Home

Media Informasi Seputar Arsitektur

Tuesday, May 17, 2016

Skripsi Hotel Pariwisata Danau Kalimutu BAB III



BAB III
TINJAUAN KHUSUS
A.    Tinjauan Umum Kabupaten Ende
1.      Kondisi geografis dan administrasi
a.       Kondisi geografis
Kabupaten Ende adalah sebuah kabupaten di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Luas kabupaten ini yaitu 2.046,6 km² dengan populasi jumlah penduduk 262.712 jiwa (Registrasi penduduk BPS 2010) . Ibu kotanya yaitu Kota Ende. Kabupaten Ende terletak pada 8°26’24,71”LS–8°54’25,46” LS dan 121°23’40,44” BT–122°1’33,3” BT.
b.      Kondisi administrasi
Secara administrasi pemerintahan, Kabupaten Ende terdiri dari 21 kecamatan, yaitu:
1)      Nangapanda
2)      Ende
3)      Ende Selatan
4)      Ende Utara
5)      Ende Tengah
6)      Ende Timur
7)      Ndona
8)      Wolowaru
9)      Magekoba/Maurole
10)  Detusoko
11)  Pulau Ende
12)  Maukaro
13)  Wewaria
14)  Wolojita
15)  Kelimutu
16)  Detukeli
17)  Kota Baru
18)  Lio Timur
19)  Ndori

Batas wilayah kabupaten Ende yaitu:
a)      Sebelah Utara berbatasan dengan laut Flores
b)      Sebelah Selatan berbatasan dengan laut Sawu
c)      Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sikka
d)     Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Nagekeo











Gambar 11 ; Peta Administrasi Kabupaten Ende
2.      Kondisi topografi
Pembagian wilayah menurut ketinggian dari permukaan laut terdiri atas 79,4 % luas wilayah berada pada ketinggian kurang dari 500 meter diatas permukaan laut, dan 20,6% luas wilayah berada pada ketinggian lebih dari 500 meter diatas permukaan laut. Sementara itu, pembagian wilayah menurut kemiringan tanah adalah:
a.        3,02 % dari luas wilayah dengan kemiringan 0 - 3 %;
b.      5,85 % dari luas wilayah dengan kemiringan 3 - 12 %;
c.       19,59 % dari luas wilayah dengan kemiringan 12 - 40 %;
d.      71,54 % dari luas wilayah dengan kemiringan 40 %.
Wilayah Kabupaten Ende ini termasuk juga dalam deretan jalur gunung berapi, sebut saja gunung berapi Iya yang memiliki ketinggian 637 mdpl, dimana letusan terakhirnya terjadi pada tahun 1969. Masih ada juga gunung berapi Mutubusa yang memiliki ketinggian 1.690 mdpl, dimana terakhir kalinya tercatat memuntahkan lahar panas pada tahun 1938. Curah hujan di Kabupaten Ende tercatat lebih signifikan pada bulan nopember hingga bulan april. Dengan curah hujan rata-rata pertahun 2.171 mm. Perbedaan amplitudo suhu harian rata-rata juga tidaklah terlampau signifikan, berada dalam ambang 6,0° c. Dimana suhu terpanas pada siang hari adalah 33° c dan suhu udara malam hari memiliki suhu terendah pada titik 23° c. Kelembaban nisbi Kabupaten Ende berada dalam kisaran rata-rata 85 %. Sumber utama pertanian bagi masyarakat Kabupaten Ende adalah dari beberapa mata air yang relatif bertahan debit airnya, selain dari sumber mata air tadahan lainnya. Beberapa lokasi mata air ini antara lain : mata air Wolowona yaitu mencapai 200 lt/dtk yang terdapat di kecamatan Ndona tepatnya berada di desa Onelako, mata air aekemele dengan debit 40 lt/dtk, mata air moni dengan debit 35 lt/dtk, mata air Aeuri dan Aewenanda di Kecamatan Ende Selatan. Jenis tanah di Kabupaten Ende adalah tanah mediteran, latosol, alluvial, regosol, grumosol, dan andosol.

