BAB II
TINJAUAN
UMUM HOTEL PARIWISATA DANAU KELIMUTU
A. Tinjauan
Terhadap Hotel
1. Pengertian
hotel
a.
Menurut
AHMA (American Hotel and Motel Associations), hotel adalah suatu tempat
dimana disediakan penginapan, makanan, dan minuman, serta pelayanan lainnya, untuk
disewakan bagi para tamu atau orang-orang yang tinggal untuk
sementara waktu.
b.
Menurut Peraturan
Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.86 / HK.501 / MKP /2010, Hotel
adalah penyediaan akomodasi secara harian berupa kamar – kamar di dalam satu bangunan,
yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan
serta fasilitas lainnya.
c.
Hotel
adalah bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap
dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan; bentuk akomodasi yg
dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh
pelayanan, penginapan, makan dan minum (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Jadi , Hotel adalah sebuah usaha bisnis memberikan jasa tempat penginapan sementara
yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan
lainnya untuk umum. Pada dasarnya sebuah hotel harus menyediakan minimum 3
fasilitas utama yaitu : akomodasi, makanan dan minuman.
2. Pengelompokan
hotel wisata
Hotel dapat dikelompokkan menjadi beberapa kriteria menurut
kebutuhannya, namun yang lazim digunakan antara lain :
a.
Menurut
ukuran hotel
1)
Hotel kecil
(small size hotel), memiliki 25 - 29
kamar.
2)
Hotel
menengah (medium size hotel),
memiliki 100 - 300 kamar.
3)
Hotel besar
(big size hotel), memiliki 300 kamar
atau lebih.
b.
Menurut
lokasi hotel
1)
Mountain hotel, hotel
yang berada di pegunungan.
2)
Beach hotel, hotel
yang berada di pantai.
3. Klasifikasi hotel
Berdasarkan
persyaratan tingkat fasilitas dan tuntutan kelengkapan sebuah hotel maka hotel –
hotel di Indonesia dapat digolongkan dalam 5 kelas hotel yaitu:
a.
Hotel Bintang Satu ( * )
1)
Jumlah kamar minimal 10 kamar tidur
2)
Ukuran kamar standar termasuk kamar mandi.
a)
Type Single bed : 18 m2
b)
Type Double bed : 20 m2
c)
Meiliki
jenis kamar standar room
d) Mempunyai kamar mandi standar, ruang
umum (lobby,
ruang makan dan sebagainya ).
3)
Struktur organisasi Hotel Bintang Satu
( * )
Manager
|
Bell Boy
|
Bell Captain
|
Front Office
Casier
|
Reception
|
Gambar 1 : Skema Struktur
Organisasi Hotel
Bintang Satu
b. Hotel Bintang Dua ( ** )
Klasifikasi hotel
bintang 2 mempunyai kondisi sebagai berikut :
1)
Kamar
Tidur ( Bedroom )
a)
Minimum mempunyai 20 kamar dengan luasan 20 m2/kamar
b)
Setidaknya terdapat 1 kamar suite dengan luasan 44 m2/kamar
c)
Memiliki dua tipe kamar yaitu single bed dan Double bed
d) Memiliki jenis kamar standar room dan deluxe room.
e)
Memiliki kamar mandi standart.
2)
Memilik ruang makan
3) Lobby
a) Harus ada lobby
b)
Tata udara dengan AC/ventilasi
c)
Kapasitas penerangan minimum 150 lux
4)
Sarana olah raga dan rekreasi
Minimum 1 buah dengan
alternatif pilihan: tenis, golf, fitnes, biliard, jogging, taman bermain anak,
olahraga air (misal kolam renang).
5)
Utilitas penunjang
a)
Terdapat transportasi vertikal yang bersifat
mekanis
b)
Ketersediaan air minimum 300 liter/orang/hari
c)
Daya listrik mencukupi
d) Tata udara dengan/tanpa
pengatur udara
e)
Terdapat ruang mekanik
f)
Komunikasi dengan telepon saluran dalam (house phone),
g)
Terdapat fasilitas sentral radio, carcall
h)
Terdapat alat deteksi kebakaran awal pada tiap
ruang, fire extinguisher, fire hydrant,
pintu kamar tahan api
i)
Minimum terdapat 1 ruang jaga
6)
Room Attendant
|
Executive
Housekeep
|
F & B Manager
|
Fromt Office
Manager
|
General Manager
|
Trainee
|
Waiter
|
Front Desk Attendent
|
Gambar 2: Skema Struktur Organisasi
Hotel Bintang Dua
c.
Hotel Bintang Tiga ( *** )
Klasifikasi hotel bintang 3 mempunyai kondisi
sebagai berikut :
1)
Kamar Tidur (Bedroom)
a)
Terdapat 30 kamar standar dengan luas 22 - 25 m2/kamar
b)
Terdapat minimum 2 kamar suite dengan luas 48 m2/kamar
c)
Memiliki tipe kamar single bed, double bed dan twin
bed.
d) Memiliki jenis kamar standar room, deluxe room dan superior room.
e)
Memiliki kamar mandi standar
2)
Ruang makan (Dining
room)
Bila tidak berdampingan
dengan lobby maka harus dilengkapi dengan kamar mandi/wc sendiri.
