BAB III
TINJAUAN KHUSUS
PERUMAHAN BURUH PT.
KIMA BERKONSEP ARSITEKTUR HIJAU DI MAKASSAR
A. Tinjauan Kota Makassar
1.
Sejarah
Kota Makassar
Kota
Makassar dahulunya bernama Ujung Pandang adalah wilayah kerajaan Gowa dan
Kerajaan Tallo yang terletak pada pesisir pantai sebelah Barat semenanjung
Sulawesi Selatan. Pada mulanya merupakan Bandar kecil yang didiami oleh Suku
Makassar dan Suku Bugis yang dikenal sebagai pelaut ulung dengan perahu phinisi
atau palari.
2.
Kondisi
wilayah Makassar
a. Keadaan
geografis
Secara
geografis Kota Metropolitan Makassar terletak di pesisir pantai Barat Sulawesi
Selatan pada koordinat 119018’27,97”-119032’31,03”
Bujur Timur dan 5000’30,18”-5014’6,49” Lintang Selatan
dengan luas wilayah 175.77 km2 dengan batas-batas berikut:
1) Batas
Utara: Kabupaten Pangkajene Kepulauan
2) Batas
Timur: Kabupaten Maros
3) Batas
Selatan: Kabupaten Gowa
4) Batas
Barat: Selat Makassar
Secara
adiministrasi Kota Makassar terbagi atas 14 Kecamatan dan 142 kelurahan dengan
885 RW dan 4446 RT. Ketinggian Kota Makassar bervariasi antara 0-25 meter dari
permukaan laut, dengan suhu udara antara 200C sampai dengan 320C.
Kota Makaasar diapit dua buah sungai yaitu: Sungai Tallo yang bermuara
disebelah Utara Kota dan Sungai Jeneberang bermuara pada bagian Selatan Kota.
b. Keadaan
iIklim
Berdasarkan
pencatatan Stasiun Meteorologi Maritim Paotere, secara rata-rata kelembaban
udara sekitar 77 persen, temperature udara sekitar 26,20C-29,30C,
dan rata-rata kecepatan angin 5,2 knot.
(Sumber: Badan
Pusat Statistik Kota Makassar 2010)
c. Pola
tata guna lahan
Kota
Makassar dapat dikategorikan penggunaan lahan Non-urban sekitar 87% dari luas
wilayah keseluruhan. Namun saat ini pemerintah telah menetapkan aturan tentang
Rencana Tata Ruang Kota.
3.
Kondisi
sosial kependudukan Kota
Makassar
Penduduk
Kota Makassar tahun 2012
tercatat sebanyak 1.369.606
jiwa yang terdiri dari 76.744
laki-laki dan 692.862 perempuan. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat
ditunjukkan dengan rasio jenis kelamin penduduk Kota Makassar yaitu sekitar
97,67 persen, yang berarti setiap 100 penduduk wanita terdapat 98 penduduk
laki-laki.
Penyebaran penduduk Kota Makassar dirinci menurut
kecamatan, menunjukkan bahwa penduduk masih berkonsentrasi diwilayah kecamatan
Biringkanaya, yaitu sebanyak 177.116 atau sekitar 12,93 persen dari total
penduduk, disusul kecamatan Tamalate sebanyak 176.947 jiwa (12,96 persen).
Kecamatan Rappocini sebanyak 154.184 jiwa (11,26 persen),
dan yang terendah adalah kecamatan Ujung Pandang sebanyak 27,201 jiwa (1,99
persen).
Ditinjau dari kepadatan penduduk kecamatan Makassar
adalah terpadat yaitu 32.550 jiwa per km persegi, disusul kecamatan Mariso
(31.057 jiwa per km persegi), kecamatan Mamajang (26.298 jiwa per km persegi).
Sedang kecamatan Tamalanrea merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk
terendah yaitu sekitar 3.305 jiwa per km persegi, kemudian kecamatan
Biringkanaya (3.673 jiwa per km persegi), Manggala (5.089 jiwa per km persegi),
kecamatan Ujung Tanah (7.934 jiwa per km persegi), kecamatan Panakkukang 8.347
jiwa per km persegi.