3.      Potensi wisata di Kabupaten Ende






Gambar 12 ; Peta Wialayah Pengembangan Kabupaten Ende
Tabel 1 : Potensi Wisata di Kabupaten Ende
WP
Kecamatan
Potensi Wisata
Sarana Akomodasi
WP 1
Ende
Ende Selatan
Ende Utara
Ende Tengah
Ende Timur
Air Panas Kombandaru
Air Terjun Kedebodu
Situs Rumah Bung Karno
Tempat Perenungan Pncasila
Museum Bahari dan Makam Ibu Asmi
Hotel Flores
Hotel Mentari
Hotel Grand Wisata
Hotel Safari
Hotel Iklas 
WP 2
Ndona
Detusoko
Detukeli
Ndona Timur
Air Panas Detusoko
Kampung Adat Wologai

WP 3
Wolowaru
Wolojita
Kelimutu
Lio Timur
Ndori
Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna
Air Panas Liasambe
Kampung Adat Nggela
Taman Laut Ndori
Hotel Flores Sare
WP 4
Nangapanda
Pulau Ende
Maukaro
Danau Tiwu Sora
Pantai Maukaro
Benteng Portugis Pulai Ende

WP 5
Magekoba / Maurole
Wewaria
Kota Baru
Pantai Pasir Putih Maurole tempat bertelur Kura – kura.
Pantai menabara Maurole


Danau Kelimutu
Taman Nasional Kelimutu

Taman Laut Ndori

Kampung Adat Ngeela

Air Panas Liasambe

 
                                         
                                                    
                                                                                                                                                                    

