BAB III
TINJAUAN KHUSUS
A. Tinjauan Umum
Kabupaten Ende
1. Kondisi
geografis dan administrasi
a.
Kondisi
geografis
Kabupaten Ende adalah sebuah kabupaten di Pulau Flores, Provinsi Nusa
Tenggara Timur, Indonesia. Luas kabupaten ini yaitu 2.046,6 km² dengan populasi jumlah penduduk
262.712 jiwa (Registrasi penduduk BPS 2010) . Ibu kotanya yaitu Kota Ende. Kabupaten Ende terletak pada
8°26’24,71”LS–8°54’25,46” LS dan 121°23’40,44” BT–122°1’33,3” BT.
b.
Kondisi administrasi
Secara administrasi pemerintahan, Kabupaten Ende terdiri dari 21 kecamatan, yaitu:
1)
Nangapanda
2)
Ende
3)
Ende
Selatan
4)
Ende Utara
5)
Ende
Tengah
6)
Ende Timur
7)
Ndona
8)
Wolowaru
10)
Detusoko
11)
Pulau Ende
12)
Maukaro
13)
Wewaria
14)
Wolojita
15)
Kelimutu
16)
Detukeli
17)
Kota Baru
18)
Lio Timur
19)
Ndori
20)
Ndona
Timur
|
a)
Sebelah Utara berbatasan
dengan laut Flores
b)
Sebelah Selatan berbatasan
dengan laut Sawu
c)
Sebelah Timur berbatasan
dengan Kabupaten Sikka
d)
Sebelah Barat berbatasan
dengan Kabupaten Nagekeo
Gambar 11 ; Peta Administrasi Kabupaten Ende
2. Kondisi topografi
Pembagian wilayah
menurut ketinggian dari permukaan laut terdiri atas 79,4 % luas wilayah
berada pada ketinggian kurang dari 500 meter diatas permukaan laut, dan 20,6%
luas wilayah berada pada ketinggian lebih dari 500 meter diatas permukaan laut.
Sementara itu, pembagian wilayah menurut kemiringan tanah adalah:
a.
3,02 % dari luas wilayah dengan
kemiringan 0 - 3 %;
b.
5,85 % dari luas wilayah dengan kemiringan
3 - 12 %;
c.
19,59 % dari luas wilayah dengan kemiringan
12 - 40 %;
d.
71,54 % dari luas wilayah dengan kemiringan
40 %.
Wilayah Kabupaten Ende ini termasuk juga dalam deretan jalur gunung berapi,
sebut saja gunung berapi Iya yang memiliki ketinggian 637 mdpl, dimana letusan
terakhirnya terjadi pada tahun 1969. Masih ada juga gunung berapi Mutubusa yang
memiliki ketinggian 1.690 mdpl, dimana terakhir kalinya tercatat memuntahkan
lahar panas pada tahun 1938. Curah hujan di Kabupaten Ende tercatat lebih
signifikan pada bulan nopember hingga bulan april. Dengan curah hujan rata-rata
pertahun 2.171 mm. Perbedaan amplitudo suhu harian rata-rata juga tidaklah
terlampau signifikan, berada dalam ambang 6,0° c. Dimana suhu terpanas pada
siang hari adalah 33° c dan suhu udara malam hari memiliki suhu terendah pada
titik 23° c. Kelembaban nisbi Kabupaten Ende berada dalam kisaran rata-rata
85 %. Sumber utama pertanian bagi masyarakat Kabupaten Ende adalah dari
beberapa mata air yang relatif bertahan debit airnya, selain dari sumber mata
air tadahan lainnya. Beberapa lokasi mata air ini antara lain : mata air Wolowona
yaitu mencapai 200 lt/dtk yang terdapat di kecamatan Ndona tepatnya berada di
desa Onelako, mata air aekemele dengan debit 40 lt/dtk, mata air moni dengan
debit 35 lt/dtk, mata air Aeuri dan Aewenanda di Kecamatan Ende Selatan. Jenis
tanah di Kabupaten Ende adalah tanah mediteran, latosol, alluvial, regosol,
grumosol, dan andosol.
3.