Wilayah-wilayah yang kepadatan
penduduknya masih rendah tersebut masih memungkinkan untuk pengembangan daerah
permukiman terutama di tiga kecamatan yaitu Biringkanaya, Tamalanrea dan
Manggala.
TABEL 3.1
JUMLAH PENDUDUK DIRINCI MENURUT KECAMATAN DI KOTA MAKASSAR
2012
KODE WIL
|
KECAMATAN
|
PENDUDUK
|
LAJU
PERTUMBUHAN PENDUDUK
|
|
2011
|
2012
|
2002-2012
|
||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
010
|
MARISO
|
56.408
|
56.524
|
0,59
|
020
|
MAMAJANG
|
59.560
|
59.170
|
-0,35
|
030
|
TAMALATE
|
172.506
|
176.947
|
2,89
|
031
|
RAPPOCINI
|
152.531
|
154.184
|
1,81
|
040
|
MAKASSAR
|
82.478
|
82.027
|
-0,25
|
050
|
U. PANDANG
|
27.160
|
27.201
|
-0,94
|
060
|
WAJO
|
29.639
|
29.630
|
-1,76
|
070
|
BONTOALA
|
54.714
|
54.515
|
-0,88
|
080
|
UJUNG TANAH
|
47.133
|
47.129
|
0,21
|
090
|
TALLO
|
135.574
|
134.783
|
1.10
|
100
|
PANAKKUKANG
|
142.729
|
142.308
|
0,94
|
101
|
MANGGALA
|
118.191
|
122.838
|
4,24
|
110
|
BIRINGKANAYA
|
169.340
|
177.116
|
5,88
|
111
|
TAMALANREA
|
104.175
|
105.234
|
2,14
|
7371
|
MAKASSAR
|
1.352.136
|
1.369.606
|
1.78
|
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar
Dalam angka 2013
B. Keterkaitan Antara
Kegiatan Kawasan Terpadu
1.
Kawasan
permukiman
Pengembangan
kawasan permukiman di Kota Makassar akan dialihkan ke wilayah pinggiran Kota. Kebijakan
ini berangkat dari sebagai tuntutan akan perluasan dan pengembangan kota
terkait dengan kepentingan Kota Makassar menuju Kota Metropolitan. Beberapa
wilayah dipinggiran Kota yang berbatasan dengan Kabupaten-kabupaten lain telah
diproyeksikan sebagai kawasan permukiman baru tersebut. Pengembangan sejumlah
fasilitas, diharapkan bisa menstimulasi pertumbuhan kawasan permukiman itu.
TABEL 3.2
JUMLAH BANGUNAN PERUMAHAN MELALUI PERUM PERUMNAS
MENURUT RENCANA PEMBANGUNAN TAHUN 2012 DI KOTA MAKASSAR
LOKASI
|
TIPE
|
JUMLAH
|
|||||||
RI.27
|
RSH. 36
|
RS. 30
|
RS. 36
|
RS. 45
|
RS. 54
|
MAIZONET
|
RUKO
|
||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
(8)
|
(9)
|
(10)
|
Panakkukang
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Antang
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Antang manggala
|
-
|
164
|
-
|
46
|
-
|
-
|
-
|
-
|
212
|
Antang Unhas
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Antang Unhas Exiting
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Antang AMD + KSB
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Tamalanrea
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Sudiang
|
-
|
-
|
-
|
51
|
48
|
-
|
-
|
-
|
99
|
JUMLAH
|
-
|
164
|
-
|
99
|
48
|
-
|
-
|
-
|
311
|
Sumber : Perum Perumnas Regional VII Makassar
Dalam angka 2013
Rancangan kawasan permukiman tersebut
adalah:
1) Kawasan
di sekitar Biringkanaya,
yang diharapkan akan mengarahkan pengembangan kawasan permukiman kearah
Kabupaten Maros. Keberadaan Kawasan Industri
dan Olahraga Terpadu di kawasan itu
diharapkan menjadi daya tarik yang akan mendorong lahirnya permukiman baru.