3)
Restaurant
4)
Bar
a)
Apabila berupa ruang tertutup maka harus
dilengkapi dengan pengatur udara mekanik (AC) dengan suhu 240C
b)
Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1 m
5)
Lobby
a)
Mempunyai luasan 30 m2
b)
Dilengkapi dengan lounge
c)
Toilet umum minimum 1 buah dengan perlengkapan
6) Drug Store
a)
Minimum terdapat drugstore, bank, money
changer, biro perjalanan, air line agent,
souvenir shop, perkantoran, butik dan salon.
b)
Tersedia poliklinik
c)
Tersedia paramedis
7)
Sarana rekreasi dan olahraga
a)
Minimum 1 buah dengan pilihan : tenis, bowling, golf, fitness, sauna, billiard, jogging,
taman bermain anak
b) Terdapat kolam renang
dewasa yang terpisah dengan kolam renang anak
c)
Sarana rekreasi
8)
Utilitas penunjang
a)
Terdapat transportasi vertikal mekanis
b)
Ketersediaan air bersih minimum 500
liter/orang/hari
c)
Dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin
d) Dilengkapi dengan
telepon lokal dan interlokal
e)
Tersedia PABX
f)
Dilengkapi dengan sentral video/TV, radio,
paging, carcall
9)
Personal Manager
|
Hotel Account
|
F & B
Manager
|
Sales & Marketing
|
General
Manager
|
Room Divition Manager
|
Executive Secretary
|
Duty Manager
|
Front Office Manager
|
Executive Housekeep
|
Chief Enginer
|
Gambar 3 : Skema Struktur Organisasi Hotel Bintang Tiga
d. Hotel Bintang Empat ( **** )
Klasifikasi Hotel
Bintang Empat (****) mempunyai kondisi sebagai berikut :
1)
Kamar tidur (Bedroom)
a)
Mempunyai minimum 50 kamar standar dengan luasan
24 – 28 m2/kamar
b)
Mempunyai minimum 3 kamar suite, dengan luasan minimum 48 m2/kamar
c)
Memiliki beberapa tipe kamar yaitu single bed, double bed dan twin bed
d) Memiliki beberapa jenis
kamar yaitu standar room, deluxe room dan
superior room
e)
Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam bedroom
2)
Ruang makan (Dining
room)
Mempunyai minimum 2 buah
dining room, salah satunya berupa coffee shop
3)
Bar
a)
Apabila berupa ruang tertutup maka harus
dilengkapi dengan pengatur udara mekanik (AC) dengan suhu 240C
b)
Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1,5 m
4)
Ruang fungsional
5)
Restaurant
6)
Lobby
a) Mempunyai luasan minimum
100 m2
b)
Terdapat toilet umum untuk pria dan toilet umum untuk wanita dengan
perlengkapannya.
7)
Drug store
8)
Sarana rekreasi dan olah raga
Minimum seperti pada hotel berbintang tiga (***) ditambah dengan diskotik club kedap suara
dengan AC dan toilet.
9)
Utilitas penunjang
Minimum seperti pada hotel bintang tiga (***) dengan :
a)
Transportasi vertikal mekanis
b)
Ketersediaan air bersih minimum 700
liter/orang/hari
c)
Dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin
10) Struktur organisasi
Hotel Bintang Empat (****)
Security
supervisoronn
|
Maintenance
supervisor
|
Direksi
|
Human
resources
|
Manager
|
Front
office
|
House
keeping
|
F & B
suervisor
|
Chief
accountin
|
marketing
|
security
|
tecnician
|
personalia
|
Night
audit
|
Room boy
|
waiter
|
Sales
& marketing
|
driver
|
cashier
|
House man
|
cook
|
General
cashier
|
reservation
|
gardener
|
Dish
washer
|
Debr
collector
|
reception
|
laundry
|
Barthender
|
Store
keeper
|
operator
|
greeter
|
Cost control
|
Bell boy
|
cashier
|
income
|
Gambar 4 : skema Struktur Organisasi Hotel Bintan Empat
e.
Hotel Bintang Lima ( ***** )
Hotel kelas ini
mempunyai kondisi sebagai berikut :
1)
Kamar tidur (Bedroom)
a)
Mempunyai minimum 100 kamar standar dengan
luasan 26 – 30 m2/kamar
b)
Mempunyai minimum 4 kamar suite dengan luasan 52 m2/kamar
c)
Memiliki beberapa type kamar yaitu single bed. Double bed dan twin
bed
d) Memiliki beberapa jenis
kamar yaitu deluxe room, superior room,
junior suite, dan executive suite.
e)
Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam
kamar
2)
Ruang makan (Dining
room)
Mempunyai minimum 3 buah
dining room, salah satunya dengan
spesialisasi masakan (Japanese /Europan
food)
3)
Bar
4)
Lobby
5)
Drug store
6)
Sarana rekreasi dan olahraga
Minimum seperti pada
hotel berbintang empat (****) ditambah dengan area bermain anak minimum ayunan
atau ungkit (children playground)
7)
Utilitas penunjang
Minimum seperti pada hotel
bintang empat (****) dengan tambahan :
a)
Transportasi vertikal mekanis
b)
Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/orang/hari
c)
Dilengkapi dengan isntalasi air panas/dingin
d) Dilengkapi dengan
sentral video, musik, radio, carcall
8)
Restoran
Sub bagian restoran di
hotel yang besar dapat dibagi menjadi :
a)
Main dining room atau ruang makan utama
yang menyediakan makanan Perancis atau internasional
b)
Coffee shop, restoran yang
menyediakan dan menyajikan makan pagi dengan menu dan jenis pelayanannya lebih
sederhana atau biasa disebut ready on plate
c)
Restoran yang spesifik seperti grill-room, pizzarea, japanesse, oriental.
d) Room service : restoran yang
melayani dan menyeiakan hidangan makanan dan minuman kepada tamu hotel yang
enggan keluar kamar. Atas dasar pesanan tamu, makanan dan minuman diantar
langsung ke kamar tamu.
9)
Executive
Asst. ManaServiceger
|
General Manager
|
Executive
secretary
|
Human
Resource
|
Sales
& marketing
|
Executive
house
|
Financial
controller
|
Food
& beverage
|
Executive chef
|
Entertainment general
|
Chief
engineering PProduction
|
Front
office manager
|
Gambar 5 : Skema Struktur Organisasi Hotel Bintang Lima
6. Depertemen
– depertemen yang ada dalam hotel
Menurut Baker, Huyton, dan Bradley (2000), departemen dalam hotel
dapat diklasifikasikan berdasarkan kontak staf dengan konsumen,yaitu :
a.