Potensi wisata di Kabupaten Ende
Gambar 12 ; Peta Wialayah Pengembangan Kabupaten Ende
Tabel 1 : Potensi Wisata di Kabupaten Ende
WP
|
Kecamatan
|
Potensi Wisata
|
Sarana Akomodasi
|
WP 1
|
Ende
Ende Selatan
Ende Utara
Ende Tengah
Ende Timur
|
Air Panas
Kombandaru
Air Terjun Kedebodu
Situs Rumah Bung
Karno
Tempat Perenungan
Pncasila
Museum Bahari dan
Makam Ibu Asmi
|
Hotel Flores
Hotel Mentari
Hotel Grand Wisata
Hotel Safari
Hotel Iklas
|
WP 2
|
Ndona
Detusoko
Detukeli
Ndona Timur
|
Air Panas Detusoko
Kampung Adat
Wologai
|
|
WP 3
|
Wolowaru
Wolojita
Kelimutu
Lio Timur
Ndori
|
Danau Kelimutu atau
Danau Tiga Warna
Air Panas Liasambe
Kampung Adat Nggela
Taman Laut Ndori
|
Hotel Flores Sare
|
WP 4
|
Nangapanda
Pulau Ende
Maukaro
|
Danau Tiwu Sora
Pantai Maukaro
Benteng Portugis
Pulai Ende
|
|
WP 5
|
Magekoba / Maurole
Wewaria
Kota Baru
|
Pantai Pasir Putih
Maurole tempat bertelur Kura – kura.
Pantai menabara
Maurole
|
Danau Kelimutu
Taman Nasional Kelimutu
|
Taman Laut Ndori
|
Kampung Adat Ngeela
|
Air Panas Liasambe
|
Gambar. 13. Peta potensi wisata di WP III
4.
Fasilitas akomodasi di
Kabupaten Ende
Sementara pertambahan jumlah pengunjung
makin terasa dimasa-masa mendatang, sehingga muncul masalah baru akan kebutuhan
masyarakat utamanya para wisatawan pengguna akan fasilitas penginapan selain
berkunjung ke sarana wisata dan rekreasi yang dapat memberikan pelayanan
akomodasi akan fasilitas yang lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan pengunjung.
Disamping itu sarana penginapan sudah tidak memadai sehingga dituntut adanya
peningkatan kualitas pelayanan akomodasi yang dapat dicapai dengan pembangunan
suatu hotel dengan fasilitas yang lebih baik di Kawasan Wisata danau kelimutu
Kabupaten Ende.
Sarana akomodasi di
Kabupaten Ende yaitu :
a.
FLORES, Hotel & Restaurant yang terletak
di Jalan Sudirman No. 28. Memiliki 14 kamar tidur dan fasilitas penunjang
lainnya.
b.
FLORES SARE, Hotel & Restaurant yang terletak
di Jalan lintas Ende – Wolowaru. Memiliki 21 kamar tidur dan fasilitas
penunjang lainnya.
c.
MENTARI Hotel & Restaurant yang terletak
di Jalan Pahlawan. Memiliki 28 kamar tidur dan fasilitas penunjang lainnya.
d.
GRAND WISATA Hotel & Restaurant yang terletak
di Jalan Kelimutu. Memiliki 35 kamar ridur dan fasilitas penunjang.
e.
SAFARI Hotel & Restaurant yang terletak
di Jalan Jend. Achmad . memiliki 36 kamar tidur dan fasilitas penunjang
lainnya.
f.
IKLAS Hotel yang terletak di Jalan Jend.
Achmad . Memiliki 14 kamar tidur dan fasilitas penunjang lainnya.
B. Tinjauan Umum Kawasan
Wisata Danau Kelimutu
1.
Kedudukan geografis
Secara geografis kawasan Taman Nasional Kelimutu terletak diantara
8˚43̉’ 21” - 8˚48̉’ 24” LS dan 121˚44̉’ 24” - 121˚50̉’ 15” BT.
Luas Taman Nasional Kelimutu 5.356,50 Ha memiliki garis batas
total sepanjang 48.423,33 m terdiri dari 241 pal batas hutan kawasan yang
membatasi badan taman nasional dengan 24 desa di 5 wilayah kecamatan di
Kabupaten Ende (Rekosntruksi Batas Kawasan Taman Nasional Kelimutu Kelompok
Hutan Sokoria (RTK. 52) Wilayah Kabupaten Ende Prov. Nusa Tenggara Timur-Badan
Pemantapan Kawasan Hutan Wil. VIII Denpasar-Desember 2006).
