Home

Media Informasi Seputar Arsitektur

Tuesday, May 17, 2016

Skripsi Mall / Pusat Perbelanjaan BAB II



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PUSAT PERBELANJAAN MODEREN

A.      Tinjauan Pusat Perbelanjaan
1.    Pengertian Pusat Perbelanjaan
Pusat perbelanjaan (shopping center) merupakan tempat perdagangan eceran atau retail yang lokasinya digabung dalam satu bangunan atau komplek. Hal ini dapat dilihat pada definisi pusat perbelanjaan dibawah ini:
a.    Bentuk usaha perdagangan individual yang dilakukan secara bersama melalui penyatuan modal dengan tunjuan efektivitas komersial ( Beddington, Design For Shopping Centre).
b.    Suatu tempat kegiatan pertukaran dan distribusi barang / jasa yang bercirikan komersial, melibatkan perencanaan dan perancangan yang matang karena bertujuan memperoleh keuntungan (profit) sebanyak-banyaknya (Gruen, Centers For Urban Environment: Survival of the Shopping Centre).
c.    Kompleks perbelanjaaan terencana, dengan pengelolaan yang bersifat terpusat, dengan sistem menyewakan unit-unit kepada pedagang individu, sedangkan pengawasannya dilakukan oleh pengelola yang bertanggung jawab secara menyeluruh ( Beddington, Design For Shopping Centre).
d.   Sekelompok kesatuan pusat perdagangan yang dibangun dan didirikan pada sebuah lokasi yang direncanakan, dikembangkan, dimilai, dan diatur menjadi sebuah kesatuan operasi (operation unit), berhubungan dengan lokasi, ukuran, tipe toko, dan area perbelanjaandari unit tersebut. Unit juga menyediakan parkir yang dibuat berhungan dengan tipe dan ukuran total toko-toko (Urban Land Institute, Shopping
 Centre Development Handbook).
e.    Suatu wadah dalam masyarakat yang menghidupkan kota atau lingkungan setempat. Selain berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berbelanja atau transaksi jual beli, juga berfungsi sebagai tempat untuk berkumpul atau berkreasi
( Beddington, Design For Shopping Centre).
Dari berbagai pengertian diatas, terdapat beberapa kata kunci terkait dengan pusat perbelanjaan, yaitu:
1)      Adanya kegiatan jual beli atau pertukaran barang dan jasa.
2)      Dapat berfungsi juga sebagai tempat berkumpul dan berekreasi.
2.    Klasifikasi Pusat Perbelanjaan
Perencanaan sebuah pusat perbelanjaan perlu disesuaikan dengan tuntutan lingkungan dan masyarakat di lingkungan tersebut sehingga tepat sasaran baik kelas, lingkup layanan, maupun penyediaan kelengkapan didalamnya. Secara umum sebuah pusat perbelanjaan dapat diklasifikasikan dengan berbagai pertimbangan , yaitu:
a.    Berdasarkan Skala Pelayanan
1)   pusat perbelanjaan lokal (Neighboardhood centre)
Melayani kebutuhan sehari-hari yang meliputi supermarket dan toko-toko yang luas. Lantai penjualan (Gross Leasable Area/GLA) antara 30.000 -100.000 square feet (2787-9290 m2). Jangkauan pelayanan antara 5.000-40.000 jiwa penduduk (skala linkup). Yunit terbesar berupa supermarket, dan luas  site yang di butuhkan antar 3-10 Ha.
2)   pusat perbelanjaan distrik (Community centre )
Melalyani jenis barang yang lebid luas, meleputi department storet, variety storet, shop unit dengan GLA antara 100.000-300.000 square feet (9290-27.870 m2). Jangkauan pelayanan antara 40.000-150.000 jiwa penduduk. Penjualan berupa junior department store, supermarket, dan toko-toko. Luas site yang di perlukan antara 10-30 Ha.
3)   pusat perbelanjaan regional (Main centre/regional centre)
Pusat perbelanjaan dengan skala kota yang memiliki jangkauan pelayanan di atas 150.000 jiwa penduduk, dengan fasilits-fasilitas meliputi pasar, toko, bioskop, dan bank yang terletak pada tempat strategisdan bergabung dengan perkantoran, tempat rekreasi dan kesenian. Luas lante penjualan/ GLA antra 300.000-1000.000 square feet (27.870-92.900 m2). Pusat perbelanjaan tersebut terdiri atas dua atau lebih department store dan berbagai jenis toko.
Semakin besar skala layanan yang direncanakan, semakin luas pula ruang yang dibutuhkan. Tuntutan luas bangunan berlawanan dengan tingginya nilai lahan yang potensial untuk pengembangan bangunan komersial yang umumnya berada di pusat kota atau di lokasi-lokasi strategis lainnya. Salah satu solusinya, pusat perbelanjaan ini disusun menjadi bangunan berlantai banyak atau neka lantai seperti pada gambar 2.1
 
Gambar 1.  Neka lantai pada bangunan pusat perbelanjaan
(sumber: www.ciputra.com, download 12 Maret 2015)

4)   Shopping existing personal service
Pembeli di layani langsung oleh para pelayan. Stelah transaksi, pelayan langsung meminta pembayaran dan pembungkus barang tersebut.
5)   Self selection
Pembeli dapt memili dan membeli barang-barang, kemudian mengumpulkan ke pelayan dan meminta bon pembayaran, lalu ke kasir untuk membayar dan mengambil barang.
6)   Self service
Pembeli dapat memilih dan mengambil barang-barang yang di butuhkan, kemudian diletakan pada keranjang/ kereta dorong yang telah di sediakan, lalu langsung di bawa ke kasir untuk pembayaran dan pembungkusan.
b.    Berdasarkan Sistem Transaksi
Berdasarkan sistem transaksinya, sebuah pusat perbelanjaan dapat dibedakan sebagai berikut:
1)   Toko Grosir, adalah toko yang menjual barang dalam partai besar. Barang-barang tersebut biasanya disimpan hanya di gudang atau di tempat lain, sedangkan yang ada di toko grosir hanya contonya oleh karena penjualan dilakukan dalam partai besar, biasanya etalase pada toko grosir hanya memerlukan  tempat yang relatif kecil, sedangkan bagian besarnya adalah gudang tempat menyimpan persediaan. Aktivitas lain yang juga tidak kalah penting pada toko seperti ini adalah pengepakan. Oleh penjualannya dilakukan dalam jumlah besar sekaligus maka pengempakan memerlukan ruang tersendiriyang juga relatife besar, yaitu ruang dropping barang. Area ini sebaiknya berdimensi  cukup besar yang memungkinkan kendaraan pengangkut barang berhenti pada proses pembongkaran atau pemuatan barang belanjaan.
2)   Toko Eceran, menjual barang dalam partai kecil atau per satuan barang. Toko eceran lebih banyak menarik pembeli karena tingkat variasi barangnya tinggi. Pada toko semacam ini, area display barang dagangan memerlukan ruang dengan dimensi yang relatif besar untuk mewadahi variasi barang dagangan yang tinggi. Sebaliknya, gudang mungkin hanya memerlukan area dengan dimensi yang lebih kecil. Area dropping barang bukan merupakan area vital pada toko jenis ini.
b.    Berdasarkan Lokasi
1)   Pasar (Market) merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana (los, toko, kios, dan sebagainya) yang berada disuatu area tertentu pada suatu wilayah. Fasilitas perbelanjaan ini dapat bersifat terbuka ataupun berada di didalam bangunan, biasanya berada di dekat kawasan permukiman , merupakan fasilitas perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan (biasnya sehari-hari) masyarakat  disekitarnya.
Gambar 2.  Pasar Tradisional di Bali
(Sumber: www.rakuten.re.jp.download 12 maret 2015)