Front-of-the-house
Front-of-the-house
(frontliner) adalah barisan bagian
depan dari hotel yang merupakan aktivitas utama disebuah hotel di mana staf
melakukan kontak secara langsung terhadap tamu (guest contact), antara lain :
1) Front
office
Bagian yang paling tampak dalam sebuah hotel. Aktifitas front office terpusat pada reception, yang mana tamu hotel
memberikan kesan pertama yang penting terhadap hotel. Reception juga merupakan
pusat komunikasi operasional hotel.
2) Housekeeping
Bagian ini bertanggung jawab dalam mengatur kamar tamu dan kebersihan
semua area hotel.
3) Food and
beverage (F&B)
Departemen F&B menyediakan fasilitas yang bervariasi untuk tamu,
namun konsentrasinya pada penyediaan makanan dan minuman.
4) Porters
(Concierge/lobbyservice)
a)
Head hall porter (bell captain/lobby service manager)
Bertugas untuk menyapa semua tamu yang datang, menunjukkan arah,
dan memanggilkan taksi.
b)
Doormen
Bertugas untuk membawakan barang – barang bawaan
tamu yang datang maupun keluar hotel dan membukakan pintu mobil.
c)
Bellboys / porters
Mengantarkan pesanan dan pesan dari tamu hotel maupun karyawan,
membawakan tas ke kamar dan keluar kamar,serta menjaga kebersihan dan kerapian
lobi hotel.
5) Security
Security bertanggung jawab penuh terhadap kemanan tamu hotel, pengunjung,
dan karyawan hotel.
b.
Back-of-the-house
Back-of-the-house adalah bagian dari hotel dimana staf hanya
melakukan sedikit atau tidak melakukan kontak secara langsung terhadap tamu,
antara lain:
1)
Accounting
Accounting bertanggung jawab dalam mengawasi semua aktivitas keuangan suatu
hotel, misalnya: perbankan, akumulasi data operasional, menyiapkan laporan
internal, audit, dan laporan keuangan.
2)
Personal and training (Human resource)
Personal and training (Human resource) bertanggung
jawab dalam mempekerjakan karyawan (termasuk perekrutan dan pemilihan internal
dan eksternal) dan juga training, kompensasi, pengembangan karyawan.
3)
Engineering (Maintenance)
Engineering bertanggung jawab untuk perawatan dan pengoperasian semua mesin
dan perlengkapan termasuk pemanas, air
conditioning, dan pencahayaan. Departemen ini bertanggung jawab pula dalam
pekerjaan kayu, pipa saluran air, di dalam maupun di luar hotel.
4)
Purchasing (Bagian
Pembelian)
Bagian ini yang mengelola pembelian barang – barang restoran
untuk keperluan sehari – hari seperti
bahan makanan, bumbubumbuan, dan lain – lain.
5)
Sales and marketing
Departemen sales and
marketing bertanggung jawab untuk menghasilkan bisnis baru bagi hotel,
seperti penjualan kamar, function,
convention, bahkan restoran dan bar. Departemen ini juga menangani
periklanan hotel serta promosi penjualan, publikasi, dan berperan dalam public relation.
c.
Restauran
Sebuah restauran
di dalam hotel tidak dapat bekerja sendiri tanpa adanya dukungan langsung
maupun tidak langsung dengan bagian-bagian lain di dalam hotel. Kerja sama yang
dimaksudkan meliputi kerja sama dengan bagian:
1)
Dapur. Bagian dapur yang menyiapkan
dan mengolah makanan yang akan disajikan atau dijual di restoran.
2)
Front Office (Kantor Depan Hotel). Tamu – tamu yang menginap di hotel biasanya mengunakan fasilitas restoran
untuk kebutuhan makan/minum mereka.
3)
Housekeeping. Bagian housekeeping (tata graha) melalui laundry akan
menyediakan serbet makan, taplak meja yang bersih.
4)
Stewarding (Pencucian Alat Restoran). Bagian ini selalui mensuplai alat- alat makan dan alat saji yang
bersih setiap habis dipakai.
5)
Store Room (Bagian Gudang). Bagian ini menyediakan bahan makanan untuk diolah atau
bumbu-bumbuan, seperti gula, saos tomat, kecap garam, lada, sambal botol, dan
lain-lain.
6)
Purchasing (Bagian Pembelian). Bagian ini yang mengelola pembelian , bagian ini yang mengelola
pembelian barang-barang restoran untuk keperluan sehari-hari seperti bahan
makanan, bumbu-bumbuan, dan lainlain.
7)
Engineering dan Maintenance
(Bagian Teknisi dan Pemeliharaan). Bagian
ini akan bekerja apabila ada beberapa bagaian peralatan dan restoran mengalami
kerusakan teknis seperti lampu mati, alat pendingin tidak bekerja, meja dan
kursi yang rusak, dan lain-lain.
8)
Accounting. Dengan bagian ini tamu-tamu yang makan di restoran akan
melakukan pembayaran di kasir, yang mana secara struktural kasir berada di
bawah Accounting Department.
B. Tinjauan
Terhadap Pariwisata
1.
Pengertian pariwisata
Sebagai suatu gejolak sosial, pemahaman akan pengertian dari makna
pariwisata memiliki banyak definisi. Akan tetapi dari kegiatan penulisan tesis
ini, suatu sintesa mengenai konsepsi dan pengertian .pariwisata. yang digunakan
sebagai suatu tinjauan pustaka dapat dibatasi pada pengertian:
a.
Pengertian
pariwisata menurut Kamus Bahasa Indonesia yaitu ; Pariwisata
adalah pariwisata berarti perjalanan keliling dari suatu tempat ke tempat lain dengan perjalanan untuk rekreasi, pelancongan dan turisme.
b.
