BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Makassar merupakan pusat pelayanan jasa
perdagangan Kawasan Timur Indonesia baik berupa perdagangan jasa maupun barang
dimana diharapkan menjadi pioner dalam pembangunan, utamanya pada daerah
kepulauan sulawesi dalam kaitannya perkembangan kota makassar terkait langsung
dengan fasilitas yang telah ada dan pertimbangan efisiensi yang dipunyai suatu
wilayah. Sulawesi Selatan merupakan wilayah yang relatif telah mencapai
tingkat kemajuan pembangunan yang lebih
dibandingkan dengan wilayah lain yang ada di Kawasan Timur Indonesia. Kondisi
objektif inilah yang menempatkan Sulawesi Selatan sebagai wilayah yang paling
memungkinkan untuk dijadikan sebagai pioner dalam pengembangan Kawasan Timur
Indonesia.
Makassar sebagai pusat pengembangan Kawasan Timur
Indonesia semakin mantap sebagai kota metropolitan baru setelah Jakarta,
Surabaya dan Medan. Tahap peningkatannya di bidang industri dan perdagangan
telah sampai pada era standarisasi internasional, era yang mampu memberikan keleluasaan
gerak bagi pelaku-pelaku ekonomi di Kawasan Timur Indonesia untuk lebih
mengembangkan usahanya ke negara-negara tetangga, terlebih dengan
diberlakukannya kebijakan pemerintah mengenai otonomi daerah yang memungkinkan
eksplorasi SDA dan SDM secara maksimal dan akan diberlakukannya era pasar bebas
pada tahun 2003.
Berkaitan dengan hal tersebut, pertumbuhan ekonomi
Sulawesi Selatan menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun, hal
tersebut terlihat dari meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
dengan kenaikan rata-rata 5,60% pertahunnya dari tahun 1994-1999.[1]
Berdasarkan hal tersebut, menunjukkan bahwa aktifitas perdagangan khususnya
bidang perdagangan dan pelayanan jasa komersil di wilayah kota Makassar, dimasa
akan datang akan sangat dibutuhkan sesuai dengan perkembangan perekonomian kota
Makassar. Sektor perdagangan barang dan pelayanan jasa serta industri adalah
kekuatn utama dalam membuat pondasi perekonomian kota Makassar maupun negara. Salah
satu kecenderungan pesatnya pertumbuhan jasa perdagangan di Makassar yaitu
diperlihatkan dengan berubahnya wajah kota dan adanya arah perkembangan kota
dimana kota Makassar saat ini telah tumbuh perusahaan-perusahaan jasa
perkantoran (manufacturing dan perbankan) dan perusahaan yang bergerak dibidang
pertokoan/perbelanjaan serta beralihnya pusat pemerintahan dan kawasan
permukiman ke pinggiran kota.
Meningkatnya kegiatan disektor tersebut seringkali
tidak disertai dengan pengadaan wadah yang ideal, menyangkut kondisi bangunan,
suasana dan lokasi yang tidak sesuai dengan kegiatan tersebut. Kondisi pusat
kota yang kerap kali mendapatkan masalah seperti kepadatan akibat pesatnya
pembangunan disertai dengan meningkatnya arus lalu lintas kota dan
terkonsentrasinya penduduk sehingga nilai tanah juga semakin mahal, yang
mengakibatkan suatu usaha / badan usaha sulit untuk menyelenggarakan usahanya. Untuk
mengatasi masalah ini adalah dengan menyediakan jasa pelayanan kantor sewa
dimana para usahawan menyewa ruang atau tempat untuk menjalankan kegiatan usahanya.
Dari gejala tersebut dapat diperkirakan, pada masa yang mendatang akan muncul
wadah perdagangan baru berupa perkantoran yang diharapkan mampu menjadi wadah
yang ideal dan memiliki prospek yang
sangat cerah dimana pengelolaannya bersifat komersial, sebagai salah satu
alternatif untuk mengoptimalkan lahan di pusat kota.
B. Ungkapan Masalah
1.
