BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Peningkatan
pertumbuhan penduduk di wilayah perkotaan, baik secara migrasi alami dan
urbanisasi mengakibatkan aktivitas penduduk perkotaan meningkat. Seiring dengan
laju pertumbuhan dan permukiman dengan sarana dan prasarana pelengkapnya
(perkantoran, perdagangan, sekolah dan sebagainya). Peningkatan kebutuhan akan
permukiman tersebut bukan hanya sebagai tempat berteduh, melainkan juga sebagai
tempat berusaha dalam meningkatkan penghasilan serta sebagai wahana dalam bersosilisasi.
Bagi
sebuah lingkungan perkotaan, permukiman merupakan bagian bagian terbesar
pembentuk struktur ruang perkotaan. Menurut Undang–undang No. 7 tahun 2007, permukiman mengandung
pengertian sebagai salah satu
kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat
dan martabat manusia, maka perlu diciptakan kondisi yang dapat mendorong
pembangunan perumahan untuk menjaga kelangsungan penyediaan perumahan dan
permukiman (Undang-Undng Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2007. Tentang Perumahan dan
Permukiman. 2007).
Dalam pembuatan sebuah perencanaan
perumahan yang dapat menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat, perlu
dipertimbangkan secara menyeluruh aspek-aspek dalam perencanaannya. Peran
pemerintah diperlukan sebagai pembangun perumahan atau paling tidak
memfasilitasi pembangunan perumahan, serta sebagai pengendali pembangunan
perumahan. Arahan pembangunan tersebut tidak hanya berhenti sampai pembangunan
perumahan saja, tetapi juga ditujukan pada pembangunan permukiman.
Kota Makassar sebagai salah satu
wilayah terpadu di Indonesia bagian Timur memiliki luas wilayah 175,77 km2.
Dengan jumlah penduduk sebesar 1.369.606jiwa pada tahun 2012, maka kepadatan
penduduk kota Makassar mencapai 35.000 jiwa/km2. Pertumbuhan
penduduk yang terus meningkat sekitar 1.67% setiap tahunnya menyebabkan
kebutuhan prumahan bagi masyarakat dari tahun ke tahun selalu mengalami
peningkatan yang cukup pesat. (Sumber: Kontor BPS tingkat I Sul-Sel. 2013).
PT.
(Persero) Kawasan Industri Makassar adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara
yang merupakan Kawasan Industri yang pertama di Kawasan Timur Indonesia. PT. (Persero) Kawasan Industri Makassar
berlokasi di Kelurahan Daya dan Bira Kecamatan Biringkanaya, terbentang diatas
areal seluas 203 Ha dan akan dikembangkan menjadi 703 Ha. Berada sekitar 15 Km
dari pusat Kota Makassar yang sekaligus sebagai Ibukota Propinsi Sulawesi
Selatan. Kima dapat ditempuh 20 menit dari pelabuhan laut Soekarno Hatta
melalui jalur bebas hambatan (Tol) dan 20 menit dari Bandar Udara Hasanuddin
yang menjadikan Kima sangat strategis sebagai pusat pengembangan berbagai jenis
industri di Kawasan Timur Indonesia.
Manajemen pembangunan perumahan di
Makassar saat ini, membuat para pengembang (developer)
menawarkan berbagai macam konsep dalam membangun sebuah perumahan, mulai dari
konsep mediterania, arsitektur hijau, dll. Tetapi, konsep yang paling banyak
digunakan dan diminati saat ini yaitu konsep modern minimalis. Melihat fenomena
pembangunan perumahan saat ini yang paling tepat ialah rumah dengan konsep arsitektur hijau dan
berwawasan lingkungan merupakan hal yang
harus diperhitungkan dalam merencanakan sebuah perumahan.
Dengan
penerapan konsep ini, Kita bisa mengurangi pemborosan energi dan berujung pada
menghambat efek pemanasan global. Meningkatnya efek pemanasan global yang
mengakibatkan bumi semakin panas dan buruk bagi kehidupan makhluk hidup di planet
bumi tentu membuat bergidik. Sebenarnya proses pemanasan bumi terjadi akibat ulah manusia juga.
Banyak aktivitas kita sehari- hari yang pada akhirnya malah menyumbangkan “panas”
pada bumi.
Manusia
dengan berbagai cara akhirnya berupaya mengatasi dampak pemanasan global. Salah
satu upaya yang dilakukan adalah menciptakan hunian yang lebih hijau (green
house) atau ramah lingkungan (eco-friendly house). Pada dasarnya,
rumah hijau menerapkan konsep rumah hemat energi, terutama banyak memanfaatkan
pengudaraan dan pencahayaan alami untuk mengurangi ketergantungan pada
penggunaan pendingin ruangan.
Selain itu, konsep rumah hijau termasuk meminimalisasi penggunaan sumber daya alam ketika proses pembangunan rumah, memilih material bangunan yang ramah lingkungan, keberadaan taman dalam rumah, serta memilih lampu hemat energi yang tepat guna sehingga menghemat penggunaan listrik secara efisien. Untuk membangun hunian jenis ini juga tidak memerlukan biaya tinggi.
Selain itu, konsep rumah hijau termasuk meminimalisasi penggunaan sumber daya alam ketika proses pembangunan rumah, memilih material bangunan yang ramah lingkungan, keberadaan taman dalam rumah, serta memilih lampu hemat energi yang tepat guna sehingga menghemat penggunaan listrik secara efisien. Untuk membangun hunian jenis ini juga tidak memerlukan biaya tinggi.