2)   Shopping Street merupakan pengelompokan sarana perbelanjaan yang terdiri dari Toko-toko atau kios yang berderet di kedua sisi jalan, dengan pencapaian langsung dari jalan utama. Area ini merupakan jenis pasar yang berlokasi di sepanjang tepi suatu penggal jalan. Jenis perbelanjaan semacam ini biasanya berkembang di kawasan-kawasan wisata, atau kawasan perkotaan yang menarik dikunjungi wisatawan.
3)   Shopping Precint merupakan kompleks pertokoan terbuka yang menghadap pada suatu ruang terbuka yang bebas. Perbelanjaan ini biasanya tumbuh didekat obyek atau kawasan wisata.
Gambar 3. Nakase-dori, senso-ji’s temple precint’s shopping street, Asakusa Tokyo,Jepang.
(sumber:
www.terragalleria.com. Download 12 maret 2015)

4)   Department store merupakan wadah perdagangan eceran besar dan berbagai jenis barang yang berada di bawah satu atap.
Gambar 4. matahari department store
(Sumber: www.lighting.philips.co.id, download 12 maret 2015)

5)   Supermarket toko yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan cara pelayanan mandiri (self service).
6)   Shopping centre, merupakan pengelompokan fasilitas perbelanjaan (toko dan kios) yang berada dibawah satu atap .
7)   Shopping mall Merupakan bangunan atau kompleks pertokoan yang memilih sistem selasar atau satu koridor utama disepanjang toko-toko yang menerus.
c.    Berdasarkan luas dan bermacam-macam desain
1)   Full mall
Full mall terbentuk oleh sebuah jalan, di mana jalan tersbut sebelumnya di gunakan untuk lalulintas kendaraan, kemudian diperbaharui   menjadi jalur pejalan kaki, plzza (alulun) yang di lenkapi vaving, pohon-pohon, banku-banku, pencahayaan dan fasilitas baru lainya seperti patung dan air mancur.
2)   Transit mall
Transit mall atua transit way di kembangkan dengan memindahkan lalulintas mobil pribadi dan truk kejalur lain dan hanya mengijinkan ankutan umum seperti bus dan taksi. Areal parkir di rencanakan tersendiri dan menghindari sistem parkir pada jalan (on-sreep parking), jalur pejalan kaki diperlebar dan di lengkapi dengan fasilita-fasilitas seperti: paving, banku, pohon-phon, pencahayaan, patung, air mancur dan lain-lain. Transit mall telah di bangun di kota-kota dengan rata-rata ukuranya lebih besar dari full mall mau pun semi mall.
3)   Semi mall
Semi mall labih menekankan pada pejalan kaki oleh karena itu  areanya di perluas dan melengkapinya dengan pohon-pohon dan tanaman, banku-banku, pencahayaan dan fasilitas buatan lainya. Sedangkan jalur kendaraan dan area parkir di kurangi.
3.    Unsur-Unsur Penting dalam Pusat Perbelanjaan
Menurut Nadine Beddington (Design for Shopping Center,1982), ada 3 unsur penting dalam menentukan kualitas dari pusat perbelanjaan, yaitu :
a.    Hardware
Hardware mempunyai peranan yang penting untuk menarik minat konsumen agar datang ke suatu pusat perbelanjaan dan melakukan pembelian. Hardware merupakan keadaan fisik atau keadaan suatu shopping center dilihat dari lokasi dan kondisi lingkungan, serta arsitektur suatu shopping center sehingga mudah dijangkau dan menarik untuk dikunjungi.
b.    Lokasi dan Jalan
Lokasi mencerminkan fungsi kemudahan akses dan kedekatan jarak dengan sarana dan fasilitas. Dalam menentukan lokasi suatu pusat perbelanjaan ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu ukuran dari area perdagangan, populasi, jumlah kekuatan pembeli, penjualan potensial dan situasi perdagangan. Jenis-jenis lokasi dan jalan dapat dilihat dari :
1)   Letak yang strategis
Pemilihan pusat perbelanjaan yang baik adalah dengan memperhatikan letaknya yang strategis, dimana letak tersebut akan mempengaruhi tingkat keramaian pengunjung dan tentunya akan mempengaruhi tingkat sewa yang diinginkan. Letak yang strategis adalah letak yang memiliki akses jalan yang memadai serta tersedianya transportasi yang mudah dan cukup memadai.
2)   Kualitas lingkungan di sekelilingnya
Lingkungan adalah suatu area yang mengelilingi atau berada disekitar pusat perbelanjaan tersebut, lingkungan biasanya selalu dikaitkan dengan tata ruang, atau kondisi dari penduduk disekitar pusat perbelanjaan tersebut.
3)   Jarak dengan pusat bisnis, pemukiman, perkantoran, rekreasi dan Transportasi.
4)   Alternatif kemudahan jalan dalam pencapaian, lalu lintas yang tidak macet Kemudahan dalam pencapaian suatu pusat perbelanjaan  menjadi salah satu andalan dari pengelola pusat perbelanjaan  dalam menarik pengunjung, karena kalau suatu shopping center sulit dicapai, maka secara otomatis masyarakat enggan untuk mengunjungi pusat perbelanjaan tersebut.
5)   Kemudahan kendaraan umum
Kendaraan umum, yaitu kendaraan yang dioperasikan untuk transportasi dan dengan imbalan uang yang sepantasnya. Kendaraan umum bagi pusat perbelanjaan  memiliki dilema tersendiri, selain dapat membantu dari tingkat keramaian pengunjung, dapat juga sebagai penyebab dari keruwetan akses jalan menuju pusat perbelanjaan, belum ditambah lagi dengan adanya kendaraan umum akan menurunkan dari citra dari pusat perbelanjaan tersebut.
c.    Arsitektur
Arsitektur merupakan desain yang membedakan satu toko dengan toko yang lainnya.
2      Eksterior design.
Eksterior selalu dikaitkan dengan seni atau keindahan, dimana eksterior adalah cermin awal dari pengunjung ataupun penyewa dalam beraktivitas di sebuah Pusat Perbelanjaan. Eksterior memiliki peran yang sangat penting untuk menimbulkan kesan nyaman baik untuk penyewa atau pengunjung dalam beraktivitas. Biasanya eksterior selalu dihubungkan dengan model bangunan dari shopping center tersebut.
3      Keserasian desain interior gedung.
Interior dari sebuah shopping center berperan penting untuk menarik minat penyewa dan pengunjung, keserasian dan keindahan adalah hal yang mutlak dan tidak bisa dipisahkan, karena kenyamanan dari sebuah shopping center yang kasat mata salah satunya adalah desain dari interior tersebut dan juga dapat menjadi sebuah simbol dari shopping center tersebut.
4      Tata letak atau layout toko
Layout toko, secara tidak langsung juga mempengaruhi minat pengunjung. Layout yang tertata rapi dapat menarik minat pengunjung untuk mengadakan suatu transaksi, sebaliknya layout yang tidak tertata membuat orang enggan untuk melakukan suatu aktivitas.
d.   Software
Software merupakan suatu manfaat atau kepuasan yang ditawarkan pada penjualan suatu shopping center. Faktor yang mempengaruhi jenis software yang ditawarkan meliputi :