2. Keadaan
alam
Kawasan wisata Danau
Kelimutu merupakan daerah lembah dan dataran pegunungan dengan bukit-bukit
besar. Udara atau penghawaan di kawasan ini sejuk dan cukup dingin pada saat
sore hari terdapat kabut asap yang menutupi area ini apalagi jika musim
penghujan. Pemandangan
di kawasan itu sangat mempesona.
Kabut putih tebal yang bergerak perlahan menutupi puncak Gunung Kelimutu
(kurang lebih 1.640 meter di atas permukaan laut) merupakan salah satu
pemandangan yang sangat khas di sekitar tiga danau berwarna di atas puncak
gunung.
3.
Pencapaian dan utilitas
a.
Pencapaian
Cara pencapaian
lokasi menggunakan pesawat terbang Kupang-Ende selama
sekitar 40 menit atau Bima – Ende selama sekitar 90 menit. Selanjutnya dari
Ende ke desa Moni sekitar 93 km (± 3 jam). Kemudian ke Puncak Danau Kelimutu berjalan kaki
sekitar 2,5 jam, Kelimutu termasuk
wilayah Kabupaten Ende dan untuk naik ke puncak Kelimutu harus dilakukan dini
hari pukul 03.00 WITA, karena pada pukul 10.00 WITA biasanya cuaca puncak danau
sudah berkabut. Untuk mencapai puncak Danau Kelimutu adalah 14 km dari tempat
penginapan (homestay/bungalow), dengan memakai kendaraan bermotor disambung
dengan berjalan kaki.
b.
Utilitas
Kebutuhan daya listrik pada
kawasan ini diperoleh dari sumber daya listrik PLN. Air bersih untuk kebutuhan
sehari-hari diperoleh dari sumber mata air yang terdapat pada kaki Gunung
Kelimutu dan juga PDAM. Air yang dikeluarkan sangat jernih dan terasa dingin dan
mengalir dengan deras.
4.
Tata guna lahan
Pemerintah
Kabupaten Ende telah merencanakan untuk mengembangkan suatu area agrowisata di
dekat kawasan ini. Disamping dibutuhkan kehati-hatian dalam perencanaan,
pengembangan dan penataan kawasan ini, keberadaan dari lembah dataran tinggi
yang sangat cantik ini sangatlah bergantung pada efektivitas dari konservasi
kawasan hutan di sekitar area ini.
Tata guna lahan pada Kawasan
wisata Danau Kelimutu mempunyai prinsip dasar perencanaan dan perancangan
sebagai berikut :
a.
Karakter
arsitektur kawasan wisata digunakan perencanaan wisata dengan pendekatan alam
agro.
b.
Peruntukan
bangunan buatan / binaan (pelengkap obyek) sedapat mungkin diminimalkan.
c.
Fungsi
utama diarahkan pada kegiatan parawisata, pertanian tanaman pangan dataran
tinggi, jasa, sementara fungsi penunjang adalak sub-sektor tanaman perkebunan.
5.
Potensi wisata Danau Kelimutu
Tabel. 2 : Obyek – obyek wisata Alam menarik yang di kembangkan di Taman
Nasional Kelimutu ( TNK )
No
|
Obyek
|
Jenis Kegiatan
|
Fasilitas
|
|
Yang Ada
|
Yang Telah Di Laksanakan
|
|||
1
|
Desa
Wisata/Desa
Model
|
Wisata Budaya
Wisata Agro
|
-Pengembangan Desa model melalui kegiatan SPKP
|
- Penguatan kelembagaan
- Pemantapan struktur dan
- organisasi pedesaaan
- Pengembangan pertanian organic
|
2
|
Agro-ecotourism
|
Wisata budaya
Wisata agro
Lintas alam/tracking
Wisata Pendidikan
|
- Jalur track
- Tangga trap
- Pengembangan jenis tanaman
|
- Pembuatan terasering
- Penanaman komoditi
local
|
3
|
Camping ground
|
- Berkemah
- Menikmati alam bebas
|
- Areal lokasi camping ground
- MCK
|
- Penataan lokasi
- Kolam pemancingan
- Areal pengembangan lebah
|
- Rekreasi
- Kemah konservasi
|
- Papan nama
|
madu
|
||
4
|
Arboretum
|
Pendidikan dan rekreasi
|
- Areal arboretum
- Jalan trail
- Label nama pohon
- Shelter
|
- Jembatan
- Tempat duduk
- Tempat sampah
|
Selain obyek wisata alam, di sekitar kawasan Danau Kelimutu juga
terdapat banyak jenis Flore dan Fauna.