2.
Kawasan
industri terpadu
Misi
kawasan Industri Terpadu adalah meningkatkan pengembangan kawasan sebagai Pusat
Industri (Selektif) Terpadu dalam skala Global, membatasi pertumbuhan dan
pemanfaatan ruang sebagai kawasan pergudangan, serta mendorong tumbuhnya
ruang-ruang pendukung kawasan yang bisa mendukung Kawasan dapat Tumbuh dan
berkembang secara optimal.
Perusahaan industri di Makassar tahun 2012 sebanyak 157
buah dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 1.457 orang.
TABEL 3.3
JUMLAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG, TENAGA KERJA, INPUT OUTPUT,
NILAI TAMBAH MENURUT KECAMATAN DI KOTA MAKASSAR
2012
KODE WIL
|
KECAMATAN
|
PERUSAHAAN
|
TENAGA
KERJA
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
010
|
MARISO
|
4
|
42
|
020
|
MAMAJANG
|
8
|
31
|
030
|
TAMALATE
|
13
|
58
|
031
|
RAPPOCINI
|
7
|
31
|
040
|
MAKASSAR
|
17
|
94
|
050
|
U. PANDANG
|
8
|
39
|
060
|
WAJO
|
9
|
26
|
070
|
BONTOALA
|
3
|
13
|
080
|
UJUNG TANAH
|
-
|
-
|
090
|
TALLO
|
5
|
24
|
100
|
PANAKKUKANG
|
19
|
76
|
101
|
MANGGALA
|
12
|
79
|
110
|
BIRINGKANAYA
|
30
|
787
|
111
|
TAMALANRE
|
22
|
158
|
7371
|
MAKASSAR
|
157
|
1.457
|
Sumber : Perum Perumnas Regional VII Makassar
Dalam angka 2013
Keberadaan
kawasan industri
ini menjadi dasar utama dalam mengembangkan perumahan di sekitar kawasan
pengembangan permukiman.
C. Prediksi
Konsumen dan Kebutuhan Hunian Baru
1.
Jumlah hunian
Berpatokan pada jumlah tenaga kerja terbanyak, maka
perkembangan rata-rata jumlah tenaga kerja yang diambil dasar sebanyak 787
orang. Dengan demikian jumlah tenaga kerja 10 tahun mendatang dapat
diproyeksikan dengan memakai rumus Geometrik, yaitu:
Pn = Po (1 + i)n
Dimana: Pn = Jumlah tenaga kerja tahun
proyeksi
Po = Jumlah tenaha kerja tahun dasar
n = Jangka waktu dalam tahun
i = Rasio pertambahan tenaga kerja per tahun
Maka jumlah tenaga kerja tahun 2023 adalah:
P2023 = 787 (1 + 0,016)2023
=
799.592 (800 orang)
Maka prediksi jumlah tenaga kerja tahun 2023 adalah:
90% x 800 = 720 orang
Jumlah rumah tambahan yang diharapkan tersedia dapat
dihitung dengan menggunakan rumus di ,bawah ini:
Rtp =
Dimana: Rtp =
Jumlah rumah tambahan yang harus tersedia
Pn = Jumlah tenaga kerja tahun hitungan
L = Angka rata-rata jumlah anggota
keluarga yang
diharapkan ideal
Maka jumlah rumah tambahan yang diharapkan mampu tersedia
untuk 10 tahun mendatang adalah:
Rtp =
=
= 376,75
rumah ~ 378 rumah
Jadi, peluang untuk membangun Perumahan Buruh PT. KIMA
Berkonsep Arsitektur Hijau sangat besar, karena jumlah hunian yang dibutuhkan
adalah 378 rumah.
2.