1)   Fasilitas penunjang kenyamanan atau kemudahan pengunjung.
Menurut Lynda dan Tong (2005), Fasilitas penunjang kenyamanan atau kemudahan pengunjung adalah fasilitas yang ditawarkan pusat perbelanjaan untuk mendukung suasana belanja yang nyaman dan mudah bagi pengunjung.
a)    Kapasitas parkir.
Kapasitas parkir adalah kemampuan suatu lokasi parkir shopping center untuk menampung kendaraan penyewa ataupun pengunjung dari shopping center. Daya tampung menjadi pertimbangan utama dari pengelola untuk memberikan fasilitas yang memadai dengan tingkat keamanan yang tinggi.
b)   Pendingin ruangan (AC).
Pendingin ruangan atau AC adalah syarat mutlak bagi pengelola shopping center, karena berhubungan dengan kenyamanan pengunjung ataupun penyewa dalam melakukan kegiatan bisnis.
c)    Listrik dan generator.
Listrik dan generator adalah fasilitas utama yang harus dimiliki, tingkat kestabilan tegangan dan kemampuan supply listrik menjadikan nilai plus untuk penyewa, karena akan memberikan rasa aman dari bahaya kebakaran yang diakibatkan oleh korsleting listrik.
d)   Lift dan eskalator.
Eskalator lebih efisien daripada elevator untuk memudahkan pergerakan pengunjung dalam jumlah besar secara teratur. Dari eskalator pengunjung dapat melihat lebih banyak toko di pusat perbelanjaan, dibandingkan mereka yang menggunakan elevator.
Toilet.
Penampilan toilet seharusnya harus disesuaikan dengan tema pusat perbelanjaan, sasaran pengunjung, dan kemudahan pemeliharaan.
e)    Telepon umum.
Telepon umum sebagai sarana fasilitas telekomunikasi yang bersifat umum dan digunakan untuk kepentingan bersama.
f)    Bank atau ATM.
Bank diperlukan sebagai tempat atau sarana dari lalu lintas uang yang ada, dan keberadaan bank sangat memudahkan bagi pengunjung yang akan mengambil uang melalui ATM atau bagi penyewa yang akan menyimpan uang hasil usaha dan memudahkan dalam segala hal terutama sisi keamanan. Dewasa ini banyak pengunjung yang tidak menyukai membawa uang kontan dikarenakan faktor keamanan yang semakin tidak menentu dan tentunya alternatif lain adalah dengan menggunakan ATM sebagai alat untuk bertransaksi.
2)   Fasilitas penunjang keramaian pengunjung.
Dalam hal ini, fasilitas penunjang keramaian pengunjung misalnya kelengkapan bauran penyewa (tenant mix), seperti toko ritel kecil yang menjual aneka variasi produk busana, toko kosmetik, toko perhiasan, maupun toko-toko ritel kecil lainnya yang letaknya di sekitar penyewa utama. Yang mana rencana keseimbangan bauran jenis usaha atau tenant dari pusat perbelanjaan menetapkan jenis usaha ritel yang dimasukkan oleh manajemen ke dalam property kelolaan mereka, serta menentukan bagaimana berbagai jenis usaha ritel yang berbeda harus ditempatkan dalam tata letak yang memudahkan pembelanja, dengan tujuan menciptakan efek sinergi dan menyediakan pengalaman berbelanja yang lebih baik bagi pengunjung.
3)   Kekuatan daya tarik penyewa utama (anchor tenant).
Penyewa utama (anchor tenant) adalah suatu usaha ritel besar dan kuat dengan nama terkenal yang memiliki keahlian memadai dan menawarkan beraneka ragam produk, sehingga mampu menarik pembelanja dalam jumlah besar ke lokasi usaha mereka. Tujuan dari
adanya anchor tenant untuk menarik pengunjung melewati area yang
ditempati para penyewa lainnya. Penempatan penyewa utama di pusat perbelanjaan mempengaruhi sirkulasi pengunjung, serta membantu  menarik pengunjung ke toko-toko spesialis dan restoran. Selain itu dengan adanya anchor tenant dapat mendongkrak reputasi dari pusat perbelanjaan tersebut, sehingga dapat menaikkan tingkat keyakinan para peritel kecil lain untuk menyewa ruang di pusat perbelanjaan tersebut. Umumnya penyewa utama adalah:
a)    Dept. store.
Pertokoan yang kompleks dan menyediakan bermacam-macam kebutuhan dengan sistem “full service”, termasuk restoran. Luas area penjualan antara 10.000-20.000 m2.
b)   Supermarket.
Toko yang menjual makanan dan “convenience goods” dengan pelayanan “self selection”. Luas area antara 1.000-2.000 m2 dengan luas area penjualan minimum 400 m2.
c)    Hypermarket.
Toko yang dikelola oleh suatu perusahaan yang menghasilkan barang kebutuhan sandang dan pangan dengan harga murah.
d)   Super store.
Toko yang menjual barang kebutuhan sandang dengan luas area minimum 2.500 m2.
e.    Brainware
Brainware merupakan salah satu sarana yang mendukung keberhasilan suatu toko dalam menghadapi persaingan, karena brainware berfungsi untuk membujuk dan memberitahu konsumen supaya membeli barang yang ditawarkan. Pengelola suatu shopping center harus berusaha menggunakan brainware yang mendukung dan memperkuat posisi image badan usaha. Brainware meliputi :
1)   Manajemen pengelola gedung, seperti misi manajemen dan budaya perusahaan, manajemen property dan maintenance, pelayanan dan keahlian staf, pengalaman, hubungan dengan penyewa.
2)   Mutu penunjang kenyamanan pengunjung seperti keamanan, kebersihan, parkir yang terorganisir dengan baik.
3)   Promosi dan publikasi seperti program, promosi gedung, iklan, publikasi, kualitas kegiatan pameran dan acara besar.
4.        Sistem Sirkulasi Pusat Perbelanjaan
a.    Sistem Banyak Koridor
Terdapat banyak koridor tanpa penjelasan orientasi, tanpa ada   penekanan, sehingga semua dianggap sama, yang strategis hanya bagian depan / yang dekat dengan enterance saja. Efektifitas pemakaian ruangnya sangat tinggi.
Gambar  5.  Sirkulasi    Maller
sumber   :
www.google.com
b.    Sistem Plaza
Terdapat plaza / ruang berskala besar yang menjadi pusat orientasi kegiatan dalam ruang dan masih menggunakan pola koridor untuk efisiensi ruang.
Mulai terdapat hierarki dari lokasi masing-masing toko, lokasi strategis   berada di dekat plaza tersebut, mulai mengenal pola vide & mezanin
  Gambar  6.  Sirkulasi Maller
  sumber :  www.google.com
c.    Sistem Mall
Dikonsentrasikan pada sebuah jalur utama yang menghadap dua atau lebih magnet pertokoan dapat menjadi poros massa, dan dalam ukuran besar dapat berkembang menjadi sebuah atrium. Jalur itu akan menjadi sirkulasi utama, karena menghubungkan dua titik magnet atau anchor yang membentuk sirkulasi utama.
Gambar  7. sirkulasi mall
Sumber  :
www.google.com

Menurut standar perencanaan, Pusat Perbelanjaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1)   Pusat Perbelanjaan Lingkungan
Jangkauan pelayanan meliputi 3000-30.000 penduduk. Pada umumnya barang yang diperdagangkan adalah barang-barang primer (dipakai seharihari). Radius pelayanan 15 menit berjalan kaki, lokasinya berada di lingkungan pemukiman.
2)   Pusat Perbelanjaan Wilayah
Jangkauan pelayanan meliputi 30.000-200.000 penduduk. Pada umumnya barang yang diperdagangkan adalah barang sekunder (kebutuhan berkala). Radius pelayanan wilayah/ tingkat kecamatan. Pencapaian 2500 m dengan kendaraan cepat, 1500 m dengan kendaraan lambat, 500 m dengan berjalan kaki. Lokasinya berada di pusat wilayah.
3)   Pusat Perbelanjaan Kota
Jangkauan pelayanan meliputi 200.000-1.000.000 penduduk. Jenis barang yang diperdagangkan lengkap dan tersedia fasilitas toko bioskop, rekreasi, bank, dan lain-lain. Pencapaian maksimal 25 menit dengan kendaraan. Lokasinya strategis dan dapat digabungkan dengan lokasi perkantoran.
5.    Bentuk Pusat Perbelanjaan
Dengan meninjau bentukan arsitekturnya, pusat perbelanjaan dapat di bagi atas tiga, yaitu :
a.    Pusat perbelanjaan terbuka
Semua jalan yang di rencanakan mengutamakan kenyamanan pejalan kaki, letaknya dapat di pusat kota, sistem penghawanhya dengan sistem pengahawaan alami. Pusat perbelanjaan terbuka cocok untuk daerah beriklim sedang. Berjalan-jalan di dalamnya menjadi suatu keistimewaan tersendiri dan lebih menghemat enregi.
b.    Pusat perbelanjaan komposit
Pusat perbelanjaan dengan bagian yang terbuaka dan tertutup. Bagian yang tertutup di letakan di tengah sebagai pusat dan menjadi magnet yang menarik pengunjung untuk masuk kepusat perbelanjaan
c.    Pusat perbelanjaan tertutup
Pusat perbelanjaan tertutup adalah mall dengan pelingkup atap. Keuntungannya berupa kenyamanan dengan kontrol iklim, dan kerugiannya adalah biaya menjadi mahal dan terkesan menjadi kurang luas.
Gambar  7. Pusat Perbelanjaan Tertutup
 Sumber :
www.blogspot.com