Beberapa tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional
Kelimutu antara lain Kayu Mata (Albizia Montana), Kebu (Homalanthus
Giganteus), Tokotaka (Putranjiva roxburghii), Uwi Rora (Ardisia Humilis),
Longgo Baja (Drypetes Subcubica), Toko Keo (Cyrtandra sp.), Kayu
Deo (Trema Cannabina), dan Kelo (Ficus Villosa).
Taman Nasional Kelimutu merupakan habitat sekitar 19
jenis burung yang terancam punah diantaranya Punai Flores (Treron Floris),
Burung Hantu Wallacea (Otus Silvicola), Sikatan Rimba-Ayun (Rhinomyias
Oscillans), Kancil Flores (Pachycephala Nudigula), Sepah Kerdil (Pericrocotus
Lansbergei), Tesia Timor (Tesia Everetti), Opior Jambul (Lophozosterops
Dohertyi), Opior Paruh Tebal (Heleia Crassirostris), Cabai Emas (Dicaeum
Annae), Kehicap Flores (Monarcha Sacerdotum), Burung Madu Matari (Nectarinia
Solaris), dan Elang Flores (Spizaetus Floris).
C. Motivasi Pengadaan
Kebijakan pemerintah Kabupaten Ende
kaitannya dengan penerapan dan penetapan jalur-jalur wisata dengan tujuan mendukung pertumbuhan ekonomi
sekaligus meningkatkan tingkat pendapatan , menciptakan lapangan kerja dan
pemerataan pendapatan.
Bertitik tolak pada tujuan pendapatan dan
pengembangan pariwisata pada umumnya, yaitu untuk mengembangkan dan
mendayagunakan potensi dan daya tarik suatu lokasi wisata, serta mendorong
usaha-usaha pendidikan masyarakat kearah nilai-nilai yang lebih luhur,
melestarikan lingkungan serta meningkatkan pendapatan masyarakat.
Kebikjasanaan bertitik tolak pada
kebijakan pemerintah pusat, pemerintah
propinsi dan pemerintah kabupaten tentang pengembangan kepariwisataan.
1. Sasaran
pelayanan
Upaya pengadaan hotel wisata di Danau Kelimutu ini tentunya telah
memandang dan menggali beberapa aspek
yang dianggap sebagai motivasi, diantaranya: potensi wisata alam dan budaya
tradisional Kabupaten Ende, seta menstabilkan kunjungan wisatawan mancanegara
serta wisatawan nusantara untuk menikmati keindahan alam dan budaya serta
keragaman flora dan fauna di Kabupaten Ende, hal ini tentunya perlu perhatian
yang serius seperti penyediaan sarana rekreasi yang menarik dan memberikan
kenyamanan serta penyediaan sarana akomodasi yaitu hotel.
2. Kondisi
wisatawan di Kabupaten Ende
Sesuai
dengan program pemerintah Kabupaten Ende yang sedang meningkatkan sektor
pariwisata yang juga merupakan program nasional, sangat memerlukan sarana
akomodasi sebagai pendukung. Hotel merupakan salah satu pendukung infrasruktur
utama dalam pengembangan industri pariwisata. Sarana akomodasi yang tersedia
sekarang perlu dilengkapi dengan sarana dan fasilitas hotel dengan standar
interniasional untuk meningkatkan daya saing dan daya serap wisatawan.
Berdasarkan
analisa data wisatawan, maka kondisi wisatawan di Kabupaten Ende adalah sebagai
berikut:
Tabel 3 : Jumlah wisatan yang berkunjung di Kab. Ende
No
|
Tahun
|
Domestik
|
Asing
|
Total
|
Ket
|
|||
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
|||
1
2.
3.
4.
5.
6.
|
2007
2008
2009
2010
2011
2012
|
11.266
13.837
16.775
18.625
20.321
22.435
|
-
22,82%
21,23%
11,03%
9,11%
10,40%
|
5.229
6.374
7.327
7.619
8.571
7.996
|
-
21,89%
14,95%
3,99%
12,49%
-6,71%
|
16.495
20.211
24.102
26.244
28.892
30.331
|
-
22,52%
19,25%
8,89%
10,08%
4,91%
|
|
Rata –
rata %
|
14,92%
|
9,32%
|
13,13%
|
( Sumber, Dinas Pariwisata TNK (Taman
Nasonal Kelimutu )Kabupaten Ende. 2012 )
3. Proyeksi
kebutuhan akomodasi di Kabupaten Ende
a.