Penentuan type hunian
Penentuan type unit hunian disesuaikan dengan tingkat
pendapatan masyarakat menengah kebawah.
Adapun
type unit hunian yang akan direncanakan adalah:
1)
Type 36
2)
Type 45
3.
Penentuan besaran kapling unit hunian
a.
Golongan menengah
kebawah T 36
Asumsi
bahwa bangunan type 36 akan dibangun dengan arsitektur panggung (eksplorasi), maka besaran kapling type 36
adalah:
Luas
bangunan :
-
Panjang 6 m
-
Lebar 6 m
Luas lahan :
-
Panjang 12 m
-
Lebar 6 m
-
Garis sempadan (teras
ke jalan) 2 m
-
Garis kapling ke
belakang rumah 2 m
Bentuk lahan :
Taman belakang
|
Taman depan
|
Bangunan
|
Luas
terbangun = 36 m2
Luas
tidak terbangun = 24 m2
Luas
lahan LT + LTT = 60 m2
b.
Golongan menengah
kebawah T 45
Asumsi
bahwa bangunan type 45 akan dibangun dengan arsitektur panggung (eksplorasi), maka besaran kapling type
45 adalah:
Luas
bangunan :
-
Panjang 6,5 m
-
Lebar 7 m
Luas lahan :
-
Panjang 11,5 m
-
Lebar 7 m
-
Garis sempadan
(teras ke jalan) 3 m
-
Garis kapling ke
belakang rumah 2 m
Bentuk lahan :
Taman belakang
|
Taman depan
|
Bangunan
|
Luas
terbangun = 45,5 m2
Luas
tidak terbangun = 35 m2
Luas
lahan LT + LTT = 80,5 m2
Jadi, berdasarkan analisa di atas maka type unit hunian
yang direncanakan adalah:
a.
Type 36 / 60
b.
Type 45 / 75
4.
Jumlah unit hunian setiap type
Adapun perbandingan jumlah hunian mulai dari type
terbesar ke terkecil adalah = 1 : 2
Dimana
a.
Type 45 sebanyak 126
unit
b.
Type 36 sebanyak 252
unit
Jadi
jumlah keseluruhan hunian adalah 378 unit
D. Pengadaan Perumahan
Berkonsep Arsitektur Hijau
1.
Urgensi
pengadaan
Sebagai
dasar motivasi atas urgensi pengadaan perumahan berkonsep arsitektur hijau yang
akan diwujudkan antara lain:
a. Pengadaan perumahan
yang memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang lebih lengkap dan ramah lingkungan.
b. Pengadaan perumahan yang berdaya tarik
harmoni dalam kehidupan bermasyarakat
khususnya buruh KIMA
c. Memenuhi
tuntutan salah satu sarana permukiman
bagi buruh dalam suatu hunian rumah yang ramah lingkungan.
2.
Tujuan
pengadaan
Pengadaan
perumahan berkonsep arsitektur hijau di Makassar saat ini dinilai sangat
penting dilaksanakan, melihat urgensinya yang sangat mendasar sebagai perwujudan
dari pengadaan bertujuan antara lain:
a. Memberikan
kemudahan, kenyamanan dan keamanan bagi buruh
yang bekerja di KIMA.
b. Mewujudkan
pemenuhan kebutuhan perumahan (papan) bagi buruh/karyawan
yang berpebghasilan rendah.
c. Mewujudkan
penerapan konsep arsitektur hijau yang mempengaruhi perilaku dan mengarah pada
pembentukan SDM yang lebih baik.
3.
Sasaran
pengadaan
Sasaran
pengadaan ini ditujukan pada buruh
atau karyawan pada perusahaan Kima yang ingin bermukim dekat dari temapat
kerjanya dengan dengan transportasi yang terjangkau dan biaya relatif
terjangkau.
4.
Keuntungan
pengadaan
a. Bagi
penghuni
1) Memungkinkan
mendapatkan pelayanan lingkungan yang lebih baik dan lengkap.