6.    Karakteristik Fasilitas Pusat Perbelanjaan Secara Umum
a.    Karakteristik Kegiatan Fasilitas Pusat Perbelanjaan
Adanya variasi kegiatan, dengan pola umum, convinience shopping comparismshopping (membandingkan harga barang dengan pusat perbelanjaan lain sebelum membeli).
1)   Kegiatan berlangsung terus menerus, tidak menetap.
2)   Beban kegiatan relatif sama pada setiap waktu.
3)   Pelaku kegiatan : individu, small group.
b.    Karakteristik Fisik Pusat Perbelanjaan
Koridor                   : Tunggal
Lembar Koridor      : 8 – 16 meter
Jumlah Lantai         : maksimal 3 lantai
Parkir                     : mengililingi bangunan pusat perbelanjaan
Pintu Masuk           : Dapat di capai dari segala arah
Atrium                    : Disepanjang koridor
Magnet                   : disetiap ujung koridor( hubungan horisontal)
Jarak antar magnet  : 50-100 meter
c.    Variasi Barang yang Dijual
1)   Speciality shop : toko yang menjual barang sejenis seperti sepatu, pakaian, dan sebagainya.
2)   Variety shop : Toko yang menjual bermacam-macam barang dengan skala kecil.


d.   Elemen-elemen Pusat Perbelanjaan
1)   Anchor (magnet)
Adalah tranformasi dari nodes , dapagt juga berfungsi sebagai landmark, perwujudannya berupa plaza dan mall.
2)   Secondary anchor
Adalah transformasi dari district, perwujudannya berupa toko-toko pengecer, retail, supermarket, superstore, bioskop, dll.
3)   Street mall
Adlah transformasi bentuk paths, perwujudannya berupa pendestrian yang menghubungkan magnet-magnet.
Landscaping (pertamanan) Adalah transformasi bentuk edges, sebagai pembatas pusat pertokoan dengan tempat-tempat luar.
e.    Ketentuan Pedestrian Way di Pusat Perbelanjaan
1)   Pusat perbelanjaan biasanya mempunyai pedestrian way utama yang berfungsisebagai shopping street. Jika terdapat pusat perbelanjaan kedua, maka harusmempunyai hubungan langsung dengan mal utama dan jugaberhubungan dengan pencapaian ke area parkir.
2)   Semua toko secara prinsip memiliki pintu masuk dari pusat perbelanjaanutamaatau dekat dengan pusat perbelanjaan. Toko-toko tersebut juga harus memilikientrance tambahan dari parkir/jalan.
3)   Jumlah lantai pada pusat perbelanjaandapat 1 lantai, 2 lantai atau  lebih. Setiappusat perbelanjaanseharusnya menghindari daerahdaerahyang curam untukmenghindari gangguan dalam berbelanja dan sumber kecelakaan.
4)   Pusat perbelanjaan dapat Terbuka, dengan perlindungan terhadap musim melalui penggunaan kanopi menerus sepanjang muka toko.
Sama sekali terlindung, tetapi berhubungan dengan udara luar. Sama sekali tertutup, tetapi menggunakan alat pemanas untukdaerah beriklim dingin.
f.     Tipologi Pusat Perbelanjaan Menurut Komposisi Bentuk dan Ukuran
Tipologi pusat perbelanjaanmenurut komposisi dan bentuk, diantaranya adalah sistem cluster, loop dan linear. Pusat perbelanjaan yang berhasil dalam tata letak pada umumnya memiliki bentuk yang sederhana, yaitu bentuk I, T danL
g.    Penempatan Magnet (Anchor) dalam Pusat Perbelanjaan
Komponen utama dari shopping mall adalah anchor tenant yang berfungsi sebagai magnet. Penempatan komponen utama berdasarkan proses evolusi shopping center yaitu :
1)   Basic Center
2)   Additional Store
h.     Fungsi dan Kegiatan
1)   Murni : “pusat perbelanjaan” yang tidak hanya sebagai tempat berbelanja saja tetapi juga suatu “Community Centre
2)   Multi Fungsi : merupakan fungsi sama dengan “pusat perbelanjaan” murni, tidak hanya kegiatan berbelanja dan rekreasi, tetapi juga
mempunyai kegiatan perkantoran atau apartemen.
B.       Perkembangan Pusat Perbelanjaan di Indonesia
Ritel merupakan salah satu industri paling dinamis. Kondisi sosial, ekonomi, demografi, dan perubahan gaya hidup adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran dalam tema dan konsep industri ritel. Oleh karena itu, seiring dengan perubahan keadaan ekonomi, berbagai macam pusat perbelanjaan telah bermunculan di Indonesia.
Pemilik dan pengelola pusat perbelanjaan harus mampu mengantisipasi perubahan perubahan yang terjadi di dalam pasar dan dengan tanggap mengadaptasinya ke dalam pusat perbelanjaan mereka sehingga selalu sesuai dengan gaya hidup dan kebiasaan kebiasaan berbelanja dari target pengunjung. Hubungan dan kerja sama yang dekat antara pengembang, operator, pengelola, desainer, serta pemilik toko sangatlah penting untuk menciptakan dan menjaga keberhasilan pusat perbelanjaan.
Sebelum tahun 1980 an, pasar-pasar tradisional, ruko-ruko, dan tokotoko yang berdiri sendiri merupakan konsep dan bentuk utama dari industri ritel di Jakarta. Dengan perkembangan ekonomi yang cukup baik saat itu, pusat perbelanjaan pertama di Jakarta, seperti Gajah Mada Plaza dan Ratu Plaza, telah menikmati masa kejayaannya. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi akibat deregulasi perbankan di akhir tahun 1980-an itu ditambah dengan meningkatnya kemakmuran masyarakat mengakibatkan pembangunan pusat perbelanjaan berkembang pesat.
1.    Pendekatan Kreatif
Bentuk dan konsep baru serta ide-ide kreatif mengenai bagaimana berbelanja dengan lebih nyaman dan lebih menyenangkan dengan lokasi yang mudah dicapai akan menjadi faktor-faktor kunci dari suksesnya pembangunan suatu pusat perbelanjaan yang menjawab kebutuhan dan kepuasan pengunjungnya.Hal ini meliputi faktor-faktor hardware maupun software dari pembangunan pusat perbelanjaan itu.Untuk menambah suasana santai dan menyenangkan, beberapa elemen baru seperti kombinasi jenis toko yang lebih menarik, diciptakannya bentuk dan konsep baru di luar kebiasaan ritel umumnya, dan ditunjang dengan strategi promosi yang kuat, adalah kunci menarik pasar yang lebih luas. Kesuksesan ini juga tergantung dari para peritel itu sendiri.Harus lebih kreatif dan fleksibel dengan segala aspek yang berhubungan dengan operasinya, mulai dari perencanaan, desain, manajemen, dan barang-barang yang dijual untuk mencapai suatu pengalaman berbelanja yang menyenangkan dari para pengunjungnya. Pembeli akanberubah dan bertumbuh dengan berjalannya waktu, demikian juga harus menyesuaikan diri dengan perubahan ini.
2.    Daya tarik baru
Konsep ritel yang baru tidak muncul begitu saja. Konsep ini dikembangkan melalui proses adaptasi yang disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan sosial di masyarakat. Sebuah konsultan harus mampu membantu para pemilik bangunan mal berlantai tiga di tengah- tengah area tersebut.Pusat ritel untuk dapat secara kreatif menciptakan suasana "teatrikal" baik bagi para pengunjung maupun peritel. Contoh pusat ritel dengan konsep menarik adalah Cihampelas Walk atau CiWalk Dengan memanfaatkan udara Bandung yang sejuk dan segar, CiWalk akan menjadi tempat tujuan ritel pertama yang menggabungkan antara suasana udara terbuka dengan bangunan toko-toko dan restoran24 restoran di sepanjang sisi kanan kirinya serta bangunan mal berlantai tiga ditengah- tengah area tersebut.
Gambar : SkyWalk-Ciwalk
Sumber  : www.blogspot.com

