Home

Media Informasi Seputar Arsitektur

Monday, May 2, 2016

Skripsi Apartemen Hijau BAB III



BAB III

TINJAUAN KHUSUS APARTEMEN HIJAU

DI MAKASSAR

A.   Gambaran Umum Kotamadya Makassar

1.   Kondisi iklim Kota Makassar

Iklim merupakan salah satu dari komponen ekosistem, dengan variabel suhu, angin, dan curah hujan. Perubahan iklim terjadi karena terjadinya perubahan pada variabel dari iklim tersebut (Kwik Kian Gie, 2002). Sehingga meningkatnya suhu bumi atau terjadinya pemanasan secara global akan mengakibatkan terjadinya perubahan iklim secara global.
Perubahan iklim akibat pemanasan global ini menyebabkan terjadinya perubahan curah hujan atau perubahan distribusi curah hujan. Sehingga beberapa wilayah akan mengalami kekurangan curah hujan dan di wilayah lain akan mengalami kelebihan curah hujan atau banjir. Kenaikan volume air laut menyebabkan tergenangnya  daerah pantai yang rendah dan akan meningkatkan laju erosi pantai.   
            Pemanasan global telah menyebabkan degradasi kualitas lingkungan, yang mengakibatkan kurangnya penghasil oksigen (O2), kurangnya penyerap karbon dioksida (CO2), zat pencemar udara, pembersih udara yang sangat efektif melalui mekanisme penyerapan (absorbsi) dan penjerapan (adsorbsi) dalam proses fisiologis, yang terjadi terutama pada daun, dan permukaan tumbuhan (batang, bunga), serta perubahan iklim yang sicnifikan, sering terjadi hujan lebat yang mengakibatkan banjir bandang dan longsor, munculnya angin puting beliung, bahkan kekeringan yang mengancam jiwa manusia.
Curah hujan terbanyak jatuh pada bulan September – Desember tetapi karena perubahan cuaca yang secara drastis yang terjadi di seluruh dunia akibat Pemanasan Global, curah hujan terbanyak jatuh pada bulan Oktober – Januari, dengan curah hujan < 1750 mm. Musim kemarau antara 1006,1 mm – 1036,8 mm dengan kecepatan angin antara 7 – 12.
              Kota Makassar beriklim tropis. Pada tahun 2005 keadaan iklim di kota Makassar adalah sebagai berikut :
a.  Kelembaban udara berkisar antara 80 % sampai 90 %.
b.  Curah hujan tahunan rata-rata 2729 mm.
c.   Jumlah hari hujan berkisar 144 pehari.
d.  Temperatur udara rata-rata sekitar 26,70o – 28,50o C.
e.  Kecepatan udara berkisar antara 4 knot/jam.
f.    Penyinaran matahari rata-rata 67 %. (sumber : Makassar dalam angka 2005)

  1. Kondisi geokrafis Kota Makassar


              Kota Makassar merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak di pantai barat dengan posisi 119024’17’38” Bujur Timur dan 508’6’19” Lintang Selatan. Adapun batas – batas kota Makassar :
            a.  Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Maros
            b.  Sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Maros
            c.  Sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Gowa
            d.  Sebelah barat berbatasan dengan selat Makassar

      3.   Pola umum penggunaan lahan

Rencana Umum Tata Ruang Kota ( RUTRK ) merupakan penjabaran dari Kebijakan Dasar Pengembangan ( KDP ) fisik kota yang akan memberikan kerangka bagi pengembangan fisik kota secara komponen utama dari RUTRK ini adalah Rencana Tata Guna Lahan ( RTGL)
 












     











    Gambar 22. Peta kawasan terpadu kota Makassar
                    Sumber : Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum

BWK                 ARAHAN RUTRK
A     :    Pusat Perdagangan, Pusat Pelayanan Sosial dan Pemukiman.
B     :    Kawasan Pelabuhan, Kawasan Militer dan Pemukiman
C     :    Jasa Pelayanan Sosial dan Kawasan Pemukiman
D     :    Jasa Pelayanan Sosial dan Kawasan Pemukiman
E     :    Kawasan Rekreasi dan Kawasan Pemukiman
F     :    Kawasan Pemukiman dan Jasa Pelayanan Sosial
G     :    Kawasan Pemukiman dan Jasa Pelayanan Sosial
H     :    Kawasan Pemukiman dan Jasa Pelayanan Sosial
I       :    Kawasan Pemukiman dan Jasa Pelayanan Sosial
J      :    Kawasan Industri, Pertambakan, Pemukiman, Olahraga dan terminal Kargo
K     :    Kawasan Pendidikan Tinggi, Industri dan Pemukiman
L      :    Kawasan Pemukiman, Pertanian, Peternakan dan Perdagangan.
M     :    Kawasan Pemukiman dan Terminal Kargo.
  Terdapat hubungan timbal balik antara pola kegiatan perkotaan dengan Pola Tata Guna Lahan Kota, sehingga RTGL ini diharapkan akan memberikan dampak yang positif dan optimal terhadap kegiatan perkotaan sebagai suatu wilayah, maka kota terbentuk oleh adanya interaksi antara Kawasan Terpadu yang mempunyai fungsi tertentu.
              Pembagian administrasi kota makassar terdiri atas 14 kecamatan yang meliputi 143 kelurahan dan pembagian wilayah mempunyai beberapa bagian dalam usaha untuk memperoleh keserasian dan pemerataan penyebaran kegiatan perkotaan dan fasilitas pembangunan maka kota makassar dibagi menjadi 13 Kawasan Terpadu. Dengan kode A sampai M yang didasarkan pada kondisi fisik.
              Perkembangan jumlah penduduk yang belum diimbangi dengan peningkatan sosial ekonomi mengakibatkan timbulnya konsentrasi – konsentrasi pemukiman padat tanpa didukung oleh saran dan prasarana yang memadai. Sedang dari segi pengadaan perumahan yang layak di kota Makassar baru 25 % kebutuhan saja yang dapat dilayani oleh sektor – sektor formal yaitu Real Estate,  perumnas dan BTN, selebihnya didasarkan pada kemampuan seseorang. Kebutuhan akan perumahan atau lahan bangunan baik perumahan fasilitas umum, prasarana maupun kebutuhan lainnya di kota makassar cenderung semakin meningkat setiap tahunnya.sejalan dengan itu, terjadi pula pengembangan nilai tanah dan tingkat sosial ekonomi masyarakat serta belum mantapnya pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas lahan perkotaan ini sehingga terjadi pemanfaatan tanah yang tidak efektif.




Tabel 1. penggunaan lahan kota makassar 2004/2005
No
Penggunaan
Luas ( km2 )
%
I. DAERAH URBAN
1.
2.
3.
4.
5.
Pemukiman
Perusahaan / perdagangan
Industri
Jasa
Lahan kososng sudah dipergunakan
7.590.87
623.70
275.40
72.09
1.926.68

43.20
3.80
1.52
4.10
10.90
II. DAERAH NON URBAN
1.
2.
3.
4.
5.
Persawahan
Kebun campuran
Hutan jati dan nipa
Rawa dan empang
Lain – lain
1.667.65
2.197.43
250.31
1.753.61
567.76
9.48
12.50
1.40
9.90
3.20
Jumlah
1.804.396.24
100.00
      Sumber : kantor wilayah departemen tenaga kerja sulawesi selatan

4.              Kondisi penduduk Kota Makassar
Berdasarkan data, laju pertumbuhan penduduk di Kota Makassar adalah 2,9 % setiap tahun. Jumlah penduduk pada tahun 2006 adalah 1.223.530 jiwa, maka pada tahun 2017 diperkirakan berjumlah 1.813.836 jiwa. Dengan melihat laju pertumbuhan penduduk maka Kota Makassar mempunyai potensi yang sangat besar untuk membangun apartemen hijau.







Table 2. persentase penduduk dan kepadatan penduduk
menurut kecamatan di kota makassar

KODE
WIL AREA CODE
KECAMATAN
SUBDISTRICTS
PERSENTASE PENDUDUK
PERCENTAGE OF POPULATION
KAPADATAN PENDUDUK
POPULATION DENSITY
( PER KM2 )
2003
2004
2005
2003
2004
2005
010
020
030
031
040
050
060
070
080
090
100
101
110
111
MARISO
MAMAJANG
TAMALATE
RAPPOCINI
MAKASSAR
UJUNG PANDANG
WAJO
BONTOALA
UJUNG TANAH
TALLO
PANAKUKKANG
MANGGALA
BIRINGKANAYA
TAMALANREA
4,63
5,36
11,75
11,56
7,24
2,45
3,13
5,16
3,99
10,48
11,22
6,96
8,63
7,43
4,43
4,79
12,21
11,55
6,71
2,30
2,72
4,59
3,86
10,83
10,96
7,84
10,06
7,15
4.42
4,93
12,10
11,46
6,74
2,34
2,86
4,78
3,84
10,74
10,89
7,75
10,04
7,11
28.292
26.582
6.471
13.937
31.981
10.363
17.504
27.336
7.470
20.006
7.323
3.208
1.992
2.596
28.724
25.108
7.125
14.748
31.408
10.329
16.126
25.744
7.658
21.895
7.580
3.828
2.460
2.646
29.013
26.167
7.148
1.481
31.898
10.616
17.154
27.139
7.711
21.980
7.623
3.833
2.485
2.666
7371
MAKASSAR
100,00
100,00
100,00
6 330
6 708
6 790
       Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar Dalam Angka 2005