Prediksi
jumlah penduduk Ende
Berdasarkan data BPS Kabupaten
Ende tahun 2009 meiliki jumlah penduduk yaitu 258.658 sedangkan pada 2010
jumlah penduduk Kabupaten Ende yaitu 262.712 jiwa dengan pertumbuhan rata – rata 1,56 % pertahun. Adapun
prediksi jumlah penduduk Kabupaten Ende pada tahun 2030
dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini:
Pt = P0 x ( 1 + r
)n
|
Pt = Prediksi jumlah penduduk akan datang ( 2030 )
P0 = Jumlah penduduk yang diketahui ( 2010 )
r = Pertambahan jumlah penduduk ( 1,56 % )
n = Selisih tahun ( 10 tahun )
Pt = P0 ( 1 + r )20
P2030 = 262.712 ( 1 + 1,56 % )20
= 262.712 ( 1 + 0,0156 )20
= 262.712 ( 1,0156) 20
= 262.712 (1,37)
= 359.915 jiwa
b.
Prediksi
jumlah wisatawan
Prediksi jumlah wisatawan /
pengunjung terhadap rekreasi pantai diproyeksikan untuk 18
tahun mendatang. Penentuan jumlah wisatawan / pengunjung diperhitungkan
berdasarkan presentase perkembangan pertahun dan sebagai dasar perhitungan
tahun 2012.
1)
Prediksi
jumlah wisatawan domestik
Berdasarkan tabel 2 di atas
terlihat jumlah wisatawan nusantara atau domestik mengalami Presentase minat
terhadap Kawasan Wisata Danau Kelimutu dari tahun 2007 sampai 2012 dengan
rata-rata 14,92%. Jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke Kabupaten Ende
tahun 2012 adalah sebesar 22.435 jiwa.
Dengan asumsi bahwa prosentase
kenaikan rata –rata pertahun adalah stabil, maka jumlah wisatawan domestik pada
tahun 2020 adalah :
P2030 = 22.435 ( 1 + 14,92 % )18
= 22.435 ( 1 + 0,1492 )18
= 22.435 ( 12,21 )
= 273.931 orang
pada tahun 2030
2)
Prediksi
jumlah wisatawan asing
Berdasarkan tabel 2 di atas terlihat jumlah wisatawan asing
mengalami Presentase minat terhadap Kawasan Wisata Danau Kelimutu dari tahun
2007 sampai 2012 dengan persentase rata-rata 9,32%. Jumlah wisatawan asing yang
berkunjung ke Kabupaten Ende tahun 2012 adalah sebesar 7.996.
Dengan asumsi bahwa prosentase kenaikan rata –rata pertahun adalah
stabil, maka jumlah wisatawan asing pada tahun 2020 adalah : P2030 = 7.996 ( 1 + 9,32% )18
= 7.996 ( 1 + 0,0932 )18
= 7.996 ( 4,97 )
= 39.740 orang pada tahun 2030
3)
Total
wisatawan yang berkunjung
Jadi prediksi jumlah pengunjung pada wisata Danau Kelimutu di Kabupaten
Ende pada tahun 2030 adalah sebesar :
273.931 + 39.740 = 313.671 orang
Jumlah kunjungan per minggu =
313671 : 52 minggu
= 6.032 orang
Jumlah kunjungan perhari = 6.032 : 7 hari
= 862 orang (hari biasa)
Berdasarkan data
pengunjung tahun 2012, pada hari biasa jumlah pengunjung berkisar antara 50 – 75 orang
sedangkan pada hari minggu berkisar antara 90 – 110 orang. Maka jumlah wisatawan
pada hari minggu diperkirakan bertambah sebesar 46,67 % dari pengunjung per
hari.