Pusat perbelanjaan seperti ini akan menarik pengunjungnya untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti makan malam atau berbelanja dengan suasana terbuka. CiWalk dapat menjadi tempat tujuan ritel yang nyaman di mana para pengunjungnya dapat menghabiskan waktu mereka sepanjang hari untuk berbelanja, melihat- lihat, dan bersenangsss-senang.
C.      Tinjauan Fungsi
1.    Berdasarkan motivasi atau tujuan :
Pengunjung untuk berbelanja Pengunjung hanya untuk berjalan jalan.
2.    Penyewa
Penyewa adalah pihak yang menyewa retail-retail yang terdapat dalam bangunan untuk menjual barang dan jasa mereka kepada pengunjung yang datang.
3.    Pengelola
Pengelola adalah pihak yang melakukan pengelolaan kegiatan administrasi dan perasional yang dibedakan dalam 2 tingkatan, yaitu
Pimpinan, terdiri dari direktur dan wakil direktur. Direktur ini dibantu oleh sekretaris yang bertanggung jawab langsung kepada direktur Kepala bagian, terdiri dari kabag operasional, keuangan, pemasaran, keamanan, pemeliharaan, dan perawatan gedung
Servis adalah pihak yang melakukan kegiatan pelayanan bangunan seperti masalah teknis, kebersihan, keamanan, utilitas, pantry dan pergudangan.
Berdasarkan pelaku kegiatan, maka kegiatan yang dilakukan adalah Berbelanja  Melihat pertunjukan yang diberikan oleh pihak pengelola  Jalan-jalan / cuci mata Makan / minum Melakukan kegiatan permainan  Menggunakan fasilitas penunjang yang ada di pusat perbelanjaan. Kegiatan pengelola, aktivitas yang dilakukan oleh pengelola adalah Mengelola dan mengatur jalannya operasional bangunan  Melayani kebutuhan para konsumen  Persiapan peralatan dan tempat sebelum kegiatan pertunjukkan. memberikan informasi singkat  Melakukan kegiatan administrasi Penyelenggaraan kegiatan penunjang ( bisa saja bekerjasama dengan badan lain yang bersangkutan ).
Mengadakan publikasi  Kegiatan servis, aktivitas yang dilakukan adalah Membersihkan setiap ruangan Melakukan perawatan dan  perbaikan terhadap bangunan dan peralatan-peralatan yang ada didalamnya Mengurus loading dock mengurus utilitas bangunan  menjaga keamanan.
D. Studi Banding dan Studi Literatur
1. Mall Ratu Indah
Mall Ratu Indah merupakan mall terbesar kedua di kota Makassar. Mall ini dirikan pada tahun 1999, dengan lokasi yang strategis di dekat hotel Sahid Makassar. Mall ini terdiri dari 4 lantai dengan Penyewa-penyewa yang sudah terkenal sebagai perusahaan besar baik skala nasional maupun skala internasional antara lain Hero Supermarket, Matahari, Gramedia, Exsellso, Kfc, M studio, Time Zone, dan masih Banyak Lagi. Mall Ratu Indah ini merupakan Familly Mall yang berkonsep Untuk Menyediakan Seluruh Kebutuhan Keluarga dalam satu Tempat.
Pusat perbelanjaan ini dikelola oleh PT Kalla Inti Karsa yang terletak di Jalan DR. Ratulangi no. 35 Makassar. Bisa dikatakan sebagai pusat perbelanjaan terbesar di Makassar.
 Gambar : Mall Ratu Indah
 Sumber : Dokumentasi pribadi januari 2015





Mal Ratu Indah dibangun pada lahan seluas 4 hektar dengan luas lantai keseluruhan 38.631,2 msq. Dengan rincian lantai satu 11.399,6 m2 , lantai dua 11.72,6 m2 , lantai tiga 10.313,5 m2 dan lantai empat 5.038 m2. Mal ini terletak pada kawasan komersil yang sedang dikembangkan untuk mendukung lingkungannya.
Konsep yang dikembangkan pada mal ini adalah “one stop shopping” artinya semua orang diusahakan untuk bergerak., Itu dapat dilihat tidak adanya kursi untuk duduk-duduk istirahat atau bersantai.
Penentuan harga barang dibedakan pada tiap lantai .Seperti lantai satu diperuntukkan untuk pakaian yang berharga mahal dan bermerk internasional. Lantai dua diperuntukkan untuk pakaian campuran maksudnya ada merk interrnasional dan lokal. Lantai tiga dikhususkan untuk pakaian yang bermerk lokal. Sedangkan lantai empat hanya untuk entertainment yang insyalloh akan dibangun juga sportainment yaitu lapangan bowling.Harga sewa tiap dibedakan,sebagai contoh untuk lantai satu Rp 200.00/m (tahun 1999).




Gambar : struktur bangunan                mall        ratu         Indah
sumber   :
www.google.com

Sistem marketing pada mal ini adalah yang mereka sebut procon yang berdomisili  di Jakarta yang mana bertugas menjual, menyewa dan mencari tenant-tenant yang mempunyai jaringan internasional contohnya Lotus.
Untuk keberhasilan ruang menerus digunakan sky light sehingga efek suasana luas tercapai, sinar matahari terlihat dan ruang mal seolah tak terbatas (pada kenyataannya sky light sempit). Sky light tidak menyebabkan peningkatan beban AC karena menggunakan kaca ganda/double glass pada kenyataannya panas karena konduksi dan konveksi memang tidak masuk, tetapi radiasi rumah kaca  tetap saja terjadi sehingga mengakibatkan lantai tiga agak panas.
Bisa dikatakan bahwa Mal Ratu Indah ini, Berhasil menerapkan konsep mal karena menggunakan konsep satu koridor (single corridor) yang lebar, mempunyai barang berkualitas internasional dan sifat pelaku kegiatannya un user (sekali memakai,tidak dibeli secara grosiran).
1.    Mall Panakkukang
Mall Panakkukang merupakan mal terbesar di makassar. Mall ini didirikan pada tahun 2003 dan selesai tahun 2006, dengan lokasi yang sretegis di kawasan Panakukang Mall di sekitar kawasan padat penduduk panakukang. Mall ini terdiri dari 4 lantai, 4 koridor A,B,C, dan D, dengan penyewa-penyewa yang sudah terkenal sebagai perusahaan besar baik skala nasional maupun skala internasional. Mall ini dalam tahap renovasi dan perombakan besar-besaran, yakni banyaknya retail yang berkelas masuk, penataan dan perluasan.
Adapun nama-nama store yang ada di mall panakkukang Hypermart, Time Zone, A&D, J.Co Donuts dan Cafe, Nokia Sales and Care, Solaria, Pizza Hut, Lotte Mart, Matahari , Elizabeth dan msih banyak lagi. Mall Panakkukang ini merupakan Familly Mall yang berkonsep Untuk Menyediakan Seluruh Kebutuhan Keluarga dalam satu Tempat.
Gambar  : Mall Panakkukang
Sumber   : Dokumentasi Pribadi januari 2015