       5.  Kondisi lokasi apartemen hijau

Lokasi yang akan dipilih sebagai tempat dibangunnya apartemen hijau di makassar yang direncanakan harus memenuhi kriteria, yaitu :
a. Lokasi harus terletak di wilayah kota Makassar.
b. Lokasi harus terletak tidak terlalu jauh dari tempat kerja
    penghuninya.
c. Mudahnya akses menuju ke fasilitas – fasilitas kota.
d. Tidak adanya hambatan dalam jalur dan sarana transportasi
e. Terletak pada daerah yang cukup aman.
f.  Sesuai dengan RUTRK Kotamadya Makassar dan peraturan pemerintah daerah.
           Berdasarkan hal tersebut maka lokasi apartemen harus berada pada daerah yang dekat dengan tempat – tempat kerja para expat ( tenaga kerja asing ) yang merupakan sasaran penyewa yang dituju dan masyarakat Indonesia yang berpenghasilan tinggi yang ada di makassar.
           Lokasi yang memenuhi kriteria ini adalah Kawasan Tanjung Bunga, yang memungkinkan untuk pembangunan apartemen hijau, karena wilayah ini merupakan bagian kota yang masih berpotensi untuk berkembang menjadi kota mandiri dan memiliki view yang indah dan sarana transportasi. Peruntukan pada lokasi ini adalah bangunan umum, komersial, perdagangan, kawasan bisnis, wisata dan pemukiman yang mendukung pembangunan apartemen hijau untuk kalangan menengah ke atas.

B.   Tinjauan Pengadaan Apartemen Hijau di Makassar

              Kotamadya Makassar telah menempatkan dirinya sebagai kota metropolitan, hal ini seiring dengan pesatnya pertumbuhan jasa komersial dan perdagangan yang dapat dilihat dengan berubahnya wajah kota menjadi pusat perdagangan seperti maraknya bangunan-bangunan bank dan perkantoran di sekitar jalan Ahmad Yani dan bangunan-bangunan rumah toko, pusat perbelanjaan, mall dan usaha perhotelan, bahkan sekarang telah dibangun sebuah apartemen yang kurang memperhatihan manfaat ruang terbuka hijau, fungsi hijau pada bangunan.
Keberadaan apartemen hijau di Makassar mempunyai prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan, hal ini mengingat :
a.  Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Makassar telah mempunyai sarana dan prasarana dan fasilitas-fasilitas penunjang yang baik.
b.  Hijau berfungsi sebagai peredam suara dan kemampuannya memperbaiki kualitas udara pada bangunan.
c.  Ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai ruang pemeliharaan yaitu ruang yang memungkinkan pengelola kota melakukan pemeliharaan unusur-unsur perkotaan seperti jalur pemeliharaan sepanjang sungai dan selokan sebagai koridor kota.
d.  Sebagai basis pengembangan kawasan timur Indonesia di bidang  pariwisata, pemerintahan, ilmu dan teknologi, produksi maupun jasa, maka Makassar akan banyak dikunjungi orang dengan berbagai tujuan, baik dari dalam maupun luar negeri.
e.  Secara geografis lokasi kota Makassar berada di tengah Indonesia, sehingga menguntungkan dari jarak pencapaian.

C.   Tinjauan Apartemen Hijau dan Peruntukannya

1.    Sasaran penghuni

                   Dalam perencanaan apartemen ini harus memperlihatkan kehidupan individu dan kolektif yang merupakan rangkaian aktivitas baik yang bersifat rutin maupun insidental penghuni. Sehingga akan mewujudkan ruang – ruang dengan skala manusia, privacy, keamanan dan adanya fasilitas lingkungan yang baik dan sehat. Sesuai dengan kriteria perencanaan di atas, maka sasaran penghuni lebih ditujukan pada golongan – golongan tertentu yang dapat menerima apartemen ini, yaitu :
a. Penduduk asing di Makassar
Jumlah orang asing di Makassar pada tahun 2005 tercatat sebanyak 108 orang, sebagai turis, kunjungan, orang asing yang datang ke Makassar dengan waktu yang terbatas atau agak lama. Sedangkan orang asing yang datang ke Makassar dengan tujuan bekerja atau wakil dari negaranya, biasanya waktu tinggalnya agak lama sehingga mereka membutuhkan tempat tinggal untuk jangka waktu tertentu.