Pengertian Pariwisata
menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi (Pasal 1 Angka 1 UU No. 10 Tahun
2009 Tentang Kepariwisataan) sebagai berikut ; Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan
wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.
2. Motivasi
wisata
Motivasi wisata dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Motivasi fisik, hal ini dapat berhubungan dengan hasrat untuk
mengembangkan kondisi fisik, beristirahat, santai, berolahraga atau
pemeliharaan kesehatan agar gairah kerja muncul kembali.
b. Motivasi budaya, keinginan untuk melihat atau mengetahui Negara
lain, terutama tentang penduduknya, cara hidupnya serta adat istiadatnya.
c. Motivasi pribadi, motivasi yang didorong oleh keinginan
mengunjungi sanak saudara, mencari kawan baru, dan lain – lain. Berkaitan
dengan keinginan meninggalkan kesibukan dan rutinitas.
d. Motivasi karena prestise atau status, motivasi yang didorong untuk
memperlihatkan gengsi, kedudukan dan status pada masyarakat demi prestise
pribadi. Ada dikaitkan pada perjalanan dinas, pertemuan – pertemuan, bisnis,
pendidikan, dan lain – lain.
3.
Pola pengembangan pariwisata di Indonesia
Pola
pengembangan pariwisata di Indonesia diprioritaskan pada Daerah Tujuan Wisata (
DTW ), dengan 4 kerangka utama yaitu:
a.
Pengembangan ekonomi investasi
b.
Pengembangan areal
c.
Pengembangan fisik
d.
Pengembangan kegiatan pariwisata
Sedangkan pengembangan Daerah Tujuan
Wisata ( DTW ) dititik beratkan pada :
1)
Tersedianya sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang lainnya.
2)
Asas pemerataan pembangunan, dalam arti pembangunan dibidang lainnya
disuatu daerah pengembangan.
C. Tinjauan
Terhadap Hotel Wisata
1. Pengertian
hotel wisata
Hotel wisata adalah
sarana akomodasi yang pada umumnya terletak di daerah wisata, tempat berlibur,
atau rekreasi yang ditunjang oleh berbagai fasilitas yang memadai dan beragam
dan disesuaikan dimana potensi itu berada, sehingga tercipta suasana yang lebih
rileks yang memadai dan beragam, informal, rekreatif bagi pengunjung.
- Kriteria umum hotel wisata
Kecenderungan yang dituntut hotel wisata pada umumnya adalah:
a.
Orientasi
bangunan dan balkon/teras mempunyai pemandangan (view) yang langsung atau dekat terhadap suasana lingkungan seperti
gunung, sungai yang mengalir, air terjun atau bangunan bersejarah, tergantung
dari jenis wisata.
b.
Penjagaan
wisata lingkungan yang spesifik, yang meliputi suasana alam yang menarik,
seperti pohon-pohon besar atau formasi geologis.
c.
Pengelompokan
fasilitas-fasilitas dan kegiatan wisata, pengelompokan secara fungsional
tipe-tipe akomodasi, fasilitas rekreasi dan fasilitas komersial. Ini
dimaksudkan untuk menciptakan kenyamanan bagi pengunjung .
d.
Adanya
hubungan yang erat antara sarana akomodasi dan atraksi wisata yang utama.
kriteria ini meliputi penataan tapak hotel yang
menghasilkan akses yang sangat baik terhadap zona atraksi yang utama,
misalnya kolam area daiving atau
fasilitas olahraga.
e.
Akses ke
lingkungan hotel wisata mudah dicapai kendaraan umum/pribadi, roda empat,
langsung ke area hotel.
f.
Terdapat zona pembagi wisata. Penataan
lansekap sepanjang batas lingkungan yang berdekatan terutama jika kegiatan
wisata tersebut dapat mengganggu lingkungan tersebut.
3. Kegiatan
dan fasilitas hotel wisata
Tujuan utama para
wisatawan menginap di hotel wisata pada umumnya adalah untuk berlibur dan
berekreasi, serta harus dilengkapi dengan fasilitas yang mampu mengantisipasi
tujuan wisatawan yang datang menginap.
Berlibur adalah
kegiatan beristirahat, menghindari kegiatan rutinitas keseharian, mengembalikan
kesegaran badan dan pikiran. Untuk itu diperlukan suasana yang tenang, rileks dan santai. Sedangkan berekreasi
dapat diartikan sebagai kegiatan rekreatif, penyegaran kembali badan dan
pikiran melalui suatu kegiatan yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti
hiburan, piknik, tamasya, berpetualang dan lain-lain. Fasilitas hotel wisata
dapat berbeda antara satu dengan lainnya, disesuaikan dengan alam dimana hotel
itu berada, besar kecil hotel dan klasifikasinya serta tuntutan suasana yang
diinginkan.
Untuk hotel
wisata yang berada pada daerah danau atau kawasan wisata alam pengelolaan
fasilitas lengkap yang disediakan, seperti:
a.
Fasilitas
makan dan minum, seperti restoran, bar, coffee
shop,apotik dan lain-lain.
b.
Fasilitas
penunjang seperti shopping arcade, bank dan
money changer, travel agency dan fasilitas lainnya yang biasanya terdapat
pada hotel wisata.
c.
Fasilitas
lain seperti lapangan olahraga (tennis, fitness
centre, jogging, kolam renang dan lain-lain).
d.
Fasilitas
infomasi seperti pelayanan informasi budaya, seni tradisional, warisan keterampilan
tangan dan lain-lain.
4. Struktur
organisasi hotel wisata
Struktur
organisasi menunjukkan suatu tingkatan yang hirarkis, dimana dalam struktur
tersebut diketahui bagian-bagian yang terdapat di hotel yang bersangkutan,
hubungan yang satu dengan yang lain, hubungan antara atasan dengan bawahan.