Tempat-tempat ini sebelumnya mempunyai ruang sendiri dan berdiri sendiri-sendiri dan dengan adanya konsep entertainment kompleks, fragment-fragment ini tidak lagi diperlakukan sebagai 'individu' tetapi bagian dari sebuah kesatuan utuh. Di atas lahan seluas ± 8 Ha, PT Margamas Indah Developmend membuat sebuah bangunan dengan konsep ‘satu atap di pusat relaksasi dan hiburan’. Mall Panakkukang berbeda dengan mal yang sudah ada, hal ini dibedakan dengan menyebut ‘MP' sebagai ‘Mall Terlengkap dan Terdepan'.   Konsep ini diwujudkan dengan bangunan bergaya arsitektur yang khas dengan kafe layang yang melintas di atas jalan Adhiyaksa, menampilkan beraneka ragam warna di sisi luar maupun di bagian dalamnya. Konsep bangunan yang berbeda dari mal biasa, serta warna-warna yang ditampilkan, menarik perhatian untuk datang dan masuk ke dalamnya. Dengan target segmentasi pasar kelas menengah ke-atas, maka pemilihan materi, warna dan desain interior disesuaikan agar dapat memenuhi selera. Hal ini dapat dilihat, apabila dibandingkan dengan mal untuk segmen kelas menengah ke bawah, baik dari pemilihan materi bangunan, interior, warna dan penataannya.     
Ketika masuk ke MP, pengunjung langsung berada di sebuah aula besar yang akan menggiring ke sebuah selasar panjang, dimana di sisi kiri dan kanannya berjajar cafe dan restoran. Konsep ini memungkinkan orang untuk dilihat atau melihat dalam suasana yang nyaman oleh pengunjung lain.  Selain itu, fasilitas hiburan lain juga disediakan disini. Di lantai yang sama, pengunjung dapat berbelanja di Supermarket, atau mengajak anak-anak ke area bermain ‘Timezone atupun Amazone’. Di lantai atas, selain cafe dan restoran, juga terdapat bioskop, tempat bermain bilyard, pusat belanja busana dan keperluan rumah-tangga ‘Matahari', serta boutique-boutique kecil lainnya. Bila diamati lebih seksama, restoran fast food juga hadir di sini lebih variatif di banding dengan mall yang lain. Perbedaannya juga terletak pada interior, serta tata letak meja makan yang membaur dengan meja food court sehingga pelanggan seakan makan bersama dalam acara besar sambil mengamati satu sama lain. Dengan demikian, konsep mal yang tadinya hanya terfokus pada kepentingan belanja, pada Mall Panakkukang ini dilengkapi agar dapat memenuhi keperluan lain dari konsumen.
Kehadiran Mall Panakkukang sebagai pusat perbelanjaan terkemuka, membawa dampak yang cukup signifikan pada perilaku konsumsi warga kota Makassar dalam hal penciptaan gaya hidup, terlebih lagi Mall Panakkukang juga menyediakan aneka ragam wahana hiburan serta outlet fast food yang kemudian mendorong warga Kota Makassar berkunjung untuk pemenuhan kepuasan batin maupun fisiologi.




b.    Prasarana dan Sarana
Dalam mengakomodasi kebutuhan pengunjung yang membawa kendaraan pribadi, pihak Mall Panakkukang kini telah memperluas halaman parkir baik bagi pengguna sepeda motor maupun mobil dengan luas area ± 4375 M2 dan mampu memuat ± 3000 mobil dan motor ± 6000-8000. Lahan parkir tesebut dikelolah oleh pihak swasta bekerja sama dengan pengelolah mall dimana hasil (keuntungan) dari lahan perkir tersebut dibagi rata oleh kedua belah pihak.
Selain itu, kecekatan pihak pengelolah dalam memenuhi kebutuhan atas pasokan listrik, pihak pengelolah telah menyediakan genset dengan kekuatan ribuan watt sebagai cadangan ketika terjadi gangguan terhadap system Electrical Mall. Begitu pula dengan pemenuhan akan air bersih yang tak terelakkan lagi. Pihak pengelolah telah menyediakan ground water tank sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Untuk menjaga kelestarian lingkunagan, Mall Panakkukang tidak menyepelekan limbah hasil olahannya dengan begitu saja. Akan tetapi pihak pengelolah telah menyediakan sarana yang disebut sebagi Sawage Sreatment Plan yaitu sistem pengelolahan limbah sebelum dibuang ke pembuangan akhir.
Untuk memanjakan pengunjungnya, pengelola Mall Panakkukang juga menyediakan sarana seperti: lift, eskalator, ruang informasi serta smoking room. Begitu pula dengan pengadaan toilet yang dibagi dua antara toilet pria dan wanita yang dapat di temui di setiap lantai baik pada lantai 1, 2 maupun lantai 3.
c.    Jumlah Pegawai
Kehadiran Mall Panakkukang, berdampak pada proses urbanisasi atas ketersediaan lapangan kerja. Dorongan sosial ekonomi untuk hidup lebih baik  mendorong warga pedesaan untuk berpindah tempat tinggal ke kota. Hingga saat ini, diperkirakan ± 1500-3000 orang yang bekerja sebagai karyawan di Mall Panakkukang. 
d.   Jumlah Toko
Menurut pihak pemasaran Mall Panakkukang, hingga saat ini telah terjadi kontrak antara pihak penyewa dan pengelola mall untuk menempati toko sesuai dengan kesepakatan dan aturan yang diberlakukan oleh pihak pengelola. Jumlah toko yang telah terisi saat ini tercatat sebanyak 1500 toko yang terdiri dari: Toko Buku, restoran fast food maupun local, entertains dan wahana hiburan, butik serta departemen store. Untuk menempati toko berukuran 7 × 4 (P x L), calon penyewa akan dikenakan biaya sewa Rp.150.000.000 juta per tahun. Besar–kecilnya biaya sewa setiap toko tergantung dari kelipatan skala ruang yang akan disewa.
Namun tak jarang pula produsen atau calon penyewa ataupun penyewa lama yang mengontrak dua tenant sekaligus untuk memperluas usahanya.  Terlebih lagi bagi pengusaha yang sangat lihai melirik tempat strategis untuk mengembangkan usahanya, tentunya mereka akan mencari tempat yang mudah diingat oleh konsumennya.
Untuk lebih jelasnya mengenai toko (tenant) dan letaknya dapat di lihat pada tabel berikut ini :
2.    Mall Trans Studio
Para Group merupakan suatu kelompok usaha yang didirikan pada tahun 1988, oleh Bapak Chairul Tanjung. Dalam kesatuan kata Para memiliki arti: ‘bergerak cepat dengan penuh semangat’, identik dengan pasukan para komando yang memiliki keterampilan tinggi, dan selalu sigap dalam segala kondisi.
Gambar : Mall Trans Studio
Sumber  :www.google.com