Gambar. 13. Peta potensi wisata di WP III
(Sumber, Peta Kabupaten. Tahun 2011)
4.      Fasilitas akomodasi di Kabupaten Ende
Sementara pertambahan jumlah pengunjung makin terasa dimasa-masa mendatang, sehingga muncul masalah baru akan kebutuhan masyarakat utamanya para wisatawan pengguna akan fasilitas penginapan selain berkunjung ke sarana wisata dan rekreasi yang dapat memberikan pelayanan akomodasi akan fasilitas yang lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan pengunjung. Disamping itu sarana penginapan sudah tidak memadai sehingga dituntut adanya peningkatan kualitas pelayanan akomodasi yang dapat dicapai dengan pembangunan suatu hotel dengan fasilitas yang lebih baik di Kawasan Wisata danau kelimutu Kabupaten Ende.
Sarana  akomodasi di Kabupaten Ende yaitu :
a.       FLORES, Hotel & Restaurant yang terletak di Jalan Sudirman No. 28. Memiliki 14 kamar tidur dan fasilitas penunjang lainnya.
b.      FLORES SARE, Hotel & Restaurant yang terletak di Jalan lintas Ende – Wolowaru. Memiliki 21 kamar tidur dan fasilitas penunjang lainnya.
c.       MENTARI Hotel & Restaurant yang terletak di Jalan Pahlawan. Memiliki 28 kamar tidur dan fasilitas penunjang lainnya.
d.      GRAND WISATA Hotel & Restaurant yang terletak di Jalan Kelimutu. Memiliki 35 kamar ridur dan fasilitas penunjang.
e.       SAFARI Hotel & Restaurant yang terletak di Jalan Jend. Achmad . memiliki 36 kamar tidur dan fasilitas penunjang lainnya.
f.       IKLAS Hotel yang terletak di Jalan Jend. Achmad . Memiliki 14 kamar tidur dan fasilitas penunjang lainnya.
B.     Tinjauan Umum Kawasan Wisata Danau Kelimutu
1.      Kedudukan geografis
Secara geografis kawasan Taman Nasional Kelimutu terletak diantara 8˚43̉’ 21” - 8˚48̉’ 24” LS dan 121˚44̉’ 24” - 121˚50̉’ 15” BT.
Luas Taman Nasional Kelimutu 5.356,50 Ha memiliki garis batas total sepanjang 48.423,33 m terdiri dari 241 pal batas hutan kawasan yang membatasi badan taman nasional dengan 24 desa di 5 wilayah kecamatan di Kabupaten Ende (Rekosntruksi Batas Kawasan Taman Nasional Kelimutu Kelompok Hutan Sokoria (RTK. 52) Wilayah Kabupaten Ende Prov. Nusa Tenggara Timur-Badan Pemantapan Kawasan Hutan Wil. VIII Denpasar-Desember 2006).
2.      Keadaan alam
Kawasan wisata Danau Kelimutu merupakan daerah lembah dan dataran pegunungan dengan bukit-bukit besar. Udara atau penghawaan di kawasan ini sejuk dan cukup dingin pada saat sore hari terdapat kabut asap yang menutupi area ini apalagi jika musim penghujan. Pemandangan di kawasan itu sangat mempesona. Kabut putih tebal yang bergerak perlahan menutupi puncak Gunung Kelimutu (kurang lebih 1.640 meter di atas permukaan laut) merupakan salah satu pemandangan yang sangat khas di sekitar tiga danau berwarna di atas puncak gunung.
3.      Pencapaian dan utilitas
a.       Pencapaian
Cara pencapaian lokasi menggunakan pesawat terbang Kupang-Ende selama sekitar 40 menit atau Bima – Ende selama sekitar 90 menit. Selanjutnya dari Ende ke desa Moni sekitar 93 km (± 3 jam). Kemudian ke Puncak Danau Kelimutu berjalan kaki sekitar 2,5 jam, Kelimutu termasuk wilayah Kabupaten Ende dan untuk naik ke puncak Kelimutu harus dilakukan dini hari pukul 03.00 WITA, karena pada pukul 10.00 WITA biasanya cuaca puncak danau sudah berkabut. Untuk mencapai puncak Danau Kelimutu adalah 14 km dari tempat penginapan (homestay/bungalow), dengan memakai kendaraan bermotor disambung dengan berjalan kaki.
b.      Utilitas
Kebutuhan daya listrik pada kawasan ini diperoleh dari sumber daya listrik PLN. Air bersih untuk kebutuhan sehari-hari diperoleh dari sumber mata air yang terdapat pada kaki Gunung Kelimutu dan juga PDAM. Air yang dikeluarkan sangat jernih dan terasa dingin dan mengalir dengan deras.
4.      Tata guna lahan
Pemerintah Kabupaten Ende telah merencanakan untuk mengembangkan suatu area agrowisata di dekat kawasan ini. Disamping dibutuhkan kehati-hatian dalam perencanaan, pengembangan dan penataan kawasan ini, keberadaan dari lembah dataran tinggi yang sangat cantik ini sangatlah bergantung pada efektivitas dari konservasi kawasan hutan di sekitar area ini.
Tata guna lahan pada Kawasan wisata Danau Kelimutu mempunyai prinsip dasar perencanaan dan perancangan sebagai berikut :
a.       Karakter arsitektur kawasan wisata digunakan perencanaan wisata dengan pendekatan alam agro.
b.      Peruntukan bangunan buatan / binaan (pelengkap obyek) sedapat mungkin diminimalkan.
c.       Fungsi utama diarahkan pada kegiatan parawisata, pertanian tanaman pangan dataran tinggi, jasa, sementara fungsi penunjang adalak sub-sektor tanaman perkebunan.
5.      Potensi wisata Danau Kelimutu
Tabel. 2 : Obyek – obyek wisata Alam menarik yang di kembangkan di Taman Nasional Kelimutu ( TNK )
No
Obyek
Jenis Kegiatan
Fasilitas
Yang Ada
Yang Telah Di Laksanakan
1
Desa
Wisata/Desa
Model
Wisata Budaya
Wisata Agro

-Pengembangan Desa model melalui kegiatan SPKP
- Penguatan kelembagaan
- Pemantapan struktur dan
- organisasi pedesaaan
- Pengembangan pertanian organic
2
Agro-ecotourism
Wisata budaya
Wisata agro
Lintas alam/tracking
Wisata Pendidikan
- Jalur track
- Tangga trap
- Pengembangan jenis tanaman

- Pembuatan terasering
 - Penanaman komoditi local

3
Camping ground
- Berkemah
- Menikmati alam bebas
- Areal lokasi camping ground
- MCK
- Penataan lokasi
- Kolam pemancingan
- Areal pengembangan lebah