Tabel 3. penduduk asing menurut sektor lapangan usaha
No
Sektor lapangan usaha
Jumlah ( orang )
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pertanian, kehutanan, perburuhan dan perikanan
Pertambangan dan penggalian
Industri dan pengolahan
Listrik, gas dan air
Bangunan Perdagangan besar, eceran, serta rumah makan dan hotel.
Angkutan perdagangan dan komunikasi
Jasa kemasyarakatan sosial dan perorangan
8
23
19
3
20
25
3
6
Jumlah
108
       Sumber : kantor wilayah departemen tenaga kerja sulawesi selatan, juli 2005

Tabel 4. gaji tenaga kerja asing menurut jabatannya
No
Jabatan
Gaji rata – rata
(Us$/ bulan )
Jumlah Tka
1.
2.
3.
4.
Pimpinan / manajer
Professional
Supervise
Teknisi / operator
5.000
3.500
1.500
1.000
36
10
8
54

Total
11.000
108
       Sumber : kantor wilayah departemen tenaga kerja Sul-Sel 2005


b. Penduduk di Kota Makassar
            Sasaran peruntukan apartemen ini, disamping orang asing juga penduduk Makassar dari golongan mampu dan berminat atau mereka yang mempunyai tingkat kehidupan yang hampir sama dengan orang asing, hal ini dapat ditinjau dari :


1). Struktur keluarga  
     Masyarakat golongan menengah ke atas secara umum merupakan keluarga kecil dengan jumlah anak maksimum 4 orang. Komposisi keluarga yang dapat diterapkan pada unit hunian berdasarkan jumlah anggota keluarga adalah :
            a). 1 orang (bujangan), membutuhkan 1 kamar tidur.
            b). 2 orang (suami-istri), membutuhkan 1 kamar tidur.
c). 3 orang (suami-istri + 1 anak), membutuhkan 2 kamar tidur.
            d).  4 orang (suami-istri + 2 anak), membutuhkan 2-3 kamar
      tidur.
e). 5-6 orang (suami-istri + 3-4 anak), membutuhkan 3-4  kamar tidur atau tipe khusus (penthouse).
     2).  Sosial budaya penghuni apartemen
    Apartemen diciptakan dari suatu struktur dan kebudayaan  yang sudah kompleks dan maju. Dengan demikian, penghuni apartemen harus memiliki struktur dan kebudayaan tersebut. Ada beberapa pertimbangan dari mereka yang memilih tinggal di dalam apartemen, yaitu :
         a). Menilai adanya kepraktisan
1)  Tidak mengadakan perawatan gedung
    Dalam hal ini pengelolah mempunyai tanggung jawab menjaga kerapihan, kebersihan ruangan, taman (lanscape) serta perlengkapan lainnya (kenyamanan, kebersihan  dan pelayanan).
2) Tidak menyiapkan fasilitas furniture dan peralatan lainnya.
Fasilitas dalam apartemen hijau adalah fasilitas untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi penyewa atau penghuni, (kesehatan, fitnes, taman bermain, restoran, taman, kolam renang dan lain-lain) baik secara membayar atupun tanpa dipungut biaya untuk fasilitas yang di gunakan tersebut.
  b). Menilai adanya kenyamanan
1)  Hunian yang nyaman, aman, sehat dan teratur. Dapat di dukung dengan linkungan yang teduh, penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau (landscape) serta prasarana pejalan kaki, bahan bangunan berkualitas dan konstruksi lebih kuat, saluran air bersih, perabotan tidak perlu berlebihan, dapur bersih.
2)  Kelengkapan fasilitas dasar hunian Dari segi interior.
Hijau mensyaratkan dekorasi dan perabotan tidak perlu berlebihan, saniter lebih baik, dapur bersih,  kemudahan air bersih, luas dan jumlah ruang sesuai kebutuhan, bahan bangunan berkualitas dan konstruksi lebih kuat, saluran air bersih. penempatan jendela, pintu bertujuan memasukkan cahaya dan udara secara tepat, bersilangan, dan optimal pada seluruh ruangan.
3) Suasana yang tenang dan privacy yang cukup. Keberadaan tanaman hidup di ruang dalam atau di taman (void) serta roof garden berguna menjaga kestabilan suhu udara  tetap segar dan sejuk. Penempatan jendela, pintu, dan skylight bertujuan memasukkan cahaya dan udara secara tepat, bersilangan, dan optimal pada seluruh ruangan.



  c). Menilai adanya kelayakan ekonomi
            Dibandingkan dengan tinggal di rumah biasa (landed house) di daerah tertentu, biaya yang dikeluarkan untuk penghuni relative lebih murah bila dilihat pada beberapa hal seperti prasarana, sarana hunian dan fasilitas yang dipakai bersama. Selain peninjauan dari segi komersial, faktor kenikmatan atau kelayakan penghuni untuk tinggal dalam apartemen penting untuk diperhatikan, sebab menyangkut kehidupan keluarga yang layak dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat seperti sosial ekonomi, kesehatan dan keserasian bertempat tinggal.
                 Hijau sangat mendukung program penghematan energy pada bangunan dengan banyak bukaan, untuk mengurangi pemakaian AC juga penerangan dengan Memanfaatkan sumber yang dapat diperbaharui seperti menggunakan sinar matahari melalui passive solar dan active solar, serta teknik photovoltaic dengan menggunakan tanaman dan pohon-pohon melalui atap hijau dan taman hijau dalam bangunan maupun luar bangunan.  