Pembagian departemen pada hotel wisata adalah:
a. Room devision
1). Front office departemen/kantor bagian depan ( recepcionist).
2). House keeping/bagian tata graham.
b. Food dan
beverage departemen/bagian
makanan dan minuman.
c. Porters (Concierge/lobbyservice). Departemen
ini tersedia dari sejumlah besar karyawan berseragam.
d. Marketing
departemen/bagian pemasaran.
e. Accounting departemen/bagian akunting pemasaran.
f. Engineering
departemen/bagian teknik.
g. Security
departemen/bagian keamanan.
h. Personalia
departemen/ bagian personalia.
i.
Recreatioan departemen/ bagian fasilitas rekreasi.
5. Dasar
penentuan fasilitas
Hotel wisata
berfungsi sebagai suatu sarana untuk memenuhi kebutuhan tamu (wisatawan dan
pelancong), sebagai tempat tinggal sementara selama berada jauh dari tempat
asalnya.
Pengelompokan
fasilitas hotel wisata dibagi berdasarkan sifat dan karakteristik dari
fasilitas:
a. Publik.
Fasilitas
ini terbuka bagi semua pengunjung hotel, sehingga ada akses keluar.
b. Semi publik
Fasilitas
ini hanya dapat dipergunakan oleh semua pengunjung hotel, dan tidak
diperkenankan orang luar untuk mempergunakan dengan alasan menjaga ketenangan
penghuni.
c. Privat
Fasilitas
ini bersifat sangat privat dan hanya dipergunakan oleh orang yang
berkepentingan langsung dengan fasilitas tersebut, seperti kamar hotel (quest room).
d. Service
Fasilitas
ini merupakan fasilitas pendukung dari semua fasilitas dan pelayanan dikawasan tersebut.
Dasar pertimbangan dalam
menentukan fasilitas hotel wisata yaitu:
a. Pelaku aktifitas
1).
Tamu
2). Pelayan
tamu, yaitu staf administrasi manager yang mengelola segala kegiatan yang ada
dalam hotel baik intern maupun ekstern yang termasuk dalam kategori:
a). Asisten manager
b). Staf departemen akuntansi dan keuangan
c). Staf departemen teknik dan transportasi
d). Staf departemen makanan dan minuman
e). Staf departemen kerumah tanggaan
f). Staf departemen rekreasi.
g). Karyawan bagian dapur.
h). Karyawan bagian loundry.
b. Jenis aktifitas
1).
Kegiatan tamu
a). Kegiatan pokok adalah:
(1) Istirahat (tidur)
(2) Kegiatan makan dan minum
(3) Kegiatan tambahan seperti rekreasi
b). Kegiatan aktif
Aktifitas yang
dilakukan adalah menikmati pemandangan, berjalan
santai, berlari dan lain-lain.
Sifat
aktifitas:
(1) Dilakukan dalam waktu dan suasana yang santai juga gembira.
(2) Cenderung banyak kerja
fisik.
(3) Aktif, santai dan bebas.
c) Kegiatan pasif
Aktifitas yang dilakukan adalah melihat,
menonton dengan penuh perhatian.
Sifat aktifitas:
(1) Dilakukan dalam suasana
gembira/santai.
(2) Banyak kerja pikiran (penuh
perhatian).
(3) Menikmati keindahan alam.
2). Kegiatan pengelola
hotel
a). Staf karyawan hotel
Yaitu staf
administrasi manager yang mengelola segala kegiatan yang ada dalam hotel baik
intern maupun ekstern yang termasuk dalam kategori:
(1). Asisten manager
(2). Staf departemen teknik dan
transportasi.
(3). Staf departemen keuangan.
(4). Staf departemen makanan dan
minuman.
(5). Staf departemen kerumah tanggaan
dan lain-lain.
Yang dimaksud karyawan dalam hal ini
adalah para pekerja yang tidak langsung berhubungan dengan pengunjung:
(a) Karyawan bagian dapur.
(b) Karyawan bagian loundry (binatu).
(c) Karyawan bagian kimia.
b). Kegiatan pelayanan
hotel
Dalam susunan struktur organisasi dari
suatu hotel, berpedoman pada kegiatan pokok, maka departemen/bagian yang harus
ada adalah:
(1).
Kantor depan hotel / front
office, menurut Endar Sugiarto
(2003) bagian tersebut memilki sub bagian yaitu: fungsi utama dari bagian ini
adalah menyewakan kamar dan fasilitas lain.
Adapun
pelayanan yang dberikan anatara lain:
(a).
Pelayanan pemasaran kamar (reservation
service) mempunyai fungsi menerima pesanan-pesanan kamar yang dibuat oleh
tamu.
(b).
Pelayanan penanganan barang-barang tamu (porter
bel captain, desk service).
(c).
Pelayanan informasi (information service)
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh tamu selama menginap di hotel.
(d).
Pelayanan check in dan check out tamu (reception atau front desk) mempunyai fungsi menangani tamu-tamu
yang check in dan check out.
(e).
Kasir kantor depan hotel (front office
cashier) mempunyai fungsi menangani seluruh transaksi yang dibuat didalam
hotel selama menginap.
Chief
Manager
|
Chief
Reservation
|
Bell
Captain
|
Reservation
Clerk
|
Front
Office Manager
|
Chief Concierge
|
Telephone
Operator
|
Asisten
|
Reseption
|
Bell boy
|
Reseptionist
|
Gambar 6 : Skema Struktur organisasi
kantor depan hotel
(Sumber: Losari Beach Hotel)
Bagian tata graha adalah suatu bagian yang ada di dalam
organisasi hotel yang mempunyai peranan menata kamar hotel serta memberikan
pelayanan kenyamanan dan kebersihan hotel. Melihat ruang lingkup tanggung jawab
bagian tata graha dari hotel atas
ruangan terdiri dari kamar-kamar tamu, function
room, ruangan umum seperti lobby, koridor, restoran, yang biasa juga
disebut front of the house. Disamping
itu juga bertanggung jawab terhadap kebersihan dapur ruang makan karyawan,
ruang ganti karyawan, ruang kantor dan sebagainya. Biasa disebut juga back of the house.