- Rekreasi
- Kemah konservasi
- Papan nama


madu

4
Arboretum
Pendidikan dan rekreasi

- Areal arboretum
- Jalan trail
- Label nama pohon
- Shelter
- Jembatan
 - Tempat duduk
 - Tempat sampah


Selain obyek wisata alam, di sekitar kawasan Danau Kelimutu juga terdapat banyak jenis Flore dan Fauna.
Beberapa tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Kelimutu antara lain Kayu Mata (Albizia Montana), Kebu (Homalanthus Giganteus), Tokotaka (Putranjiva roxburghii), Uwi Rora (Ardisia Humilis), Longgo Baja (Drypetes Subcubica), Toko Keo (Cyrtandra sp.), Kayu Deo (Trema Cannabina), dan Kelo (Ficus Villosa).
Taman Nasional Kelimutu merupakan habitat sekitar 19 jenis burung yang terancam punah diantaranya Punai Flores (Treron Floris), Burung Hantu Wallacea (Otus Silvicola), Sikatan Rimba-Ayun (Rhinomyias Oscillans), Kancil Flores (Pachycephala Nudigula), Sepah Kerdil (Pericrocotus Lansbergei), Tesia Timor (Tesia Everetti), Opior Jambul (Lophozosterops Dohertyi), Opior Paruh Tebal (Heleia Crassirostris), Cabai Emas (Dicaeum Annae), Kehicap Flores (Monarcha Sacerdotum), Burung Madu Matari (Nectarinia Solaris), dan Elang Flores (Spizaetus Floris).
C.    Motivasi Pengadaan
      Kebijakan pemerintah Kabupaten Ende kaitannya dengan penerapan dan penetapan jalur-jalur wisata  dengan tujuan mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan tingkat pendapatan , menciptakan lapangan kerja dan pemerataan pendapatan.
      Bertitik tolak pada tujuan pendapatan dan pengembangan pariwisata pada umumnya, yaitu untuk mengembangkan dan mendayagunakan potensi dan daya tarik suatu lokasi wisata, serta mendorong usaha-usaha pendidikan masyarakat kearah nilai-nilai yang lebih luhur, melestarikan lingkungan serta meningkatkan pendapatan masyarakat.
      Kebikjasanaan bertitik tolak pada kebijakan pemerintah pusat,  pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten tentang pengembangan kepariwisataan.
1.      Sasaran pelayanan
Upaya pengadaan hotel wisata di Danau Kelimutu ini tentunya telah memandang  dan menggali beberapa aspek yang dianggap sebagai motivasi, diantaranya: potensi wisata alam dan budaya tradisional Kabupaten Ende, seta menstabilkan kunjungan wisatawan mancanegara serta wisatawan nusantara untuk menikmati keindahan alam dan budaya serta keragaman flora dan fauna di Kabupaten Ende, hal ini tentunya perlu perhatian yang serius seperti penyediaan sarana rekreasi yang menarik dan memberikan kenyamanan serta penyediaan sarana akomodasi yaitu hotel.
2.      Kondisi wisatawan di Kabupaten Ende
Sesuai dengan program pemerintah Kabupaten Ende yang sedang meningkatkan sektor pariwisata yang juga merupakan program nasional, sangat memerlukan sarana akomodasi sebagai pendukung. Hotel merupakan salah satu pendukung infrasruktur utama dalam pengembangan industri pariwisata. Sarana akomodasi yang tersedia sekarang perlu dilengkapi dengan sarana dan fasilitas hotel dengan standar interniasional untuk meningkatkan daya saing dan daya serap wisatawan.
Berdasarkan analisa data wisatawan, maka kondisi wisatawan di Kabupaten Ende adalah sebagai berikut:
   Tabel 3 : Jumlah wisatan yang berkunjung di Kab. Ende
No
Tahun
Domestik
Asing
Total
Ket
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
1
2.
3.
4.
5.
6.
2007
2008
2009
2010
2011
2012
11.266
13.837
16.775
18.625
20.321
22.435
-
22,82%
21,23%
11,03%
9,11%
10,40%
5.229
6.374
7.327
7.619
8.571
7.996
-
21,89%
14,95%
3,99%
12,49%
-6,71%
16.495
20.211
24.102
26.244
28.892
30.331
-
22,52%
19,25%
8,89%
10,08%
4,91%