Selain faktor pemanasan global. Faktor
yang sangat penting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi
manusia. Pertumbuhan penduduk merupakan faktor utama yang mempengaruhi
perkembangan pemukiman dan kebutuhan prasarana dan sarana. Selain itu kondisi
perekonomian masyarakat khususnya Makassar masih sementara dalam proses
peningkatan. Jadi dalam hal ini masyarakat dengan perekonomian menengah
kebawahlah yang menjadi sasaran perumahan.
B. Rumusan Masalah
1. Non arsitektural
a.
Bagaimana merencanakan
suatu kesatuan fisik perumahan
dan permukiman yang sesuai aturan dan landasan pembangunan serta peruntukannya ?
2. Arsitektural
a.
Bagaimana merencanakan
bentuk fisik unit-unit bangunan yang lebih
hijau dan ramah lingkungan sehingga mampu memberikan
dampak positif terhadap peningkatan kualitas hidup penghuni dan lingkungan
sekitarnya?
b.
Bagaimana bentuk
penataan massa perumahan dan sirkulasi tapak?
c.
Bagaimana menerapkan konsep arsitektur hijau
dalam penataan lingkungan site, pencapaian, sistem sirkulasi dan utilitas,
sarana dan prasarana perumahan?
C. Tujuan dan Sasaran
Pembahasan
1. Tujuan pembahasan
a.
Mengetahui sejauh mana kebutuhan
perumahan dan permukiman yang sesuai aturan dan landasan pembangunan?
b. Bagaimana
desain bentuk/fasade rumah berkonsep
arsitektur hijau yang sesuai aturan dan landasan
pembangunan perumahan?
c. Bagaimana
mengatur sirkulasi dalam tapak yang dapat mendukung aktvitas penghuni pada
perumahan?
d. Bagaimana
perencanaan yang akan di terapkan dalam penataan lingkungan site, pencapaian,
sistem sirkulasi dan utilitas, sarana dan prasarana perumahan sesuai konsep
arsitektur hijau?
2. Sasaran pembahasan
a. Mengemukakan
pemecahan permasalahan manajemen pengelolahan perumahan dan permukiman yang
sesuai aturan dan landasan pembangunan dari persfektif arsitektur hijau,
b. Mengetahui
criteria-kriteria arsitektur hijau dalam desain bentuk rumah yang nantinya akan
dibuat.
c. Menempatkan
dan membuat sisrkulasi/penzoningan dengan pendekatan atraksi bangunan dengan aktvitas
penghuni pada perumahan.
d. Menerapkan
prinsip arsitektur hijau dalam penataan lingkungan site, pencapaian, sistem
sirkulasi dan utilitas, sarana dan prasarana perumahan yang akan dibuat.
D. Lingkup Pembahasan
1.
Meninjau permasalahan
yang timbul dibidang perumahan dalam usaha meningkatkan pertumbukan ekonomi
daerah sebagai pengantar ke pokok pembahasan.
2.
Meninjau hal-hal
spesifik dari perumahan yang meliputi:
a.
Kegiatan yang akan
diwadahi.
b.
Fasilitas yang akan
disediakan untuk menunjang kegiatan Perumahan.
3.
Mengadakan studi
arsitektur dalam merencanakan fasilitas berupa prasarana dan sarana perumahan
yang meliputi;
a.
Penentuan kebutuhan
ruang dan besaran ruang berdasarkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan.
b.
Mengungkapkan pola tata
ruang dan tata massa.
c.
Penentuan lokasi dan
site yang tepat.
4.
Memberikan ulasan atau
solusi dalam penataan lingkungan site, pencapaian, sistem sirkulasi dan
utilitas, sarana dan prasarana perumahan.
E. Metode dan Sistematika
Pembahasan
1. Metode pembahasan
Metode pembahasan yang digunakan adalah
studi literatur, studi lapangan, studi komporasi yang dianalisis secara
deskriptif dengan menguraikan komponen masalah dan kaitannya secara
keseluruhan, dengan cara mengidentifikasi masalah yang ada, menganalisa dan
menyimpulkan berdasarkan studi pustaka, penelitian dan wawancara.
Kesimpulan yang digunakan untuk
menyusun konsep dasar perencanaan yang selanjutnya diterapkan dalam perencanaan
fisik bangunan.
2. Sistematika pembahasan
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
sesuai dengan tuntutan permasalahan yang ada, maka pembahasan ini diuraikan
dalam beberapa tahapan dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB I :
Pendahuluan
Menguraikan
latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasarana pembahasan, linkup
pembahasan, metode pembahasan serta sistematika pembahasan.
BAB II :
Studi
Pustaka
Merupakan
bagian tahap penyajian data yang mengungkapkan secara umum mengenai perumahan
dengan konsep arsitektur hijau berupa obyek pokok yang akan dihadapi.
BAB III :
Tinjauan Khusus
Mengemukakan
tinjauan khusus mengenai perumahan dan arsitektur hijau sebagai obyek
perencanaan serta faktor penentuan pengadaannya.
BAB IV :
Penutup
Yang
meliputi kesimpulan
BAB V :
Acuan
Dasar Perancangan
Merupakan
landasan konseptual perencanaan yang dihasilkan dari analisa pendekatan konsep
perencanaan, untuk ditransformasikan ke dalam perancangan fisik bangunan.
NOTE. UNTUK FILE MENTAH SILAHKAN KOMENTAR DAN SERTAKAN EMAIL ANDA, DAN KAMI AKAN MENGIRIMKAN LINK DOWNLOADX
No comments:
Post a Comment
Semoga Artikell Kami Bermanfaat,,,,,,,,,, Jagan Lupa Langganan dan Membagikan,,,,,,,,,!