Puncak jumlah pengunjung =
862 + (
862 x 46,67% )
= 862 + 402
= 1.264 orang (hari minggu)
Standar kebutuhan ruang
gerak menurut buku Data Arsitek Jilid 1 untuk kegiatan rekreasi untuk tiap
orang adalah 5 m2 hingga 15 m2
diasumsikan 15m². Maka diperoleh kebutuhan luasan areal untuk 1.264 orang adalah sebesar :
1.264 x 15 m2 = 18.960 m2 atau 1,90 Ha
Jadi luas areal
perencanaan Hotel Wisata diasumsikan awal sekitar 1,90 Ha.
4)
Estimasi
jumlah kebutuhan kamar
Estimasi perhitungan jumlah
kebutuhan kamar hotel di Kabupaten Ende diproyeksikan untuk 10 tahun mendatang. Berdasarkan data (Data di ambil pada bulan agusutus karena pada bulan tersebut adalah
bulan terpadat bagi pengunjung yang menginap di Hotel Flores Sare pada tahun
2012 ) dari total pengunjung yang datang meninap perminggu pada Hotel
Flores Sare tahun 2012 pada bulan agustus yaitu :
Tabel. 4 : Data Jumlah Wisatawan Yang Menginap Pada
Hotel Flores Sare
Thn/Bln
|
2009
|
2010
|
2011
|
2012
|
ket
|
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
|
584 org
584 org
593 org
591 org
614 org
622 org
638 org
646 org
674 org
670 org
681 org
677 org
|
605 org
612 org
627 org
648 org
651 org
649 org
671 org
683 org
712 org
743 org
727 org
722 org
|
677 org
685 org
681 org
679 org
684 org
743 org
771 org
766 org
801 org
784 org
770 org
792 org
|
726 org
753 org
753 org
774 org
783 org
802 org
797 org
808 org
806 org
785 org
806 org
803 org
|
|
Jumlah
|
7.574 org
|
8.050 org
|
8.833 org
|
9.396 org
|
|
rata-rata %
|
-
|
6,28 %
|
9,73 %
|
6,38 %
|
7,46 %
|
( Sumber, Hotel Flores Sare, Bulan Agustus 2012 )
Jumlah total pengunjung pada tahun 2012 adalah 9.393 orang, dengan jumlah kamar pada Hotel Flores Sare adalah 21 kamar, 10
kamar singlebed dan 11 kamar doublebed. Dengan komposisi kedatangan 47,62
% wisatawan tanpa pasangan dan 52,38 % wisatawan dengan pasangan. Persentase
rata-rata pengunjung yang menginap yaitu 7,46 %.
Jadi, prediksi
wisatawan yang menginap pada tahun 2030 adalah :
P2030 = 9.396 ( 1 + 7,46 %)18
= 9.396 (1,0746)18
= 34.295 org
Wisatawan tanpa pasangan = 34.295 x 47,62%
= 16.331 kamar
Wisatawan berpasangan = 34.295 x 52,38% x 0,5
= 8.982 kamar
Total kebutuhan kamar = 16.331 + 8.982
= 25.313 kamar ( pertahun)
Total kebutuhan
kamar perbulan = 25.313 : 12
=
2.109 kamar
Dalam
masa – masa tertentu dalam satu tahun selama kurang lebih 4 bulan yaitu bulan
Juli, Agustus dan Desember, jumlah wisatawan yang datang berkunjung mencapai
jumlah optimal, dengan occupancy of rate
35 % dari jumlah kunjungan selama setahun, maka rata – rata pengunjung
perbulannya adalah 35 % : 3 = 11,7 %
Maka
prediksi kebutuhan kamar tidur pada bulan – bulan terpadat adalah = 11,7 % x 2.109 kamar
tidur
= 247 kamar tidur
Maka total kamar pertahun termasuk bulan terpadat :
= 2.109
+ 247
= 2.356
kamar
Jika
rata – rata perbulan 30 hari maka kebutuhan pemakaian kamar perharinya adalah
= 78 kamar ( tahun 2030)
Oleh
karena sarana yang akan disediakan adalah Hotel Wisata yang berada pada daerah Wisata
Danau Kelimutu, maka diperlukan cottages
yang bisa memenuhi kebutuhan pengunjung akan zona yang lebih privat dan
keinginan untuk lebih dekat dengan alam.
Adapun
komposisi kamar hotel yang direncanakan dengan perbandingan 1 : 2 : 3 sebagai berikut:
a)
Standart room = 39 kamar
b)
Deluxe room ( cottage
) = 26 kamar
c)
Superior room ( cottage ) = 13 kamar
Pengaturan letak kamar dan
pemberian nama kamar pada jenis kamar masih dapat disesuaikan dengan keinginan,
namun masih dalam klasifikasi kamar tersebut.