2.   Penentuan jumlah unit hunian


              Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat bahwa setiap tahun jumlah kelompok masyarakat golongan menengah ke atas terus meningkat. Untuk prediksi tahun 2020 diharapkan jumlah akan terus meningkat, mengingat pembangunan di Kota Makassar semakin meningkat di segala bidang.

           Dengan prediksi 20 tahun yang akan datang. Maka, digunakan rumus :


Text Box: A + [(2020 – 2005) x B x A]
 




Dimana : A = Jumlah penghuni tahun sekarang (2005)
               B = Jumlah persentase kenaikan/ laju penduduk

Sehingga diperoleh :
a). Tenaga profesional sebanyak 339 kk   :
     339 + [(2020 – 2005) x 3,7 % x 339]       = 527,15 ~ 527 kk
b). Pengusaha sebanyak 310 kk                 :
     310 + [(2020 – 2005) x 1,3% x 310]        = 370,45 ~ 371 kk
c). Tenaga kerja asing sebanyak 103 kk    :
     103 + [(2020 – 2005) x 4,5% x 103]        = 172,53 ~ 173 kk
Total jumlah penghuni apartemen adalah :
527 + 371 + 173 = 1071 kk

              Tabel 5. jumlah masyarakat golongan menengah ke atas
No
Jenis pekerjaan
Jumlah
( jiwa )
Persentase peningkatan
1
2
3
Tenaga professional
Pengusaha
Tenaga kerja asing
33.992
23.794
108
3,7
1,3
4,5
              Sumber : Departemen tenaga kerja sul–sel 2005

Tenaga professional yang memilih tinggal di apartemen 1,00% (asumsi) :
             1,00 % x 33.992 jiwa = 339 jiwa (kepala keluarga)
        Pengusaha yang memilih tinggal di apartemen 1,30 % :
             1,30 % x 23.794 jiwa = 310 jiwa (kepala keluarga)
Tenaga kerja asing yang memilih tinggal di apartemen 95 % (asumsi) :
             95 % x 108 jiwa = 103 jiwa (kepala keluarga).

           Sehingga jumlah apartemen yang dibutuhkan pada tahun 2020 di Makassar adalah 1071 unit. Namun untuk perencanaan tahap awal direncanakan terbangun 15% dari jumlah tersebut. Jadi jumlah unit hunian yang direncanakan adalah :
     15 % x 1071 kk  = 160,65 = 161 unit.
           Tipe unit hunian bergantung pada jumlah ruang tidur dalam unit hunian apartemen. Untuk menentukan jumlah tipe unit hunian apartemen dapat dilakukan dengan presentase perbandingan. Dapat dilihat pada tabel berikut :

 Tabel 6. presentase tipe unit hunian
No
Tipe unit hunian
Presentase (%)
1.
2.
3.
4.
Tipe 1 ruang tidur
Tipe 2 ruang tidur
Tipe 3 ruang tidur
Tipe penthouse
25
41
32
2
           Sumber : perbandingan apartemen di Jakarta dan surabaya

                Dengan melihat tabel di atas, maka perkiraan jumlah unit hunian untuk masing-masing tipe adalah :
1)    Hunian dengan tipe studio/ 1 kamar tidur, adalah :
25 % x 161 unit          = 40,25 ~ 41 unit
2)   Hunian dengan tipe 2 kamar tidur, adalah           :
41 % x 161 unit          = 66,01 ~ 66 unit
3)   Hunian dengan tipe 3 kamar tidur, adalah           :
32 % x 161 unit          = 51,52 ~ 52 unit
4)   Hunian dengan tipe penthouse, adalah :
2 % x 161 unit                        = 3,22 ~ 4 unit.
Sasaran penghuni bagi bangunan apartemen antara lain   penduduk asing dan penduduk kota terutama didasarkan pada komponen keluarga yang dominan merupakan keluarga kecil dari aspek sosial budaya yang maju. Dengan demikian, hal ini mempengaruhi segi komersial, dalam hal penyediaan sarana, prasarana, dan fasilitas hunian yang dipakai bersama serta faktor kelayakan huni.

