap ke arah taman, teras atas dan atap bangunan merupakan lahan potensial sebagai lahan hijau, seperti atap rumput, teras rumput, atau taman teras atas. Atap dan teras atas yang ditutupi rumput merupakan konsekuensi pengembalian fungsi ruang hijau yang telah diambil oleh massa bangunan di bawahnya.







 
















                        Gambar 19. Bangunan hijau
                Sumber : http//s301.photobacket.com


Gambar di atas menjelaskan perolehan sel-sel hijau daun beralih pada hamparan atap datar gedung-gedung yang justru lebih banyak dibanjiri cahaya matahari.
 











                    Gambar 20. Apartemen mediterania marina residence
                         Sumber : http//s301.photobacket.com

Gambar di atas menjelaskan persenyawaan bangunan dan taman dalam konsep hijau memiliki banyak keuntungan bagi bangunan itu sendiri, lingkungan sekitar, dan skala kota secara keseluruhan. Bangunan memiliki sistem terbuka. Maka, setiap bangunan yang dibangun berdasarkan konsep hijau dapat mengurangi krisis kualitas lingkungan sekitar.
Ciri-ciri yang di katakan bangunan mesra alam (bangunan hijau) itu adalah seperti berikut:
a.  Orientasi bangunan yang menjauhi arah matahari.
b.  Mempunyai ciri-ciri yang teduh.
c.   Membolehkan aliran udara.
d.  Mempunyai permukaan dalam yang berupaya membalik sinar matahari.
e.  Tidak memerlukan pencahayaan buatan pada waktu siang.
f.    Menggunakan bahan yang mesra alam.
 












          Gambar 21. Mall Namba Park di kota osaka
                  Sumber : http//kompas 7 Oktober 2007 oleh Evawani Ellisa
                                 dosen Arsitektur universitas Indonesia
Gambar diatas menjelaskan lahan perkotaan telah telanjur disesaki bangunan, maka sasaran perolehan sel-sel hijau daun beralih pada hamparan atap datar gedung-gedung yang justru lebih banyak dibanjiri cahaya matahari. Sebenarnya gerakan atap hijau telah muncul di Jepang sejak awal abad ke-20 melalui konsep eco-roof, tetapi sifat pengembangannya masih ekstensif. Atap hijau jenis ini ditandai struktur atap beton konvensional dengan biaya dan perawatan taman relatif murah karena penghijauan atap hanya mengandalkan tanaman perdu dengan lapisan tanah tipis.

2. Kesimpulan

a.   Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa bangunan hijau tentunya lebih dari sekedar menanam rumput atau menambah tanaman lebih banyak di sebuah bangunan, tapi juga lebih luas dari itu, misalnya memberdayakan arsitektur atau bangunan agar lebih bermanfaat bagi lingkungan, menciptakan ruang-ruang publik baru, menciptakan alat pemberdayaan masyarakat, dan sebagainya. Hiaju dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik).
b.   Katakan bangunan hijau itu adalah bangunan ala tropis dengan banyak bukaan. Dalam hal estetika, terletak pada filosofi merancang bangunan yang harmonis dengan sifat-sifat dan sumber alam yang ada di sekelilingnya seperti taman dan halaman juga tidak sekadar memperhatikan estetika, orientasi bangunan yang menjauhi arahmatahari, mempunyai ciri-ciri teduhan, membolehkan aliran udara, mempunyai permukaan dalam yang berupaya membalik sinar matahari.
c.   Ukuran hijau ditentukan oleh berbagai faktor, dimana terdapat peringkat yang merujuk pada kesadaran untuk menjadi lebih hijau. Bangunan dengan fungsi hijau merupakan reinterpretasi sosial budaya masyarakat terhadap alam dan kehidupan tempat tinggalnya. Hijau mengoptimalkan lahan Bangunan sebagai ruang hijau kota.
d.   Profesi arsitek saat ini sedang mengalami tekanan yang kuat untuk melakukan perubahan besar dalam metode merancang dan juga melakukan absorbsi teknologi yang cepat agar dapat menghasilkan rancangan yang kontemporer yang berorientasi pada Arsitektur Hijau (green architecture), yang lebih tanggap pada isu-isu lingkungan.
      Saat ini Best Practice selalu dikaitkan dengan etika arsitek dalam mengantisipasi pemanasan global, penghematan energy, dan pengelolaan lingkungan yang lebih bertanggung-jawab. (Budi Pradono). 

NOTE. UNTUK FILE MENTAH SILAHKAN KOMENTAR DAN SERTAKAN EMAIL ANDA, DAN KAMI AKAN MENGIRIMKAN LINK DOWNLOADX

<<<<<<<<<<KEMBALI KE BAB I


LANJUTAN BAB III>>>>>>>>>>>>

No comments:

Post a Comment

Semoga Artikell Kami Bermanfaat,,,,,,,,,, Jagan Lupa Langganan dan Membagikan,,,,,,,,,!