Rata – rata %
14,92%

9,32%

13,13%

( Sumber, Dinas Pariwisata TNK (Taman Nasonal Kelimutu )Kabupaten Ende. 2012 )
3.      Proyeksi kebutuhan akomodasi di Kabupaten Ende
a.         Prediksi jumlah penduduk Ende
Berdasarkan data BPS Kabupaten Ende tahun 2009 meiliki jumlah penduduk yaitu 258.658 sedangkan pada 2010 jumlah penduduk Kabupaten Ende yaitu 262.712 jiwa dengan pertumbuhan rata – rata 1,56 % pertahun. Adapun prediksi jumlah penduduk Kabupaten Ende pada tahun 2030 dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini:
Pt = P0 x ( 1 + r )­­­n
Dimana :
Pt      = Prediksi jumlah penduduk akan datang ( 2030 )
P0      = Jumlah penduduk yang diketahui ( 2010 )
r        = Pertambahan jumlah penduduk ( 1,56 % )
n       = Selisih tahun ( 10 tahun )
Pt                  = P0 ( 1 + r )20
P2030                  = 262.712 ( 1 + 1,56 % )20
                     = 262.712 ( 1 + 0,0156 )20
                            = 262.712 ( 1,0156) 20    
                     = 262.712 (1,37)
                     = 359.915  jiwa
b.            Prediksi jumlah wisatawan
Prediksi jumlah wisatawan / pengunjung terhadap rekreasi pantai diproyeksikan untuk 18 tahun mendatang. Penentuan jumlah wisatawan / pengunjung diperhitungkan berdasarkan presentase perkembangan pertahun dan sebagai dasar perhitungan tahun 2012.
1)        Prediksi jumlah wisatawan domestik
Berdasarkan tabel 2 di atas terlihat jumlah wisatawan nusantara atau domestik mengalami Presentase minat terhadap Kawasan Wisata Danau Kelimutu dari tahun 2007 sampai 2012 dengan rata-rata 14,92%. Jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke Kabupaten Ende tahun 2012 adalah sebesar 22.435  jiwa.
Dengan asumsi bahwa prosentase kenaikan rata –rata pertahun adalah stabil, maka jumlah wisatawan domestik pada tahun 2020 adalah :
P2030         = 22.435 ( 1 + 14,92 % )18
      = 22.435 ( 1 + 0,1492 )18
        = 22.435 ( 12,21 )
        =  273.931  orang pada tahun 2030
2)        Prediksi jumlah wisatawan asing
Berdasarkan tabel 2 di atas terlihat jumlah wisatawan asing mengalami Presentase minat terhadap Kawasan Wisata Danau Kelimutu dari tahun 2007 sampai 2012 dengan persentase rata-rata 9,32%. Jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Kabupaten Ende tahun 2012 adalah sebesar 7.996.
Dengan asumsi bahwa prosentase kenaikan rata –rata pertahun adalah stabil, maka jumlah wisatawan asing pada tahun 2020 adalah :    P2030             = 7.996 ( 1 + 9,32% )18
            = 7.996 ( 1 + 0,0932  )18
                = 7.996 ( 4,97 )
                =  39.740 orang pada tahun 2030
3)      Total wisatawan yang berkunjung
Jadi prediksi jumlah pengunjung pada wisata Danau Kelimutu di Kabupaten Ende pada tahun 2030 adalah sebesar :
273.931  + 39.740 = 313.671 orang
Jumlah kunjungan per minggu = 313671 : 52 minggu
                                                                   = 6.032 orang
Jumlah kunjungan perhari      = 6.032 : 7 hari
                                                            = 862  orang (hari biasa)
     Berdasarkan data pengunjung tahun 2012, pada hari biasa jumlah pengunjung berkisar antara 50 – 75 orang sedangkan pada hari minggu berkisar antara 90 – 110 orang. Maka jumlah wisatawan pada hari minggu diperkirakan bertambah sebesar 46,67 % dari pengunjung per hari.
Puncak jumlah pengunjung          = 862 + ( 862 x 46,67% )
                                                                  = 862 + 402
                                                                  = 1.264 orang (hari minggu)
Standar kebutuhan ruang gerak menurut buku Data Arsitek Jilid 1 untuk kegiatan rekreasi untuk tiap orang adalah 5 m2 hingga 15 m2  diasumsikan 15m². Maka diperoleh kebutuhan luasan areal untuk 1.264 orang adalah sebesar :
1.264 x 15 m2     = 18.960 m2 atau 1,90 Ha
Jadi luas areal perencanaan Hotel Wisata diasumsikan awal sekitar 1,90 Ha.