3.  Sistem pelayanan dan aktivitas

              Sistem pelayanan yang direncanakan dengan    mempertimbangkan faktor-faktor  antara lain :
a.  Kenyamanan, privacy dan keamanan
b.  Social budaya penghuni
c.   Sedapat mungkin mengurangi kesan mengawasi, baik pada penghuni maupun pada tamu.
              Apartemen juga harus dapat memberikan kebebasan yang terkoordinir pada penghuni untuk memilih alternatif system yang disukai, karena pada dasarnya manusia yang berbeda akan menghendaki kebutuhan pelayanan yang berbeda pula. Kegiatan yang membutuhkan sistem pelayanan diantaranya :
a.  Kegiatan parkir penghuni
     1).   Pencapaian penghuni
Penghuni mengendarai mobil menuju entrance        
penghuni keluar            mobil dikemudikan oleh petugas
menuju parkir ( kunci mobil dititipkan di bell captain ).
     2).  Penghuni ingin menggunakan kendaraan menuju ke bell
           captain          pemanggil mobil          dikemudikan petugas –
           entrance bangunan hunian – pemilik memperoleh mobilnya
                   keluar.
3).   Untuk penghuni yang tidak merasa nyaman dan bebas dengan sistem tersebut dapat memarkir mobilnya sendiri.
        Pendekatan rancangan :
a)  Setiap tower hunian dapat langsung dicapai oleh kendaraan penghuni.
b)  Perlu disediakan ruang bell captain
c)  Setiap penghuni harus memiliki tempat parkir tertentu. Untuk memudahkan petugas, setiap kunci mobil dilengkapi dengan denah lokasi parkir dan letak hunian
b.     Menerima tamu
1). Tamu yang mempunyai janji terlebih dahulu
       Mencari hunian yang dituju – hall hunian – tekan tombol penghuni yang dituju – penghuni melihat tamu dari CCTV – menuju unit hunian penghuni.
2). Tamu yang belum mempunyai janji
       a).  Tamu hanya menjemput penghuni ( tidak mempunyai
               hubungan kekerabatan yang dekat dengan tamu ) – tekan tombol – penghuni turun, sementara itu tamu menunggu di lobby.
       b).  Tamu diterima langsung pada unit hunian (untuk tamu
yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan penghuni) -  penghuni melihat tamu dari CCTV – menerima tamu.
       c).  Pengantar kiriman bunga / barang
Hall utama – petugas resepsionis menghubungi penghuni. Penghuni memberikan kebebasan untuk Memilih salah satu dari dua cara di bawah ini :
                                    (1)  Penghuni turun mengambil bingkisan
(2)  Minta petugas untuk mengantarnya
                         Pendekatan perancangan dalam hal ini :
(1)  Ruang tunggu
(2)  Ruang penerangan ( ruang tombol )
(3)  Counter informasi pada hall utama
                  d).  Pembantu rumah tangga
    (1)  Dapat membedakan nilai kenyamanan bagi penghuni karena pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh pembantu.
(2)  Privasi dapat diatur dari perancangan ruang
                               Pendekatan dalam perancangan :
Perlu disediakan ruang pembantu yang memiliki pintu masuk yang tidak mengganggu privasi pemilik hunian.
e). Mencuci pakaian Kegiatan mencuci pakaian dapat dilakukan dengan :
(1) Mesin cuci yang juga dapat mengeringkan pakaian
                           (2) Pelayanan laundry.
                                 Penghuni dapat meminta pembantu atau petugas   untuk membawakan baju kantor ke laundry. Baju yang sudah bersih, dikirim pada waktu yang telah dijanjikan.
                           Pendekatan perancangan :
                           (1)  Tidak diperlukan tempat untuk menjemur pakaian
                           (2)  Membutuhkan laundry
                   f).    Penitipan bayi
                           (1)  Bayi dititipkan pada ruang baby sitter
(2) Ibu dapat meminta baby sitter untuk ke unit huniannya.
                   g).   Media massa
                          Pendekatan dalam rancangan :
Perlu disediakan wadah untuk menerima mass media cetak maupun kiriman pos yang dapat diterima penghuni yang berhak tanpa menyebabkan gangguan yang berarti.
                   h).  Penyimpanan barang – barang di luar apartemen.
Barang-barang yang tidak cocok disimpan dalam  apartemen seperti dos/ kotak dan lain – lain memerlukan wadah khusus.
Pendekatan perancangan :
Penyediaan ruang berupa gudang yang dapat dicapai
oleh servis elevator.