Sesuai dengan struktur organisasi
maka bagian tata graha dipimpin oleh
seorang executive housekeeper, yang
membawahi beberapa sub bagian yaitu:
(a). Bagian
kamar tamu (room supervisor, mempunyai
tanggung jawab menjaga kebersihan, kerapian dan kelengkapan kamar-kamar tamu.
(b).
Bagian ruang umum (public area
supervisor), mempunyai tanggung jawab menjaga dan memelihara kebersihan,
kerapian dan kelengkapan kebutuhan ruang umum.
(c). Bagian kain (linen
supervisor), mempunyai tanggung jawab atas penyimpanan, penyediaan,
kelengkapan, kebersihan dan kerapian seluruh jenis linen yang dibutuhkan untuk
keperluan operasion hotel.
executiveHousekeeper
|
Asisten executive Housekeeper
|
Linen
Supervisor
|
Public
Area Supervisor
|
Floor
Supervisor
|
Order
Taker
|
Holticultura
supervisor
|
Gambar 7 : Skema struktur organisasi departemen Housekeepeng
(Sumber: Losari Beach Hotel)
Bagian makanan dan minuman
yang mempunyai fungsi menyediakan pelayanan makanan dan minuman bagi tamu-tamu
hotel. Untuk dapat memenuhi dan kebutuhan dan keinginan akan layanan makanan
dan minuman juga harus melakukan pengembangan produk, merancang
kegiatan-kegiatan yang dapat menarik tamu untuk dapat makan dan minum di
restoran hotel. Karena fungsinya tersebut maka ruang gerak aktifitas makanan
dan minuman dapat dibagi menjadi dua ruangan yaitu:
(a).
Ruang atau area yang dapat menghasilkan keuntungan disebut the revemie producing area, seperti restoran, bar, lounge service,
perjamuan (banquet).
(b).
Ruang atau area yang memberikan dukungan dalam memberikan pelayanan disebut the support service area, seperti dapur,
gudang makanan dan minuman dan gudang umum, tempat mencuci peralatan makan dan
peralatan masak.
Terdapat
beberapa klasifikasi metode palayanan makanan yaitu metode malayani sendiri (self service) yang terdiri dari buffet,
take away service dan cafetaria
tradisional, sedangkan metode palayanan pramusaji (walter service) terdiri dari counter
atau bar sevice, table service dan perjamuan (banquet).
c. Wadah aktifitas
1). Wadah
untuk aktifitas tamu
a). Ruang tidur, kamar mandi/wc
b). Ruang duduk, ruang
ganti pakaian.
c). Restoran, bar, coffe shop dan lain-lain.
2). Wadah
tambahan
a). Rekreasi pemandangan
alam (gunung)
b). Kolam renang
c). Taman
d). Toko souvenir dan
lain-lain.
e). Suasana lingkungan yang masih alami yang berbeda dengan tempat
wisata lainnya, pemandangan yang indah dan atraksi lain yang ada disekitar
lokasi hotel.
3). Wadah untuk aktifitas
pengelola
Kegiatan administrasi
a).
Ruang manager/ruang pimpinan staf pengelola, ruang administrasi umum,
staf keuangan.
b). Ruang front office kegiatan pelayanan
tamu/house keeping
a). Ruang karyawan
b). Ruang ganti pakaian.
c). Dapur
d). Gudang.
e). Ruang mesin.
f). Ruang jaga.
D. Tinjauan
Terhadap Beberapa Hotel Wisata
1.
Hotel Bajawa - Ngada
Gambar 8: Hotel
Bajawa- Ngada
Hotel Bajawa merupakan sarana akomodasi di kawasan Bajawa – Ngada Nusa Tenggara Timur,
hotel ini menawarkan keindahan alam air panas So’a, pegunungan,
persawahan, perkebunan kopi serta penduduk lokal yang masih berpegang teguh terhadap budaya
dan adat istiadatnya,
sehingga konsep dari hotel Bajawa adalah konsep tradisional dimana masih
menerapkan bentuk rumah adatnya pada bangunan hotel.
Hotel Bajawa mempunyai tipe kamar seperti Bungalow dengan pemandangan taman
yang indah, hotel ini bisa dijangkau oleh kendaraan pribadi dari Kabupaten Ende sekitar 3,5 jam, tempat ini sangat ideal untuk tempat peristirahatan bagi anda
yang sibuk dengan activitas sehari hari.
Fasilitas –fasilitas hotel
Bajawa yaitu :
a) Restoran
b) Coffe
shop
c) Air panas dan dingin
d) Teras kamar
e) Shower
f) Tempat parkir
Gambar 9: Hotel
Resort Klungkung, Bali
Konsep filosofis pada bangunan ini yang sangat ditekankan, yaitu dengan
menerapkan konsep arsitektur tradisional Bali, yaitu Konsep Tri Angga dan Sanga
Mandala. Penerapan 3 sumbu orientasi pada penzoningan berdasarkan kesucian
areanya. Selain pada masterplannya, penerapan konsep tri angga dan sanga
mandala juga diterapkan pada unit-unit hunian hotel resort ini.
Beberapa karakter bangunan setempat, coba diaplikasikan dalam desain hotel
resort ini. Keunikan karakter desa adat panglipuran dengan sebuah jalan utama
dengan material batu di apit oleh unit-unit hunian, diterapkan pada tata letak
unit-unit standard villa.