Diilhami oleh makna Para tersebut, maka nama Para inilah yang selanjutnya dipakai sebagai bagian kata dari setiap perusahaan yang dibentuk kemudian. Pada perkembangan selanjutnya, Para Group telah melakukan reorganisasi dari seluruh perusahaan afiliasi dan subsidiaris untuk bergabung di bawah payung Para Group melalui PT. Para Inti Holdindo, dengan tingkat profesionalisme yang tinggi, perusahaan yang semula bergerak di bidang industri slipper dengan nama PT. Pariarti Shindutama, kini telah berkembang dalam beragam sektor usaha seperti di bidang Properti, Keuangan, Industri, Infrastruktur dan Investasi, sebagai anak perusahaan dari Para Group, PT. Trans Kalla Makassar memiliki jalur bisnis di bidang properti. Perusahaan ini dibentuk pada tahun 2009, dengan tujuan untuk membangun suatu kawasan terpadu yang meliputi fasilitas sebagai berikut:
a)    Pusat Perbelanjaan (Mall)
b)   Pusat Hiburan Keluarga (Family Entertainment Center)
c)    Perkantoran
Trans Studio Themepark Makassar dan Trans Studio Mall Diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada Selasa, 19 Oktober 2010, Presiden Republik Indonesia, Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Trans Studio Themepark dan Trans Studio Mall Makassar dengan didampingi oleh Gubernur Sulsel, Mendagri, Komisaris Utama PAara Group dan disaksikan oleh seluruh Gubernur Propinsi di Indonesia, jajaran Muspida Sulawesi Selatan dan Walikota Makassar serta para pimpinan perusahaan, pimpinan redaksi media dan para undangan lainnya. Peresmian ini ditandai dengan penandatanganan beberapa prasasti dari proyek-proyek yang akan diresmikan, bertempat di Lobby Trans Square. Setelah itu acara dilanjutkan dengan kunjungan ke Trans Studio Themepark, kemudian ke Trans Studio Mall untuk menyaksikan pameran foto dan miniatur proyek, juga dirangkaikan dengan acara pelepasan ekspor perdana biji besi yang di tandai dengan pemecahan kendi.

Gambar : Mall Trans Studio
Sumber : www.google.com

Trans Studio Makassar adalah sebuah proyek pembangunan terpadu bertaraf dunia , di dalam area ini akan dijumpai :
1)   Trans Studio theme park pusat hiburan keluarga berkelas internasional
2)   Trans Studio Mall pusat perbelanjaan berkelas  internasional yang  megah dan nyaman.
Semua itu dibangun di area seluas 24 hektar dan akan menjadi area resort
terluas dan terlengkap di Indonesia Timur.
Dengan investasi total tahap pertama lebih dari Rp. 1 triliun, Trans Studio  akan menjadi magnet baru Indonesia yang tidak hanya akan menyerap turis lokal dari Indonesia Timur atau kota kota besar lain di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan dan Semarang, namun juga turis  dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Trans Studio Theme Park, adalah taman hiburan indoor yang terbesar di dunia, yang terinspirasi dari Disneyland dan Universal Studio. Dengan luas total 2.7 hektar, Trans Studio theme park menyajikan 21 wahana permainan dan berbagai bentuk hiburan pertunjukan yang terdapat dalam 4 zona dengan tema yang berbeda, yaitu:
(a)      Studio Central: dimana pengunjung akan bisa merasakan bagaimana menjadi bintang dan mengetahui rahasia di balik layar dari tayangan tayangan favorit Trans TV dan Trans 7. 
(b)     Lost City : Suatu kawasan seru yang menampilkan petualangan yang menegangkan ala Indiana Jones
(c)      Cartoon City : Dunia penuh warna, fantasi dan keajaiban, dimana anak-anak akan larut dalam kebahagiaan dan kaum dewasa akan terbuai kenangan masa kecil yang ceria
(d)     Magic Corner : Suasana penuh magis yang membuat Anda begitu yakin pada apa yang disaksikan karena sensasi yang ditimbulkan.
Berdirinya Trans Studio di kota Makassar merupakan suatu kebanggaan tersendiri, tiga rekor Muri telah diraih oleh Trans Studio, yang pertama sebagai Indoor Theme Park terbesar di Dunia, Poster Gedung terbesar dan Led terpanjang. Trans Studio merupakan sebuah karya kreativitas anak bangsa dimana dunia televisi yang tadinya hanya di impian kini telah menjelma menjadi sebuah kenyataan yang diwujudkan ke dalam sebuah wahana theme park indoor terbesar di dunia berkonsep From TV to Reality dengan beragam atraksi dan pengalaman yang menghibur.

Gambar : Mall Trans Studio
Sumber : www.google

Trans Studio Mall, sebuah pusat perbelanjaan berkelas internasional yang nyaman dan dilengkapi 3 buah atrium yang menakjubkan. Disini, pengunjung bisa merasakan suasana belanja yang sangat berbeda dibanding pusat perbelanjaan lain yang ada di Makassar. Suatu pusat perbelanjaan dan hiburan modern termegah di luar pulau Jawa. Bangunan dengan lima lantai ini dibangun oleh PT. Trans Kalla Makassar diatas tanah seluas 24 Hektar, dengan luas bangunan mall 148.000 SQM. Arsitektur bangunan ini sendiri dirancang khusus oleh DP Arsitek Singapura yang dibantu oleh arsitek lokal Arkonin.
Konsep dari mall ini sendiri adalah international lifestyle dan family entertainment mall.  Sesuai dengan konsepnya, dari area depan hingga ke belakang seluruhnya memiliki suasana hiburan. Di depan kita sudah dapat menyaksikan Air Mancur Bernyanyi, dimana airnya akan bergerak mengikuti ritme musik. Selanjutnya memasuki area lobby utama mall, pada bagian plafondnya disajikan hiasan kupu–kupu. Konsep ini sendiri diilhami dari tempat wisata alam Bantimurung yang merupakan tempat spesies terbanyak kupu - kupu di dunia. Kemudian memasuki bagian tengah area lower ground terdapat replika perahu phinisi yang cukup besar, perahu ini sendiri menggambarkan ciri dari orang Bugis Makassar sebagai pelaut handal pada jaman dahulu. Kemudian pada koridor lower ground terdapat beberapa kolam air yang menambah sejuknya suasana di sekitar gerai makanan. Selain itu, pada bagian plafon pada lantai satu dihiasi oleh lampu-lampu yang menyala secara bergantian mengikuti irama lagu yang dapat dinikmati setiap satu jam.  Dan setiap Sabtu malam, artis dari Jakarta akan ikut menghibur pengunjung sekaligus dapat melihat dan berinteraksi langsung serta berfoto dengan para selebriti ini.  Sungguh suatu hiburan yang sangat berharga bagi keluarga.










   Gambar : interior mall trans studio
   Sumber : dokumentasi januari 2015

Lokasi kawasan Trans Studio Theme Parka dan Trans Studio Mall ini berada di kawasan Pantai Losari yang merupakan salah satu pusat hiburan di Kota Makassar, kehadiran Mall Trans sebagai pusat perbelanjaan terkemuka, membawa dampak yang cukup signifikan pada perilaku konsumsi warga Kota Makassar saat ini terutama dalam hal penciptaan gaya hidup, terlebih lagi Mall Trans juga menyediakan aneka ragam wahana hiburan serta outlet fast food ”ala dunia Eropa” yang kemudian mendorong warga Kota Makassar untuk berkunjung guna pemenuhan kepuasan batin maupun fisiologi.

E.  Studi Literatur
1.    Mega Mall Pluit
Megamall Pluit merupakan pusat perbelanjaan dengan luas 143.000 m2 yang didukung oleh sarana 2.500 kendaraan. Dengan luas tersebut merupakan langkah untuk mengantisipasi agar pusat perbelanjaan Megamall Pluit dapat bertahan dalam waktu yang cukup panjang. Konsep Megamall Pluit tidak semata-mata sebagai fasilitas berbelanja, tetapi juga rekreasi karena itu dibutuhkan bangunan yang cukup besar.

gambar : Tapak Mega Mall Pluit
Sumber : www.google.com

Pusat perbelanjaan ini menawarkan berbagai sarana rekreasi yakni bowling, ice skating, entertaintment center dan bioskop.
Perancangan pusat perbelanjaan dan rekreasi yang berada di tepi Waduk Pluit menawarkan sistem koridor tunggal, juga konsep tersebut memacu terjadi arus pengunjung dalam arah vertikal maupun horisontal. Disamping memiliki atrium yang besar sekali yang belum pernah ada di pusat perbelanjaan lain. Atrium tersebut bisa digunakan untuk ruang pameran yang sangat menarik. Untuk membuat Megamall Pluit selalu kelihatan ramai, dikembangkan area fast food di bagian luar di sisi bangunan yang bersisian dengan waduk. Selain itu, juga promenade yang akan memiliki banyak sudut-sudut menarik dengan kios-kios berpayung. Dengan begitu, setiap saat pengunjung dapat bersantap fast food atau sekedar berjalan-jalan di promenade sehingga Megamall Pluit akan terus terlihat ramai.