4. Aktivitas dan kebutuhan ruang apartemen

                 Kepuasan penghuni dalam melakukan kegiatan dapat dipenuhi bila disediakan ruang – ruang yang sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung. Berdasarkan pelaku, maka kegiatan dalam apartemen dapat diuraikan. Berikut kebutuhan akan ruang dimana kegiatan / aktivitas itu berlangsung.
a.  Analisa kebutuhan ruang pada unit hunian apartemen hijau


Tabel 7. Jenis Kegiatan/Aktivitas Dan Kebutuhan Ruang
Aktivitas
Karakteristik perencanaan
Kebutuhan ruang
Istrihat/tidur
Memperhatikan segi kenyamanan
Ruang tidur

dan privacy tamu/penghuni

Membersihkan
Memperhatikan segi kenyamanan
KM, WC, Toilet
Badan
dan privacy tamu/penghuni

Duduk santai/
Memperhatikan segi kenyamanan
Ruang duduk/
Rileks
dan privacy tamu/penghuni
Ruang keluarga
Menerima tamu
Memperhatikan segi kenyamanan
Ruang duduk (tidak

dan privacy tamu/penghuni
disediakan ruang tamu,


hal ini mengingat intensitas


kegiatan dan lama tinggal


tamu yang tidak menetap


permanen)
Memasak
Memperhatikan segi kenyamanan
Dapur

dan privacy tamu/penghuni

Makan
Memperhatikan segi kenyamanan
Ruang makan

dan privacy tamu/penghuni





b.  Analisa kebutuhan ruang fasilitas pada apartemen hijau

Tabel 8. jenis kegiatan/aktivitas dan kebutuhan ruang
Pelaku
Kegiatan/Aktivitas
Karakteristik Perencanaan
Kebutuhan Ruang
-
Penghuni

Datang/pergi
Mampu menimbullkan
kesan representatif
Dan mencerminkan
Citra apartemen hijau
Pintu masuk
Parker kendaraan
Tempat parkir
Masuk/keluar
Lobby
Menuju unit hunian/lantai atas
Koridor,lift,tangga
Istirahat/tidur
Rg. Tidur utama
Rg. Tidur anak
Membersihkan badan
Km, Wc, toilet
Duduk santai bersama
Rg. Keluarga
Makan
Rg. Makan
Memasak
Dapur kering/pantry
Menyimpan barang
Gudang
Jalan-jalan
Taman, ruang terbuka, plaza
Olah raga/rekriasi
Kolam renang, fitness centre, jogging track, playground
Berkumpul dengan kawa/relasi
Bar, cffe shop, restaurant, function hall
-
Pengelolah

Datang/pergi
Ruang dibagi atas
ruang-ruang terpisah
sesuai dengan bagian
operasional Apartemen
Hijau
Adanya ruang istrihat
bagi karyawan
Pengelompokan ruang
berdasarkan kegiatan
Pintu utama/samping
Parkir kendaraan
Tempat parkir
Menerima tamu
Reception
Memberi informasi
Information desk
Menjaga keamanan
Rg. security
Mengurus kepegawaian
Rg. Personalia
Mempertimbangkan harga
Sewa dan pemasaran/promosi
Rg. Sales manager
Mengurus administrasi
Rg. Tata usaha
Menerima pablik
Pablic relation room
Melayani surat, telegram, telex
Mail/stamp/cable dept
Pelayanan telepon
Rg. Operator
Melayani pengiriman dokuman
Rg. Faximili
Mengendalikan pengoprasian
Apartemen
Rg. Pimpinan
Mengadakan rapat personalia
Meeting room
Mengurus kebersihan
Rg. Cleaning servis
Rg. Hajat
Toilet
Menyiapkan bahan makanan
Pantry
Menyimpan bahan makanan
Gudang basah/kering
Makan/minum
Rg. Makan/kantin
Istirahat
Rg. Istirahat
Melayani makana minuman
Coffe shop,bar
Mencuci, Mengeringkan
Menyetrika
Laundry
Menyimpan pakaian
Rg. linen setrika
Memperbaiki kerusakan
Work shop
Mengurus personalia teknik
Rg. engineering


-
Pengunjung/
Tamu

Datan/pergi
Memberi kemudahan
pencapaian bagi
pengunjung dan tamu,
lay out menarik
Pintu masuk utama
Masuk/keluar
Rg. Penerima tamu
Membutuhkan informasi
Information desk
Menunggu, bertemu penghuni
Lobby
Makan, minum
Coffe shoop, bar, bakery shop, restaurant
Membeli kebutuhan sehari-hari
Mini maerket
Rapat/meeting
Funcion room


5. Pengelompokan ruang

                Berdasarkan penzoningan ruang-ruang pada apartemen dapat dikelompokkan menjadi 3 zona, yaitu :
a.  Zona publik
1).   Daerah parkir
            Daerah parkir digunakan untuk kendaraan sedan dan mini bus. Penyediaan parkir diperuntukkan bagi kendaraan penghuni apartemen, kendaraan pengelola dan kendaraan tamu penghuni.
2).  Lobby (ruang tunggu /penerima)
                    Merupakan daerah transisi antara bagian luar dan bagian dalam. Harus mampu menampung penghuni maupun tamu terutama pada waktu bersamaan. Kesan atau citra penghuni di dapatkan dari suasana lobby. Oleh karena itu perlu penataan interior dan dekorasi yang baik.
3).  Front desk area
                    Tempat memberikan penerangan / penjelasan, mnenerima pesan, tempat pengaduan dari penghuni apartemen, dan lain-lain.
4).  Kantor pengelola
                    Merupakan tempat kegiatan administrasi, pemasaran apartemen, untuk kepegawaian dan keuangan, tempat mengkoordinir berlangsungnya kegiatan rutin apartemen.
5).  Bar, restaurant, dan coffee shop
                    Perlengkapan sebuah bar adalah counter panjang, gudang untuk alat-alat bar, tempat simpan minuman berupa lemari es, sebagai tambahan dapat dilengkapi dengan panggung kecil untuk pertunjukan.
6).  Mini market
        Tempat diperjual belikannya barang kebutuhan sehari-hari.