Bangunan hotel resort ini juga memanjakan pengunjung
dengan pemandangan yang indah menghadap selat
Badung dan dikelilingi hamparan perkebunan kelapa.
Fasilitas – fasilitas
hotel :
a) Bangunan Hotel Resort ini terdiri dari 2 tipe hunian, yaitu standard villa
(10 unit) dan luxury villa (2 unit).
b) Resto
c) Wedding Room
d) Spa
e) Restaurant
f)
Cafe.
g)
Tempat
Perkir
3.Hotel Purnama di Batu, Malang
Gambar 10. Tampak Depan Hotel Purnama
Hotel Purnama hingga
kini tetap menyandang predikat satu-satunya hotel berbintang empat di kawasan
Malang dan sekitarnya. Terletak di Kawasan Wisata Pegunungan Kota Batu yang
terkenal dengan keindahan pemandangan alam, udara nan sejuk, keramahan
masyarakatnya, dan
terdapat tempat wisata pemandian air panas.
terdapat tempat wisata pemandian air panas.
Hotel Purnama berdiri
sejak awal tahun 1973 atas prakarsa Ibu Tien Megahwati. Mulanya Hotel Purnama
hanya dalam bentuk losmen dengan kondisi bangunan yang terdiri dari tiga blok,
masing-masing dua blok bangunan untuk kamar dan satu blok bangunan untuk
restoran. Sejak menjadi berpredikat bintang empat, hotel ini menambah jumlah
kamar bertambah menjadi 162 unit, dengan adanya jenis kamar Cottages suatu
jenis yang dikhususkan bagi tamu yang ingin menikmati suasana Kota Batu dalam
kenyamanan tersendiri.
Kamar Cottages yang dimiliki Hotel Purnama terdiri dari dua
jenis. Cottages Twin, terdiri atas empat kamar yang bisa dihubungkan
satu dengan lainnya. Setiap kamar dilengkapi dua tempat tidur. Sedangkan
Cottages Double, gabungan dua kamar mandiri tapi juga dapat dihubungkan.
Masing-masing kamar dilengkapi satu tempat tidur besar serta kamar mandi
istimewanya yang memiliki dua sarana pancuran (shower) dan mandi berendam
(bathtub). Ditambah ruang tamu dan ruang makan yang nyaman. Di bagian luar
ditanami aneka bunga.
E. Tinjauan
Terhadap Arsitektur Tropis Vernakuler
1.
Arsitektur tropis
a.
Pengertian
Arsitektur
Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis.
b.
Pembagian arsitektur
tropis berdasarkan iklim
Daerah dengan iklim
tropis didunia terdiri 2 jenis, yaitu daerah dengan iklim tropis kering,
sebagai contoh adalah di negara-negara Timur Tengah, Meksiko, dan sekitarnya,
serta daerah dengan iklim tropis lembab, yang terdapat pada sebagian besar
negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, walaupun untuk beberapa daerah di
Indonesia, misalnya beberapa bagian pulau Nusa Tenggara mengarah pada kondisi
tropis kering.
1)
Arsitektur tropis kering
a)
Ciri-ciri iklim tropis kering:
(1) Kelembaban rendah
(2) Curah hujan rendah
(3) Radiasi panas langsung
tinggi
(4) Suhu udara pada siang
hari tinggi dan pada malam hari rendah (45o dan -10oCelcius)
(5) Jumlah radiasi maksimal,
karena tidak ada awan.
(6) Pada malam hari berbalik
dingin karena radiasi balik bumi cepat berlangsung (cepat dingin bila
dibandingkan tanah basah/lembab).
(7) Menjelang pagi udara dan
tanah benar-benar dingin karena radiasi balik sudah habis. Pada siang hari
radiasi panas tinggi dan akumulasi radiasi tertinggi pukul 15.00. Sering
terjadi badai angin pasir karena dataran yang luas.
(8) Pada waktu sore hari
sering terdengar suara ledakan batu-batuan karena perubahan suhu yang tiba-tiba
drastis.
b) Strategi untuk perancangan bangunan:
(1) Mempergunakan
bahan-bahan dengan time lag tinggi agar panas yang diterima siang hari dapat
menghangatkan ruangan di malam hari.
(2) Bukaan-bukaan dinding
kecil untuk mencegah radiasi sinar langsung dan angin atau debu kering masuk
sehingga mempertahankan kelembaban.
(3) Memperkecil bidang
tangkapan sinar matahari dengan atap-atap datar dan rumah-rumah kecil
berdekatan satu sama lain saling membayangi, jalan-jalan sempit selalu
terbayang. Atap datar juga untuk menghindari angin kencang, karena curah hujan
rendah.
(4) Menambah kelembaban
ruang dalam dengan air mancur yang dibawa angin sejuk.
(5) Pola pemukiman rapat dan
jalan yang berbelok untuk memotong arus angin
(6) Bangunan efisien bila
rendah, masif dan padat.
2)
Arsitektur tropis lembab
a)
Ciri iklim tropis lembab:
DR. Ir. RM. Sugiyanto, mengatakan bahwa ciri-ciri dari iklim
tropis lembab sebagaimana yang ada di Indonesia adalah “kelembaban udara yang
tinggi dan temperatur udara yang relatif panas sepanjang tahun”. ciri lainnya
adalah curah hujan yang tinggi , radiasi matahari global horisontak dan tidak banyak
berbeda sepanjang tahun dan keadaan langit pada
umumnya selalu berawan.
b)
Kriteria perencanaan pada iklim tropis lembab
Menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang
berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab adalah, yaitu :
(1) Kenyamanan thermal
Usaha untuk mendapatkan kenyamanan thermal
terutama adalah mengurangi perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup
dan membawa panas keluar bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung
matahari maupun dari permukaan dalam yang panas.
Cara lain untuk memperkecil panas yang masuk
antara lain yaitu :
(a) Memperkecil luas
permukaan yang menghadap ke timur dan barat.