4)        Estimasi jumlah kebutuhan kamar
Estimasi perhitungan jumlah kebutuhan kamar hotel di Kabupaten Ende diproyeksikan untuk 10 tahun mendatang.  Berdasarkan data (Data di ambil pada bulan agusutus karena pada bulan tersebut adalah bulan terpadat bagi pengunjung yang menginap di Hotel Flores Sare pada tahun 2012 ) dari total pengunjung yang datang meninap perminggu pada Hotel Flores Sare tahun 2012 pada bulan agustus yaitu :
Tabel. 4 : Data Jumlah Wisatawan Yang Menginap Pada Hotel Flores Sare
Thn/Bln
2009
2010
2011
2012
ket
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
584 org
584 org
593 org
591 org
614 org
622 org
638 org
646 org
674 org
670 org
681 org
677 org

605 org
612 org
627 org
648 org
651 org
649 org
671 org
683 org
712 org
743 org
727 org
722 org
677 org
685 org
681 org
679 org
684 org
743 org
771 org
766 org
801 org
784 org
770 org
792 org

726 org
753 org
753 org
774 org
783 org
802 org
797 org
808 org
806 org
785 org
806 org
803 org


Jumlah
7.574 org
8.050 org
8.833 org
9.396 org

rata-rata %
-
6,28  %
9,73  %
6,38 %
7,46 %
                              ( Sumber, Hotel Flores Sare, Bulan Agustus 2012 )
Jumlah total pengunjung pada tahun 2012 adalah 9.393 orang, dengan jumlah kamar pada Hotel Flores Sare adalah 21 kamar, 10 kamar singlebed dan 11 kamar doublebed. Dengan komposisi kedatangan 47,62 % wisatawan tanpa pasangan dan 52,38 % wisatawan dengan pasangan. Persentase rata-rata pengunjung yang menginap yaitu 7,46 %.
Jadi, prediksi wisatawan yang menginap pada tahun 2030 adalah :
P2030    = 9.396 ( 1 + 7,46 %)18
            = 9.396 (1,0746)18
                = 34.295 org
 Wisatawan tanpa pasangan         = 34.295 x 47,62%
                                                   = 16.331  kamar
 Wisatawan berpasangan    =  34.295 x 52,38% x 0,5
                                          = 8.982  kamar
 Total kebutuhan kamar      = 16.331  + 8.982  
                                          = 25.313 kamar ( pertahun)
Total kebutuhan kamar perbulan   = 25.313 : 12
                                                      = 2.109 kamar
        Dalam masa – masa tertentu dalam satu tahun selama kurang lebih 4 bulan yaitu bulan Juli, Agustus dan Desember, jumlah wisatawan yang datang berkunjung mencapai jumlah optimal, dengan occupancy of rate 35 % dari jumlah kunjungan selama setahun, maka rata – rata pengunjung perbulannya adalah             35 % : 3 = 11,7 %
Maka prediksi kebutuhan kamar tidur pada bulan – bulan terpadat adalah           =          11,7 % x 2.109 kamar tidur
                              =    247  kamar tidur
Maka total kamar pertahun termasuk bulan terpadat :
                                = 2.109 + 247
                                = 2.356 kamar
Jika rata – rata perbulan 30 hari maka kebutuhan pemakaian kamar perharinya adalah      
= 78 kamar ( tahun 2030)
Oleh karena sarana yang akan disediakan adalah Hotel Wisata yang berada pada daerah Wisata Danau Kelimutu, maka diperlukan cottages yang bisa memenuhi kebutuhan pengunjung akan zona yang lebih privat dan keinginan untuk lebih dekat dengan alam.
Adapun komposisi kamar hotel yang direncanakan dengan perbandingan 1 : 2 : 3 sebagai berikut:
a)      Standart room                          = 39 kamar     