7).  Bakery shop
       Tempat dijualnya berbagai aneka roti segar sebagai  pelengkap kebutuhan makanan penghuni.
8).  Ruang telekomunikasi
                    Ruang yang menampung kegiatan surat – menyurat, faxmile, dan operator.
9).  Locker pengelola
              10). Ruang serba guna ( function room ).
          Ruang yang dapat digunakan untuk kegiatan seperti rapat, konferensi, seminar, pameran, pertunjukkan, dan lain – lain.
11). Play ground
12). Kolam renang
13). Fitness centre
14). Beauty salon
15). Jogging track
16). Tennis court
17). Taman dan plaza
b. Zona privacy
     Merupakan bagian yang terpenting dari sebuah bangunan apartemen. Dibutuhkan faktor-faktor kenyamanan, keamanan, dan efisien dalam pelayanan. Dibawah ini terdapat jenis ruang dan perabotnya.









Tabel 9. jenis ruang dan kebutuhan perabot untuk zona privasi
No
Jenis ruang
Kebutuhan perabot
1
Rg. Tidur utama
1 buah double bed, 1 meja rias, 1 set tempat duduk santai, 1 set lemari pakaian, 1 KM/WC.
2
Rg. Tidur anak
1 buah single bed, 1 set meja kerja, 1 set lemari pakaian, 1 set lemari buku dan mainan.
3
Rg. Keluarga
1 set sofa santai, 1 set home theatre, 1 set lemari/ rak buku.
4
Rg. Makan
Tergantung besar unit hunian, yang penting dapat menampung seluruh keluarga.
5
Kamar mandi/WC
1 bathtub, 1 set kloset duduk, shower, 1 set washtafel, 1 set gantungan handuk/baju.
6
Balkon duduk
1 set kursi/ poef dan meja, dapat ditambahkan tanaman (pot bunga kecil)
7
Dapur/ pantry
Kitchen set
               Sumber : Time server data


          c. Zona servis
    Daerah ini harus mempunyai entrance tersendiri dan dapat dilalui oleh kendaraan besar, seperti truk. Juga terdapat ruang untuk membongkar muatan berupa barang yang dibutuhkan apartemen.
            1).  Cleaning service
         Fungsi cleaning servis adalah untuk menjaga unit apartemen dan lingkungannya. Biasanya diletakkan pada setiap tower hunian.
            2).  Laundry dan linen
Kegiatan ini terdiri atas proses pengumpulan, sortir dan penyimpanan. Kegiatan servis ini mempunyai akses langsung dengan lift barang/ lift servis.
-   seluruh pencucian harian, dilakukan oleh perusahaan           laundry dengan system kontrak.
-   seluruh peralatan dan perlengkapan linen serta pencucian  dilakukan oleh pihak apartemen sendiri.
     3).  Dapur
Perancangan perletakan dapur harus satu lantai dan berdekatan dengan restoran serta mempunyai sirkulasi servis tersendiri yang tidak terlihat oleh tamu atau penghuni apartemen.
4).  Gudang bahan makanan
5).  Ruang karyawan
Biasanya disediakan untuk karyawan menengah ke bawah, letaknya dekat dengan dapur utama.
6).  Ruang engineering (ahli mesin)
Biasanya disediakan untuk karyawan menengah ke bawah, diletakkan dekat dengan dapur utama.
7).  Ruang workshop
Merupakan ruang untuk reparasi, bagian perabotan, pengecatan, plumbing, dan mesin-mesin pendukung unit apartemen.
8).  Ruang mesin
Ruang ini terdiri dari ruang boiler, generator, AHU, chiller, trafo, gudang peralatan, dan lain-lain.
9).  Toilet
10). Ruang office boy
11). Ruang security


NOTE. UNTUK FILE MENTAH SILAHKAN KOMENTAR DAN SERTAKAN EMAIL ANDA, DAN KAMI AKAN MENGIRIMKAN LINK DOWNLOADX


No comments:

Post a Comment

Semoga Artikell Kami Bermanfaat,,,,,,,,,, Jagan Lupa Langganan dan Membagikan,,,,,,,,,!