D. Tinjauan
Arsitektur Tropis Vernakuler Kabupaten Ende
Kabupaten Ende merupakan salah satu wilayah dengan ciri iklim
tropis lembab dimana memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
a. Bangunan arsitektur Kabupaten Ende
Rumah Adat (Sa’o Ria) menjadi kebanggaan dan bagian terpenting dalam pembentuk karakter orang
Ende. Disebut memiliki fungsi
Sosial, karena Rumah Adat (Sa’o Ria) merupakan tempat berkumpulnya warga kampung ataupun suku dan tempat bermusyawarah. Sedangkan
disebut mempunyai fungsi Religius, karena Rumah Adat (Sa’o Ria) merupakan tempat dilakukannya upacara adat dan sebagai tempat penyimpanan
benda-benda pusaka milik suku.
b. Bahan
bangunan adat Kabupaten Ende
1)
Sa’o Ria (rumah
adat) memiliki
12 tiang dengan bahan terbuat dari kayu hutu. Terdapat satu tiang utama atau mangu yang ada di bagian tengah rumah
yang langsung dihubungkan hingga ke bubungan atap. Sedangkan 11
tiang yang lainnya berfungsi sebagai penyanggah.
2)
Atapnya terbuat dari bahan ijuk,
enau atau alang-alang.
3)
Dinding rumah terbuat
dari papan kayu oja. Untuk alas bawah yang dipakai
sebagai tempat duduk, juga terbuat dari papan kayu oja atau hutu. Tangga untuk masuk terbuat dari kayu hutu atau
juga dari batu ceper bersusun yang membentuk anak tangga. Seluruh bahan
bangunan yang dipakai semata-mata bersifat alami dari batu dan kayu, juga tidak
dilengkapi assesoris dan modifikasi.
c.
Bentuk rumah adat
Kabupaten Ende
1)
Denah bangunan Sa’o Ria adalah persegi
empat dengan dimensi 8m x 6m, berbentuk
rumah panggung.
2)
Bentuk atapnya yakni dibuat lebih tinggi (ghubu
bewa) dari rumah
biasa yang berbetuk joglo seperti pada
rumah adat yogyakarta.
Gambar 14; Rumah Adat Kabupaten Ende
d.
Filosofih dari
bentuk rumah adat Kabupaten Ende
1)
Bentuk atap sangat tinggi yang memiliki arti
kewibawaan para mosalaki yang dalam struktur adat dianggap dan
dipandang lebih tinggi dari masyarakat adat biasa (faiwalu anakalo).
2)
bentuk bangunan rumah
adat menyerupai bagian tubuh manusia. Tiang utama (mangu) diidentikkan
dengan leher, kuda-kuda sebagai penopang bubungan ibarat kedua tangan, dinding
ibarat rusuk, tiang penyanggah ibarat kaki, sedangkan atap/bubungan ibarat
kepala.
3)
Selain sebagi pusat
ritual adat, sa’o Ria (rumah
besar) juga melambangkan
persekutuan dan persatuan yang menghimpun seluruh masyarakat adat (faiwalu
anakalo) dalam setiap ritual adat.
e.
Kantor Bupati Kabupaten Ende dengan konsep vernakuler
Gambar 15; Kantor Bupati Kabupaten Ende
Kantor bupati Kabupaten Ende
didesain dengan konsep vernakuler, ini terlihat dari bentuk bangunan yang
hampir menyerupai bentuk rumah adat Kabupaten Ende.
NOTE. UNTUK FILE MENTAH SILAHKAN KOMENTAR DAN SERTAKAN EMAIL ANDA, DAN KAMI AKAN MENGIRIMKAN LINK DOWNLOADX
<<<<<<<<<<KEMBALI KE BAB II
NOTE. UNTUK FILE MENTAH SILAHKAN KOMENTAR DAN SERTAKAN EMAIL ANDA, DAN KAMI AKAN MENGIRIMKAN LINK DOWNLOADX
<<<<<<<<<<KEMBALI KE BAB II
No comments:
Post a Comment
Semoga Artikell Kami Bermanfaat,,,,,,,,,, Jagan Lupa Langganan dan Membagikan,,,,,,,,,!