2) Memungkinkan
mendapatkan lingkungan yang mudah
dijangkau dari tempat kerja.
3) Terwujudnya
keinginan untuk hidup bersosialisasi dan mendapatkan lingkungan yang medukung
nilai silaturahmi dan solidaritas diantara masyarakat sebagai bagian dari karyawan
Kima.
b. Bagi
pengelola
Dapat menjadi
sarana investasi yang baik di dunia sekaligus sebagai sarana kepedulian atas
dasar faktor ekonomi masyarakat yang menempati perumahan tersebut.
c. Bagi
pemerintah
1) Terwujudnya
peraturan-peraturan yang memperhatikan kenyamanan lingkungan.
2) Dikembangkan
kepranataan dan instrument
pembangunan perumahan dan permukiman yang berorentasi kepada kepentingan
seluruh lapisan masyarakat secara berkeadilan sosial.
5.
Analisis
kegiatan
a. Pelaku
kegiatan
Pelaku kegiatan
dalam perumahan terdiri dari:
1) Penghuni
Sesuai dengan
hasil survei yang menjadi target
penghuni utama perumahan adalah masyarakat menengah ke bawah, yakni buruh KIMA
b. Jenis
kegiatan
1) Kegiatan
penghuni
a) Kegiatan
in door
Kegiatan yang
berlangsung di dalam rumah, terdiri dari kegiatan santai, makan,
istirahat/tidur, dan lain-lain.
b) Kegiatan
out door
Kegiatan yang
berlangsung di luar rumah, terdiri dari kegiatan santai/rekreatif seperti jogging, duduk-duduk,
olaharaga, menikmati keindahan alam, dan lain-lain.
c. Karakteristik
ruang
Sebuah rumah
tentunya memiliki karakteristik ruang tersendiri, terkait hal tersebutkhususnya
untuk tipe perumahan menengah kebawah, beberapa jenis ruang atau kebutuhan yang
perlu diperhatikan dalam mendesain, diantaranya:
1) Ruang
tamu
Rumah publik ini harus mudah diakses
dengan jalur sirkulasi agar penghawaan
maupun pencahayaan lebih tersalurkan dengan bebas. Selain itu juga ditempatkan
beberapa tanaman-tanaman di dalam ruangan. Dengan demikian ruangan ini juga
sekaligus menghasilkan CO2 tersendiri.
2) Ruang
tidur
Ruangan ini nantinya ditempatkan pada bagian depan dan belakang rumah
agar lebih mendapatkan udara dan cahaya alami dari luar bangunan.
3) Ruang
makan
Ruangan
ini nantinya bergandengan dengan ruang tamu yang haya dipisahkan oleh partisi
berupa tanaman-tanaman sehingga sirkulasi yang masuk dari arah depan bisa
tersalurkan ke bagian paling belakang yaitu dapur dan ruang makan atau ruang
keluarga, begitupula sebaliknya.
4) Ruang
keluarga
Begitu
pula dengan ruangan ini perlu adanya bukaan agar sirkulasi maupun cahaya cukup
masuk untuk membuat suasana tempat santai ini menjadi lebih nyaman.
5) Kamar
mandi (WC)
Sebagai ruang
yang digunakan untuk membersihkan diri, dalam
hal lain kebanyakan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Maka dari itu nantinya
km/wc ditempatkan di bagian belakang agar mendapatkan cahaya maupun penghawaan
yang cukup. Sehingga dapat mengeluarkan bau dan meghasilkan km/wc yang sehat.
NOTE. UNTUK FILE MENTAH SILAHKAN KOMENTAR DAN SERTAKAN EMAIL ANDA, DAN KAMI AKAN MENGIRIMKAN LINK DOWNLOADX
<<<<<<<<<<KEMBALI KE BAB II
<<<<<<<<<<KEMBALI KE BAB II
No comments:
Post a Comment
Semoga Artikell Kami Bermanfaat,,,,,,,,,, Jagan Lupa Langganan dan Membagikan,,,,,,,,,!