b)      Deluxe room ( cottage )           = 26 kamar
c)      Superior room ( cottage )        = 13 kamar
Pengaturan letak kamar dan pemberian nama kamar pada jenis kamar masih dapat disesuaikan dengan keinginan, namun masih dalam klasifikasi kamar tersebut.
D.    Tinjauan Arsitektur Tropis Vernakuler Kabupaten Ende
Kabupaten Ende merupakan salah satu wilayah dengan ciri iklim tropis lembab dimana memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
a.       Bangunan arsitektur Kabupaten Ende
Rumah Adat (Sa’o Ria) menjadi kebanggaan dan bagian terpenting dalam pembentuk karakter orang Ende. Disebut memiliki fungsi Sosial, karena Rumah Adat (Sa’o Ria) merupakan tempat berkumpulnya warga kampung ataupun suku dan tempat bermusyawarah. Sedangkan disebut mempunyai fungsi Religius, karena Rumah Adat (Sa’o Ria) merupakan tempat dilakukannya upacara adat dan sebagai tempat penyimpanan benda-benda pusaka milik suku.
b.      Bahan bangunan adat Kabupaten Ende
1)       Sa’o Ria (rumah adat) memiliki 12 tiang dengan bahan terbuat dari kayu hutu. Terdapat satu tiang utama atau mangu yang ada di bagian tengah rumah yang langsung dihubungkan hingga ke bubungan atap. Sedangkan 11 tiang yang lainnya berfungsi sebagai penyanggah.
2)      Atapnya terbuat dari bahan ijuk, enau atau alang-alang.
3)      Dinding rumah terbuat dari papan kayu oja. Untuk alas bawah yang dipakai sebagai tempat duduk, juga terbuat dari papan kayu oja atau hutu. Tangga untuk masuk terbuat dari kayu hutu atau juga dari batu ceper bersusun yang membentuk anak tangga. Seluruh bahan bangunan yang dipakai semata-mata bersifat alami dari batu dan kayu, juga tidak dilengkapi assesoris dan modifikasi.
c.       Bentuk rumah adat Kabupaten Ende
1)      Denah bangunan Sa’o Ria adalah persegi empat dengan dimensi      8m x 6m, berbentuk rumah panggung.
2)      Bentuk atapnya yakni dibuat lebih tinggi (ghubu bewa) dari rumah biasa yang berbetuk joglo seperti pada rumah adat yogyakarta.



Gambar 14; Rumah Adat Kabupaten Ende
d.      Filosofih dari bentuk rumah adat Kabupaten Ende
1)      Bentuk atap sangat tinggi yang memiliki arti kewibawaan para mosalaki yang dalam struktur adat dianggap dan dipandang lebih tinggi dari masyarakat adat biasa (faiwalu anakalo).
2)      bentuk bangunan rumah adat menyerupai bagian tubuh manusia. Tiang utama (mangu) diidentikkan dengan leher, kuda-kuda sebagai penopang bubungan ibarat kedua tangan, dinding ibarat rusuk, tiang penyanggah ibarat kaki, sedangkan atap/bubungan ibarat kepala.
3)      Selain sebagi pusat ritual adat, sa’o Ria (rumah besar) juga melambangkan persekutuan dan persatuan yang menghimpun seluruh masyarakat adat (faiwalu anakalo) dalam setiap ritual adat.
e.       Kantor Bupati  Kabupaten Ende dengan konsep vernakuler







Gambar 15; Kantor Bupati Kabupaten Ende
Kantor bupati Kabupaten Ende didesain dengan konsep vernakuler, ini terlihat dari bentuk bangunan yang hampir menyerupai bentuk rumah adat Kabupaten Ende. 
NOTE. UNTUK FILE MENTAH SILAHKAN KOMENTAR DAN SERTAKAN EMAIL ANDA, DAN KAMI AKAN MENGIRIMKAN LINK DOWNLOADX

<<<<<<<<<<KEMBALI KE BAB II

No comments:

Post a Comment

Semoga Artikell Kami Bermanfaat,,,,,,,,,, Jagan Lupa Langganan dan Membagikan,,,,,,,,,!