Gambar : Struktur Mega Mall
Sumber : www.google.com
Dengan hadapan mal ke arah waterfront, maka di sisi yang berhadapan dengan jalan diolah menjadi ruko. Terdapat 80 buah unit ruko, dari sisi ruko ini juga terdapat pintu masuk menuju mal. Panjang mal yang mencapai 400 meter memang membawa konsekuensi, yakni suatu upaya tersendiri untuk berkeliling dari satu ujung ke ujung  yang lain. Itu sebabnya, di Megamal ini terdapat 3 buah atrium yang desainnya sangat berbeda. Di bagian tengah akan dijumpai atrium utama yang sangat besar dan menarik. Di atrium ini terdapat taman bermain anak, dimana orang tua dapat berbelanja dan meninggalkan anaknya bermain di situ. Tidak jauh dari taman bermain, terdapat air mancur dan mercusuar yang merupakan rumah lift. Atrium ini juga didesain sebagai area pameran yang menarik. Dari atrium utama, sepanjang 75 m ke arah kiri dan kanan akan dijumpai lagi atrium yang berukuran lebih kecil dengan tema karnaval dan festival. Akhir dari atrium bertema karnaval akan dijumpai fasilitas-fasilitas rekreasi, seperti  bowling, ice skating, bioskop, food court ,food street sesuai dengan temanya karnaval. Sementara daya tarik atrium bertema fesival lebih pada atraksi berbelanja. Dengan atraksi-atraksi demikian, pengunjung secara tidak sadar terdorong untuk terus berjalan, berkeliling dan melakukan cross shopping. Untuk mendorong pengunjung melakukan cross shopping, hal itu berkaitan dengan strategi barang dagangan. Barang dagangan di masing-masing toko yang letaknya berseberangan harus saling melengkapi.
Karena demikian panjangnya bangunan, olahan fasada juga harus memastikan cukup menarik. Untuk itu terdapat 3 buah pintu masuk. Pintu masuk utama di bagian tengah dan dua pintu masuk lagi di sebelah kiri dan kanannya dengan jarak 125 meter. Sistem struktur yang digunakan pda Megamall ini adalah, pondasi dalan tiang pancang. Tiang pancanmg yang digunakan ada dua macam yakni berukuran 45 cm x 45 cm dengan daya dukung 125 ton untuk bangunan ruko. Kedalaman tiang pancang berkisar antara 15 hingga 18 m. Sementara jumlah tiang pancang total 2.400 titik.
Gambar : Pusat Perbelanjaan Mega Mall Pluit
Sumber : www.google.com

Sedangkan sistem struktur atasnya adalah portal terbuka dengan deletasi di lima tempat. Sementara itu, sebagai alat transportasi vertikal terdapat 40 unit escalator, 2 unit lift ditambah 4 unit lift servis. Mengenai sistem AC, yakni proyek ini memiliki kekhususan yakni menggunakan chiller yang digerakkan dengan tenaga uap. Kebutuhan AC mencapai 6.000 TR sehingga diperlukan daya kurang lebih 12 MW.  
Gambar : Bentuk Mega Mall Pluit
Sumber : www.google.com
ITC Roxy Mas merupakan bangunan mixed-use seluas 81.500m2 yang terdiri dari pertokoan dan apartemen. Bangunan ini terletak di Jalan K.H. Hasyim Ashari, Jakarta. Bangunan terdiri dari 12 lantai ( plus 2 lantai besmen ), empat lantai pertama diperuntukkan sebagai pertokoan yang terdiri dari 658 kios, sementara apartemen menempati lantai 6 sampai lantai 12, terdiri dari 120 unit.


Gambar : Tapak Banguan Pusat Perbelanjaan Mega Mall Pluit
Sumber : www.google.com

ITC Roxy Mas di bangun diatas lahan seluas 10 Ha, bangunan ITC Roxy Mas menempati lahan seluas 1,6 Ha, lokasinya berada di pusat kota yang telah dikenal sebgai area perdagangan sejak zaman dulu, lahan yang seluas 10 Ha dikembangkan sebagai pusat komersial yang terdiri dari ruko, pertokoan dan apartemen. 
Gambar: Struktur Pusat Perbelanjaan Mega Mall Pluit
Sumber: www.google.com

Konsep yang diterapkan pada bangunan ITC Roxy Mas yaitu memasukkan konsep mall pada desain petokoan yang terdiri dari kios-kios yang menghadap kearah “void”, kalau dilihat terdapat tekukan-tekukan yang bila dipandang dari segi efisiensi kesannya seperti membuang ruang. Yang menjdi anchor tenant pada bangunan ITC Roxy Mas adalah pusat kegiatan rekreasi yang terdiri dari gedung bioskop dan food court yang diletakkan pada lantai 4. Hal ini mendorong pengunjung untuk terus aktif sampai kelantai pertokoan teratas. Sarana transportasi vertikal pertokoan terdiri dari 23 unit eskalator, tangga, dan 2 unit lift service. Eskalator dan tangga diletakkan di keempat tepi void. Seluruh unit lift dilengkapi dengan automatic landing device (ALD).


Fasade bangunan diupayakan dapat mencerminkan fungsi bangunan sebagai pertokoan dan apartemen. Untuk bagian podium yang fungsinya pertokoan didesain masif, mengingat jenis kegiatan perbelanjaan berorientasi ke dalam. Namun begitu, bidang masif di keempat dinding podium diimbangi oleh glass curtain wall yang terdapat pada kedua sudut podium. Bidang transparan ini sebagai sarana untuk mengundang orang masuk ke dalam pertokoan.
Gedung ITC Roxy Mas ini mendapat suplai daya dari PLN 6.230 kVA. Sementara daya untuk keperluan darurat di gunakan genset 5 x 1.250 kVA. Sumber air bersih dari PAM dengan kapasitas 500 m³/hari, sedangkan kapasitas ground reservoir 2 x 450 m³. kapasitas tangki bawah diperuntukkan melayani pertokoan dan apartemen. Kedua tangki header yang berupa bak reservoir. Tujuannya, bila salah satu tidak difungsikan untuk keperluan pembersihan, kebutuhan air bersih gedung dapat tetap terlayani. Dengan alasan yang sama, tangki atap dengan kapasitas 60 m³ didesain dengan 4 cubicle, dimana cubicle tersebut bisa dipisah dan digabung.  
Pertokoan dikondisikan dengan AC, sementara apartemen hanya instalasi AC-nya saja yang dipersiapkan. Total kebutuhan untuk pertokoan sebesar 1.850 TR, dan dibagi menjadi rata-rata 5 zone/lantai. Sistem AC yang digunakan water cooled package dengan kompresor janis screw. Sedangkan cooling tower-nya terdiri dari 4 unit kapasitas 800 ton/unit. Gedung ini juga dilengkapi dengan building automation system (BAS) yang dapat memonitor seluruh bangunan dan mengontrol sebagian peralatan M & E.
NOTE. UNTUK FILE MENTAH SILAHKAN KOMENTAR DAN SERTAKAN EMAIL ANDA, DAN KAMI AKAN MENGIRIMKAN LINK DOWNLOADX

<<<<<<<<<<KEMBALI KE BAB I


LANJUTAN BAB III>>>>>>>>>>>>

No comments:

Post a Comment

Semoga Artikell Kami Bermanfaat,,,,,,,,,, Jagan Lupa Langganan dan Membagikan,,,,,,,,,!