Bagaimana menentukan lokasi yang tepat sehingga
mudah dijangkau oleh pengguna bangunan/konsumen.
2.
Bagaimana mengungkapkan prospek pengadaan Kantor
Sewa di Makassar yang meliputi motivasi pengadaan, jenis dan klasifikasi Kantor
Sewa yang dibutuhkan, pengertian dan tujuan pengadaan serta aktivitas pelaku
yang terjadi secara terus menerus di dalam wadah Perkantoran Sewa.
3.
Bagaimana menjelaskan kebutuhan ruang dari
pengadaan Kantor Sewa yang meliputi kebutuhan ruang, besaran ruang, penzoningan
ruang, pola dan lay out, sirkulasi ruang serta persyaratan ruang lainnya.
4.
Bagaimana mengungkapkan prospek perancangan
fisik (arsitektural) lainnya dari
pengadaan Kantor Sewa seperti sistem utilitas bangunan, tata massa dan
penampilan bangunan serta sistem struktur dan konstruksi.
C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan
1.
Tujuan pembahasan
Tujuan pembahasan adalah menyusun acuan perancangan yang dapat
dipakai sebagai patokan dalam presentasi perancangan arsitektural kantor sewa
di kota Makassar.
2.
Sasaran pembahasan
Sasaran pembahasan ditujukan pada maasalah pengadaan kantor
sewa di kota Makassar yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat
serta tuntutan pengusaha di kota Makassar dan kriteria arsitekturalnya sehingga
dapat melahirkan pola perencanaan tertentu yang memenuhi fungsi sebagai wadah
komersial.
D. Lingkup dan Batasan Pembahasan
1.
Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan dibatasi
pada masalah-masalah yang berhubungan dengan disiplin ilmu arsitektur mengenai
pengadaan kantor sewa di Makassar dan masalah diluar disiplin arsitektur yang
dianggap relevan dapat menunjang pembahasan.
2.
Batasan Pembahasan
Batasan perencanaan dari
pengadaan dan perkantoran diproyeksikan hingga 10 tahun mendatang dengan
mengambil standar kebutuhan ruang pada tahun 2003 sebagai titik tolak
perencanaan.
E. Metode Pembahasan
Dalam pembahasan ini,
agar tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku, dilakukan dengan cara :
1.
Studi Literatur
Studi ini merupakan penelitian kepustakaan yang dimaksudkan
untuk mengetahui dan memperluas wawasan mengenai kantor sewa.
2.
Analisa
Pada tahap ini semua data yang ada dianalisa dan disimpulkan
untuk mengatur perancangan selanjutnya. Dalam tahap ini juga diusahakan untuk
melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang.
F. Sistematika Pembahasan
Bab
I : Pendahuluan, mengemukakan gambaran umum
yang melatarbelakangi obyek studi yang dipilih serta pola pembahasannya.
Bab
II : Tinjauan umum,
meninjau secara umum kantor sewa sebagai wadah komersial yang meliputi
unsur-unsur kegiatan, fungsi dan pelayanannya serta faktor pengaruh dalam
pengadaannya.
Bab
III : Tinjauan khusus,
merupakan analisis pengadaan kantor sewa di kota Makassar sebagai obyek
perencanaan serta faktor penentu pengadaannya.
Bab
IV : Kesimpulan,
menyimpulkan apa yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu baik secara umum
maupun secara khusus
Bab
V : Pendekatan konsep
perancangan, yang merupakan analisis
dari bab sebelumnya dan studi literatur standar yang berisi pendekatan konsep
perancangan kantor sewa.
Bab
VI : Konsep dasar
perancangan, yang merupakan
konsep program perancangan kantor sewa yang akan dijadikan pegangan dalam
desain.
NOTE. UNTUK FILE MENTAH SILAHKAN KOMENTAR DAN SERTAKAN EMAIL ANDA, DAN KAMI AKAN MENGIRIMKAN LINK DOWNLOADX
min ijin minta mentahannya yaa
ReplyDeleteyopyopae@gmail.com