(b) Melindungi dinding
dengan alat peneduh. Perolehan panas dapat juga dikurangi dengan memperkecil
penyerapan panas dari permukaan, terutama untuk permukaan atap.
Warna terang mempunyai penyerapan radiasi
matahari yang kecil sedang warna gelap adalah sebaliknya.
(2) Aliran udara melalui bangunan
Kegunaan dari aliran udara atau ventilasi adalah
:
(a) Untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan yaitu penyediaan oksigen untuk pernafasan, membawa asap dan uap air
keluar ruangan, mengurangi konsentrasi gas-gas dan bakteri serta menghilangkan
bau.
(b) Untuk memenuhi kebutuhan
kenyamanan thermal, mengeluarkan panas, membantu mendinginkan bagian dalam
bangunan.
(3) Radiasi panas
Radiasi panas dapat
terjadi oleh sinar matahari yang langsung masuk ke dalam bangunan dan dari
permukaan yang lebih panas dari sekitarnya, untuk mencegah hal itu dapat
digunakan alat-alat peneduh (Sun Shading Device).
Cahaya alam siang hari yang terdiri dari :
(a) Cahaya matahari
langsung.
(b) Cahaya matahari difus
Untuk bangunan berlantai banyak, makin tinggi
lantai bangunan makin kuat potensi cahaya langit yang bisa dimanfaatkan. Cahaya
langit yang sampai pada bidang kerja dapat dibagi dalam 3 (tiga) komponen :
(a) Komponen langit.
(b) Komponen refleksi luar
(c) Komponen refleksi dalam
Dari ketiga komponen tersebut komponen langit
memberikan bagian terbesar pada tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu
lubang cahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat penerangan pada
bidang kerja tersebut adalah :
(a) Luas dan posisi lubang
cahaya.
(b) Lebar teritis
(c) Penghalang yang ada
dimuka lubang cahaya
(d) Faktor refleksi cahaya
dari permukaan dalam dari ruangan.
(e) Permukaan di luar
bangunan di sekitar lubang cahaya.
Untuk bangunan berlantai banyak makin tinggi makin berkurang pula
kemungkinan adanya penghalang di muka lubang cahaya.
c. Ciri – ciri bangunan
arsitektur tropis
1)
Mempunyai atap yang relatif tinggi dengan
kemiringan diatas 30 derajat. Ruang di bawah atap berguna untuk meredam panas.
2)
Mempunyai teritisan / overstek atap yang cukup
lebar untuk mengurangi efek tampias dari hujan yang disertai angin. Juga untuk
menahan sinar matahari langsung yang masuk ke dalam bangunan.
3)
Mempunyai lubang / bukaan untuk ventilasi udara
secara silang, sehingga suhu di dalam ruangan bisa tetap nyaman.
4)
Pada daerah tertentu, rumah panggung menjadi
ciri utama yang kuat untuk antisipasi bencana alam dan ancaman binatang buas.
5)
Penggunaan material lokal yang sumbernya bisa
didapat di sekitarnya.
2.
Arsitektur vernakuler
a.
Pengertian
Arsitektur
vernakular adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang dari arsitektur rakyat
yang lahir dari masyarakat etnik dan berjangkar pada tradisi etnik, serta
dibangun oleh tukang berdasarkan pengalaman (trial and error),
menggunakan teknik dan material lokal serta merupakan jawaban atas setting
lingkungan tempat bangunan tersebut berada dan selalu membuka untuk terjadinya
transformasi.
b. Pembagian arsitektur
vernakuler
Berdasarkan
tradisi cara membangunnya, vernacular dibagi menjadi bangunan grand-tradition
dan folk-tradition. Pada klasifikasi folk-tradition ia menempatkan dua kelompok
yaitu kelompok arsitektur primitif dan arsitektur vernakular. Rapoport kemudian
mengidentifikasi lanjut bahwa jenis arsitektur vernakular yang ada dapat
dipisahkan sebagai vernakular-tradisional dan vernakular-modern. Terjadinya
bentuk-bentuk atau model vernakular disebabkan oleh enam faktor yang dikenal
sebagaimodifying factor diantaranya
adalah :
1)
Faktor bahan
2)
Metode konstruksi
3)
Faktor teknologi
4)
Faktor iklim.
5)
Pemilihan lahan
6)
Faktor sosial-budaya
c.
Ciri-ciri bangunan arsitektur vernakuler
1)
Sebagai salah
satu model dan pencocokan missal :
individu yang berubah.
2)
Penyesuaian
terhadap suatu model. Penambahan atau penghilangan ruangan. Membuat penyesuaian
terhadap masalah(bentuk menyesuaikan masalah).
3)
Memperlihatkan
dengan jelas hubungan antara pola-pola bentuk dengan pola-pola kehidupan.
Misal: pola kehidupan keluarga yang hangat dan akrab mengakibatkan pola bentuk
dengan ruang keluarga berada ditengah-tengah dan berukuran besar.
4)
Umumnya
memiliki nilai simbolis.
5)
Pengungkapan
langsung dari nilai-nilai, daya cipta masyarakat, persepsi dan pandangan hidup
yang berubah.
NOTE. UNTUK FILE MENTAH SILAHKAN KOMENTAR DAN SERTAKAN EMAIL ANDA, DAN KAMI AKAN MENGIRIMKAN LINK DOWNLOADX
<<<<<<<<<<KEMBALI KE BAB I
LANJUTAN BAB III>>>>>>>>>>>>
<<<<<<<<<<KEMBALI KE BAB I
LANJUTAN BAB III>>>>>>>>>>>>
No comments:
Post a Comment
Semoga Artikell Kami Bermanfaat,,,,,,,,,, Jagan Lupa Langganan dan Membagikan,,,,,,,,,!